Alat Musik Aceh

  • 4 min read
  • Mei 07, 2022
Alat Musik Aceh

Alat musik Aceh merupakan kesenian dan kebudayaan leluhur yang harus kita jaga dan lestarikan.

Terdapat keunikan tersendiri dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Selain untuk sarana hiburan kesenian ini juga digunakan sebagai pengiring suatu acara penting yang dihadiri oleh masyarakat Aceh.

Terdapat kemiripan di dalam alat musik Aceh dengan alat musik di daerah lain, tetapi setelah kita teliti, terdapat perbedaan cukup jelas antara satu dan yang lainya.

Namun seiring berjalanya waktu lambat laun salah satu kebudayaan ini mulai ditinggalkan akibat kemajuan zaman dan teknologi.

Satu persatu tergantikan dengan alat musik modern. Tulisan dibuat sebagai salah satu bentuk sosialisasi melalui media online untuk melestarikan budaya Indonesia.

Mengenal Alat Musik Tradisional Aceh

Mengenal Alat Musik Tradisional Aceh

Alat musik tradisional Aceh mempunyai ragam jenis yang cukup banyak. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik dan keunikan masing-masing.

Selain itu, ada yang dikategorikan sebagai alat musik berjenis ritmis dan juga harmonis. yang dapat dipadukan bersama-sama dan mengasilkan suara yang dinamis.

Selain digunakan untuk sarana hiburan, alat musik tradisional ini juga dapat digunakan sebagai waktu beribadah dan memanggil masyarakat untuk berkumpul.

Apa saja kegunaan dan fungsi alat musik tradisional Aceh, semua itu akan di bahas sebagai berikut.


Baca Juga:


Jenis Alat Musik Tradisional Aceh

Jenis Alat Musik Tradisional Aceh

Setidaknya ada 10 macam jenis alat musik tradisional Aceh yang mempunyai keanekaragaman dan keunikan tersendiri, ada juga metode atau cara memainkan alat musik ini. Berikut beberapa alat musik tradisional Aceh yang akan menambah wawasan kita semua :

1. Arbab

Arbab

Arbab termasuk ke dalam alat musik golongan kordofon dan dimainkan dengan cara digesek. Instrumen musik yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam ini terbuat dari bahan dasar kayu, tempurung kelapa dan juga kulit kambing.

Arbab hanya memiliki satu dawai atau senar yang digesek dengan menggunakan alat khusus yang bernama “Go Arbab” yang terbuat dari serat tumbuhan, kayu atau rotan yang berbentuk seperti busur panah.

Arbab digunakan sebagai pendamping lagu tradisional di masyarakat Aceh. Seringkali alat musik ini dimainkan bersamaan dengan Rapai.

Arbab pada umumnya dimainkan pada acara pesta rakyat atau hanya sekedar hiburan semata.

2. Bangsi Alas

Bangsi Alas
sumber : steemit

Bangsi / Bansi Alas merupakan alat musik yang masuk kedalam golongan aerofon yang berarti alat musik yang dapat menghasilkan suara dari hembusan udara atau singkatnya ditiup.

Instrumen musik tradisional ini tumbuh dan berasal dari daerah Lembah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara yang biasa digunakan sebagai pengiring musik Tarian Landok Alun. Sebuah tarian khas Desa Telangat Pagan.

” Pembuatan bangsi identik dengan kabar meninggalnya seseorang, apabila seseorang meninggal maka bangsi yang dibuat akan dihanyutkan disungai dan di ambil kembali. “

Bangsi alas memiliki ukuran panjang sekitar 41 cm dan mempunyai diameter 2,8 cm dengan 7 buah lubang pada bagian atas yang dimana setiap lubangnnya semakin ke ujung semakin melebar. 7 buah lubang tersebut memiiki fungsi tersendiri yang terbagi dalam enam buah lubang nada, dan satu buah lubang udara yang letaknya dekat dengan tempat yang ditiup.

3. Bereguh

Bereguh

Bereguh merupakan salah satu instrumen musik tradisional asli suku Aceh. Penggunaan alat musik ini cukup luas dan tersebar di berbagai daerah di Aceh.

Pada zaman dahulu alat musik ini digunakan sebagai perlengkapan yang digunakan untuk berburu yang terbuat dari tanduk kerbau.

” Bereguh digunakan sebagai alat komunkasi dan bertukar sinyai ketika berburu beregu dilakukan. “

Bereguh dimainkan dnegan cara ditiup pada ujung yang melengkung dan mengerucut. Nada dan bunyi yang dikeluarkan sangat bergantung pada peniup yang memakainya.

4. Canang

Canang

Canang adalah alat musik yang menyerupai gong namun diletakan di lantai tidak digantung. Ukuran nya pun lebih kecil dibandingkan dengan gong. Canang Terbuat dari logam berjenis kuningan dan berwarna kuning.

Canang digunakan sebagai alat untuk mengiringi tarian tradisional. Namun pada zaman dahulu canang digunakan sebagai penanda untuk masyarakat berkumpul di pusat alun-alun untuk memberi informasi dari penguasa atau raja-raja pada zaman dahulu.

5. Calempong

Celempong

Calempong hampir serupa dengan canang, tetapi mempunyai jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan canang.

Sekilas mirip juga dengan bonang, yaitu alat musik tradisional dari Jawa Timur atau Jawa Tengah.

Calempong adalah alat musik yang masuk dalam kategori ideofon. Alat musik tradisional ini terdiri atas lima sampai tujuh potong kayu sepanjang 5-7 cm dengan lebar 6-8 cm.

Calempong dapat kita temukan di daerah Kabupaten Aceh Tamian. Alat musik ini diperkirakan memiliki umur lebih dari 100 taun di daerah tersebut. Calempong dimainkan dengan cara dipukul atau diketuk oleh alat pemukul khusus yang terbuat dari kayu.

6. Geundrang

Geundrang

Geundrang merupakan alat musik yang masuk kedalam kategori membranofon yang berarti bunyi yang dihasilkan berasal dari selaput atau membran yang bergetar.

Alat musik ini berbentuk silinder dengan panjang sekitar 40-50 cm dengan diameter sekitar 18-20 cm.

Geundrang terbuat dari kulit nangka, kulit kambing, kulit sapi tipis, atau rotan. Pada bagian ujungnya disematkan kerincing sehingga ketika ditalu atau dipukul menggunakan alat pemukul akan mengluarkan suara kerincingan. Alat musik ini dapat terdengar hingga 3-4 kilometer.

7. Rapai

Rapai

Seperti layaknya geundrang, rapai juga termasuk kepada alat musik yang berkategori membranofon.

Tetapi terdapat perbedaan dimana rapai dimainkan dengan cara dipukul namun langsung menggunakan tangan tanpa alat bantu. Rapai dapat dimainkan dengan cara ensamble yang terdiri dari 8 – 12 orang yang disebut awak rapai.

Rapai seringkali digunakan pada upacara adat di Aceh seperti acara perkawinan, sunat rasul, pasar malam dan acara adat resmi lainya.

Rapai dibawa dan diperkenalkan oleh seorang penyiar dari Baghdad bernama Syeh Rapi yang dimainkan pertama kali di Ibukota Kerajaan Aceh pada abad ke-11.

8. Serune Kalee

Serune Kalee

Serune kalee adalah alat musik tradisional yang memiliki bentuk dan struktur mirip dengan klarinet. Instrumen musik yang masuk kedalam kategori ideofon ini bisa kita jumpai di bebera daerah di wilayah Aceh, khusunya di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat.

Serune kalee seringkali disebut dengan nama terompet khas aceh. Alat ini digunakan sebagai instrumen utama dalam sebuah pementasan musuk tradisional di Aceh.

Pementasan ini tidak hanya di isi oleh serune kalee tetapi diisi juga dengan alat musik lain seperti geundrang, rapai dan instrumen musik lainya.

9. Taktok Trieng

Taktok Trieng

Taktok trieng adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul oleh tangan yang terbuat dari bambu. Alat musik ini dapat ditemukan di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainya.

Taktok trieng dibagi mejadi 2 jenis sesuai fungsinya, yaitu :

  • Taktok trieng yang digunakan hanya di Meunasah atau langgar-langgar, dibalai-balai pertemuan dan ditempat yang dipandang wajar untuk diletakan alat ini.
  • Yang kedua adalah dimana taktok trieng digunakan di sawah-sawah yang berfungsi sebagai pengusur hama dan burung yang mengancam tanaman padi.

10. Tambo

Tambo

Kita mengenal Aceh sebagai daerah istimewa yang menerapkan hukum Islam dalam kehidupan masyarakatnya.

Alat musik ini digunakan sebagai sarana untuk menandakan waktu shalat dan untuk mengumpulkan warga ke Mesanah atau tempat ibadah umat islam untuk bermusyawarah tentang masalah yang ada di kampung tersebut.

Tambo memiliki bentuk silinder layaknya bedug pada umumnya. Tambon terbuat dari bahan batang iboh, kulit sapi, dan rotan sebagai peregang kulit. Tambo dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul.

Penutup

NoNama Alat Musik Sunda
1Arbab
2Bangsi Alas
3Bereguh
4Canang
5Calempong
6Geundrang
7Rapai
8Serune Kalee
9Taktok Trieng
10Tambo
Tabel alat musik Aceh

Pada dasarnya alat musik Aceh sangat banyak dan beragam, akan tetapi hanya 10 alat musik saja yang dianggap paling populer.

Pelestarian kebudayaan dan kesenian Indonesia sangatlah penting dan harus dilakukan oleh Pemerintah untuk menjaga supaya kebudayaan ini tidak punah dan sirna, selengkapnya baca juga alat musik Jawa Barat yang mempesona.

Kemajuan zaman dan teknologi memanglah penting, namun tidak ada salahnya kita sebagai masyarakat untuk tidak melupakan kebudayaan kita sendiri karena itu adalah cerminan jati diri kita.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com