Alat Musik Kalimantan Barat

  • 4 min read
  • Apr 23, 2022
Alat Musik Kalimantan Barat

guratgarut.com – Provinsi Kalimantan Barat dikenal dengan sebutan “Seribu Sungai” ini memiliki alat musik yang cukup beragam. Alat musik ini tidak dapat dipisahkan dengan tarian adatnya, seperti Tari kondan yang berisikan pergaulan yang diiringi oleh pantun dan tentunya alat musik tradisional.

Tentunya alat musik ini memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri walaupun alat musik di Indonesia terdapat kemiripan entah itu dari bentuk ataupun bahan yang digunakan. Untuk itu tulisan ini dibuat agar menjadi informasi dan wawasan tentang alat musik tradisional kalimantan barat, simak tulisan berikut ini.

Mengenal Alat Musik Tradisional Kalimantan Barat

alat musik kalimantan barat
Sumber: indonesia.go.id

Alat musik tradisional Kalimantan Barat selain digunakan untuk pengiring kesenian tari tradisional dan sarana hiburan semata, alat musik ini digunakan sebagai alat pengirin ritual yang berbau mistis.

Ritual ini dipercaya masyarakat dan menjadi keyakinan turun temurun pada masyarakat Suku Dayak. Untuk selengkapnya kita akan bahas satu persatu tentang jenis alat musik yang dimiliki oleh provinsi Kalimantan Barat ini.

Jenis Alat Musik Kalimantan Barat

Jenis alat musik tradisional Kalimantan Barat cukup beragam dibandingan dengan alat musik di daerah lain. Setidaknya ada 12 jenis alat musik tradisional di daerah ini yang mempunyai ciri khas dan keunikanya masing-masing, diantaranya sebagai berikut :

1. Entebong

alata musik kalimantan barat, Entebong
Sumber: thegorbalsla.com

Entebong adalah alat musik tradisional yang berasal dari Suku Dayak Mualang yang berada di wilayah Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit hewan.

Entebong dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan tangan tanpa bantuan dari alat pukul khusus. Entebong adalah sejenis kendang atau gendang di daerah pulau Jawa.

2. Sapek

sapek
Sumber: infobudaya.com

Sapek adalah alat musik tradisional yang memiliki ragam jenis berdasarkan wilayahnya. Ada yang menggunakan 2,3,4 sampai 5 dawai atau senar tergantung wilayah yang memilikinya. Sapek terbuat dari kayu aro atau edau, kayu marong dan kayu pelantan dan memiliki ukuran sekitar 120-150 cm dengan lebar 20-28 cm dan ketebalan 10-15 cm.

Sapek hanya dimainkan oleh kaum pria, ada mitos atau keyakinan masyarakat. Jika wanita memainkan sapek dia akan dikutuk oleh dewa sehingga payudaranya akan memanjang atau berubah menjadi pria.

Sapek dimainkan dengan cara dipetik layaknya gitar, namun terdapat perbedaan pada jumlah fret (batas nada) dalam suku Dayak disebut lasar yang berjumlah 2-3 fret saja sedangkan gitar memiliki belasan.

3. Kangkuang

Kangkuang
Sumber: ibnuasmara.com

Kangkuang adalah alat musik tradisional Suku Dayak Banuaka di daerah Kapuas Hulu. Alat musik ini termasuk pada keluarga gendang yang memiliki perbedaan pada kayu yang diberikan ukiran khas dari Kalimantan.

Kangkuang dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan tangan tanpa menggunakan alat pemukul khusus.

4. Agukng

Agukng
Sumber: zarrin-dok1htarar.blogspot.com

Agukng adalah alat musik tradisional yang berasal dari Suku Dayak dan termasuk pada keluarga Gong. Alat musik ini terbuat dari bahan logam kuningan dan memilki tonjolan pada bagian tengahnya.

Agukng dapat digunakan sebagai mas kawin dan alat pembayaran dalam hukum adat Kalimantan Barat.

Agukng dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari kayu dan dililit oleh kain atau karet. Agukng dipercaya oleh masyarakat setempat untuk mengusir roh-roh jahat dan mendatangkan roh leluhur dalam ritual adat.

5. Keledik

Keledik
Sumber: rindiyamfotis.blogspot.com

Keledik atau Korondek pada masyarakat lokal Rumpun Uut Danum adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup.

Keledik pada umumnya dimainkan untuk menjadi pengiring nyanyian tradisional, kesenian tari tradisional dan pada saat upacara adat suku Dayak, Kalimantan Barat.

Keledik terbuat dari bahan-bahan dasar, seperti :

  1. Bambu, sebagai bahan utama pembuatan keledik
  2. Buah Labu, sebagai mulut untuk meniup keledik
  3. Sarang kelulut, sebagai perekat atau lem

Buah labu yang digunakan adalah buah labu yang sudah tua berumur 5-6 bulan. Batang bambu disatukan dengan menggunakan lem atau perekat dari sarang kelulut dan menghasilkan suara atau nada pentatonik.

6. Balikan

Balikan
Sumber: rayhanehkaisrani.blogspot.com

Balikan adalah alat musik tradisional yang berasal dari Kapuas Hulu pada masyarakat Suku Dayak Ibanik dan Suku Dayak Banuaka. Alat musik tradisional ini adalah alat musik sejenis Sapek, alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik menggunakan tangan.

7. Terah Umat

Terah Umat
Sumber: tamemma1jafari.blogspot.com

Alat musik tradisional satu ini adalah alat musik yang dibuat oleh Suku Dayak Uut Danum, Kalimantan Barat. Terah umat terbuat dari bahan dasar utama berupa besi.

Terah Umat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantuk khusus, seperti Gamolan yang berasal dari Lampung.

Terdapat alat musik yang lebih unik dari terah umat yaitu alat musik kahas Sumatera utara, silahkan baca pada artikel sebelumnya.

8. Rabab

Rabab
Sumber: youtube.com

Seperti halnya terah umat, alat musik tradisional satu ini berasal dari Suku Dayak Uut Danum. Terbuat dari bahan kayu yang berbentuk bulat pada bagian bawahynya.

Rabab dimainkan dengan cara digesek dengan alat gesek layaknya biola. Rabab memiliki 1 buah dawai atau senar dan dimainkan secara tunggal. Rebab dimainkan pada acara-acara data atau sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.

9. Tawaq

Tawaq
Sumber: penghubung.babelprov.go.id

Tawaq adalah alat musik tradisional yang berasal dari Suku Dayak. Tawaq juga mempunyai nama lain yaitu Kotavak di daerah yang didiami Suku Dayak Uut Danum.

Tawaq adalah alat musik sejenis kempul yang seringkali digunakan untung mengiringi kesenian tari tradisional Suku Dayak dari Kalimantan Barat.

10. Kollatung

Kollatung
Sumber: ibnuasmara.com

Kollatung termasuk pada alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pukul khusus yang terbuat dari kayu. Kollatung terbuat dari bahan dasar utama logam yang berjenis kuningan.

Kollatung memiliki fungsi yang sama seperti Agukng, selain menjadi alat musik kollatung juga dapat dijadikan sebagai mas kawin dalam pernikahan dan juga digunakan untuk alat pembayaran dalam hukum atau kebiasaan masyarakat Suku Dayak.

Bukan hanya suku Dayak saja yang memiliki gong unik, tapi suku Bugis juga memilikinya, jika tertarik silahkan baca selengkapnya di tulisan tentang alat musik Sulawesi Utara yang mempesona.

11. Hadrah

Hadrah
Sumber: hadrah.com

Hadrah adalah alat musik tradisional hasil dari perpaduan budaya masyarakat lokal dan budaya Islam. Alat musik satu ini terbuat dari bahan dasar kayu dan dilubangi pada bagian tengah nya. Pada bagian tengah yang sudah dilubangi akan dilapisi oleh kulit binatang.

Hadrah dimainkan dengan cara dipukul menggunakan jari-jari tangan dan menghasilkan bunyi atau suara yang khas.

Terdapat kerincingan dibagian pinggir hadrah. Masyarakat Melayu yang tinggal di Kalimantan Barat seringkali memainkan alat musik ini untuk mengingiri musik Qasidahan dan berbagai acara keagamaan.

12. Kohotong

kohotong
Sumber: salimeh1sial.blogspot.com

Kohotong adalah alat musik tradisional Kalimantan Barat yang dimainkan dengan cara ditiup layaknya seruling dari pulau Jawa.

Terdapat perbedaan antara kohotong dengan seruling, yaitu pada ujung kohotong dibuat lebih besar dibandingkan batangnya dan menyerupai setengah bola.

Kohotong terbuat dari kayu. Kayu yang digunakan tidak boleh sembarangan, kayu yang digunakan ialah kayu pohon liar atau dahan pohon enau. Kohotong memiliki 7 lubang yang digunakan untuk mengatur bunyi atau nada yang dihasilkan.

Penutup

[su_table responsive=”yes”]

No Nama Alat Musik Kalimantan Barat
1 Entebong
2 Sapek
3 Kangkuang
4 agukng
5 Keledik
6 Balikan
7 Terah Umat
8 Rebab
9 Tawaq
10 Kolatung
11 Hadrah
12 Kohotong

[/su_table]

Pembahasan mengenai 12 jenis alat musik Kalimantan Barat ini semoga menjadi inspirasi untuk kita dan masyarakat di Indonesia untuk terus melestarikan kebudayaan di Indonesia yang semakin hari semakin ditinggalkan.

Warisan nenek moyang ini adalah warisan yang harus kita jaga bersama agar kita sebagai bangsa Indonesia tidak kehilangan jati diri kita sebagai bangsa yang besar dengan keanekaragamanya.

Gambar hanya ilustrasi saja, dikarenakan sangat sulit mencari gambar yang sesuai
Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com