Alat Musik Calung

  • 3 min read
  • Mei 09, 2022
Alat Musik Calung

Guratgarut.com – Alat musik calung merupakan alat musik tradisional khas dari suku Sunda yang berada di Jawa Barat. Tetapi siapa sangka calung dimiliki juga oleh Jawa Tengah yaitu calung banyumas.

Nah, pada kesempatan kali ini penulis akan sedikit menjelaskan tentang alat musik tradisional yang terbuat dari bambu ini.

Penjelasan yang akan dibahas ialah calung itu sendiri, sejarah dan perkembangan, pembuatan hingga jenis-jenisnya. Untuk lebih jelasnya simak sampai tuntas tulisan berikut.

Mengenal Alat Musik Tradisional Calung

Mengenal Alat Musik Tradisional Calung
sumber : pleisbelongtome

Calung merupakan alat musik yang termasuk ke dalam kategori alat musik idiofon yang berkembang di daerah suku Sunda dan Banyumasan. Sekilas alat musik ini memiliki bentuk yang sedikit mirip dengan alat musik angklung.

Calung terbuat dari bahan utama berupa beberapa bambu yang dipotong dan disusun dalam sebuah rangkaian.

Biasanya dalam rangkaian tersebut dipisahkan menggunakan pegangan yang terbuat dari kayu atau bambu.

Bambu yang digunakan biasanya berjenis bambu hitam atau awi wulung, namun ada juga yang menggunakan bambu ater berwarna hijau atau awi temen.

Seperti alat musik tradisional kebanyakan, calung menggunakan tangga nada pentatonik “da-mi-na-ti-la” pada masyarakat Sunda. Untuk calung banyumas menggunakan laras nada selendro “ji-ro-lu-ma-nem”.

Calung merupakan alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pukul. Alat pulul tersebut terbuat dari bahan kayu atau tongkat yang sudah dilapisi oleh lilitan karet agar menghasilkan suara yang tidak kasar.

Sejarah dan Perkembangan Alat Musik Tradisional Calung

Sejarah dan Perkembangan Alat Musik Tradisional Calung
sumber : jabarprov.go.id

Tidak ada catatan pasti tentang awal mula alat musik calung kapan dibuat atau diperkirakan ada untuk pertama kali. Tetapi alat musik satu ini sudah ada pada zaman penyebaran Islam di Indonesia pada abad ke-14.

Pada bentuk dan ukurannya pun tidak banyak berkembang, hanya fungsi nya yang berbeda. Pada zaman dahulu masyarakat menggunakan calung sebagai pengiring sebuah upacara adat tarawangsa.

Pada upacara ini calung dimainkan bersama alat musik tradisional lainya sebagai ritual penghormatan terhadap Dewi Sri yang berisi puji-pujian terhadapnya.

Namun, pada masa sekarang calung digunakan sebagai seni pertunjukan yang bersifat penyuluhan informasi dan hiburan yang diperkenalkan oleh para mahasiswa dari berbagai universitas pada tahun 1960-an.

Pembuatan Alat Musik Tradisional Calung

Pembuatan Alat Musik Tradisional Calung
sumber : rumahulin.com

Setelah kita mengenal apa itu calung dan sejarah singkatnya, sekarang kita akan membahas mengenai pembuatan calung dari awal proses pemilihan bambu sampai perakitanya. Adapun proses tersebut diantaranya :

  1. Pemilihan bambu. Bambu yang digunakan yang dianggap terbaik ialah bambu wulung yang kemudian dikeringkan setelah ditebang agar menjadi kuat dan berkualitas.
  2. Penyeteman. Dilakukan penyesuaian nada dengan cara memotong bambu sesuai tangga nada yang digunakan, pelog atau selendro.
  3. Perakitan. Setiap bilah bambu disusun pada sebuah tongkat kayu yang dipisahkan oleh sebuah bambu yang berfungsi sebagai pegangan calung.
  4. Tongkat Pemukul. Calung tidak dapat dimainkan tanpa tongkat pemukulnya. Tongkat ini terbuat dari kayu yang pada bagian ujungnya dililit oleh karet yang cukup tebal.

Macam dan Jenis Alat Musik Tradisional Calung

Macam dan Jenis Alat Musik Tradisional Calung
sumber : youtube.com

Terdapat dua macam calung yang berasal dari suku Sunda yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah juga memiliki satu jenis calung yang disebut dengan calung banyumas.

Artikel Terkait:

  1. Berbagai jenis alat musik ritmis
  2. Hal menarik dari alat musik kacapi

Untuk lebih jelasnya kita akan membahas satu per satu jenis calung tersebut, diantaranya :

1. Calung Rantay

Calung rantay atau seringkali disebut calung renteng yang dimainkan dengan cara dipukul sambil duduk bersila. Cara memainkannya lebih mirip dengan kolintang, yaitu dipukul dalam ke adaan berjajar.

Komposisinya berbentuk satu deretan dan dua deretan, yang besar disebut calung indungĀ (induk) dan kecil disebut calung rincik (anak).

Jumlahnya terdiri dari 7 buah wilahan (ruas bambu) atau lebih dari mulai 12-17 wilahan apabila mencapai 2 oktaf atau lebih. Setiap oktaf menggunakan tangga nada pentatonik yang terdiri da (1), mi (2), na (3), ti (4), la (5).

2. Calung Jinjing

Calung jinjing merupakan deretan bambu yang beranada dan disatukan dengan sebilah bambu yang disebut paniir. Calung jenis ini mempunyai bentuk dasar calung rantay yang dibagi menjadi empat bagian waditra (alat musik) yang terpisah, diantaranya :

  • Calung kingking. Terdapat 12-15 bilah bambu dengan urutan nada paling tinggi
  • Calung panepas. Memiliki 5 bilah bambu yang nadanya dimulai dari nada terendah calung kingking.
  • Calung jongjrong. Mirip dengan panepas, tetapi nadanya dimulai dari nada ternendah penepas.
  • Calung gonggong. Hanya memiliki 2 bilah bambu dengan nada terendah.

Calung jinjing dimainkan seperti halnya calung rantay, tetapi jika rantay dimainkan dengan cara duduk bersila, calung jinjing dimainkan sembari berjalan atau berdiri.

3. Calung Banyumas

Calung banyumas merupakan seni pertunjukan layaknya gamelan di Jawa Tengah. Dalam calung banyumas terdapat dua laras nada, laras selendro dan laras pelog. Tetapi yang seringkali digunakan ialah laras selendro karena lagu banyumasan pada umumnya menggunakan laras selendro.

Calung banyumas juga seringkali disebut calung lengger karena memang merupakan alat musik pengiring tarian kelompok lengger pada sebuah acara seperti pernikahan, khitahan dan ritual adat.

Seperti yang telah disebutkan calung banyumas merupakan pertunjukan menyerupai gamelan yang merupakan gabungan instrumen musik, diantaranya :

  1. Gambang barung,
  2. Gambang Penerus,
  3. Slenthem,
  4. Kenong,
  5. Gong sebul.

Penutup

Itulah dia penjelasan tentang alat musik calung, dimulai dari penjelasan tentang alat musik itu sendiri, sejarah dan perkembangan, pembuatan sampai macam dan jenisnya.

Semoga tulisan ini menjadi wawasan baru mengenai alat musik tradisional dan sebagai bentuk pelestarian budaya di Indonesia.

Jika ada yang ingin disampaikan, dapat tulis di kolom komentar atau kirim pesan melalui guratgarutcom@gmail.com.
Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com