Alat Musik Sumatera Utara

  • 9 min read
  • Mei 06, 2022
Alat Musik Sumatera Utara

Alat musik di Sumatera Utara begitu beragam, mulai dari alat musik tiup, pukul hingga alat musik yang digesek. Artikel ini akan memberikan gambaran mengenai nama dan jenis alat musik Sumatera Utara.


Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis yang dihuni oleh Suku Batak, Nias, Siladang dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Provinsi yang terkenal karena luasnya lahan perkebunan dan pertanian menjadi sebuah tempat untuk beradu nasib dimulai dari etnis Tionghoa, Jawa, Arab hingga India.

Namun siapa sangka dengan banyaknya budaya yang masuk akibat percampuran penduduk yang begitu beragam, Sumatera Utara masih tetap teguh mempertahankan kebudayaan aslinya.

Sebagai contoh alat musik tradsional Sumatera Utara yang masih terjaga dengan jenisnya yang cukup beragam.

Walaupun alat musik tradisional Sumatera Utara memiliki kemiripan dengan alat musik tradisional di daerah lain, jika kita teliti lebih dalam terdapat perbedaan yang cukup segnifikan.

Diantaranya seperti bahan dasar, cara memainkan, tehnik pembuatan dan sebagainya menjadi faktor penting sebagai pembeda dari alat musik yang lain.

Mengenal Alat Musik Tradisional Sumatera Utara

alat musik sumatera utara

Alat musik tradisional Sumatera Utara pada umumnya kebanyakan adalah alat musik berjenis gendang dan gong. Namun jenis tersebut bukan berarti sama dengan jenis gendang dan gong dari Jawa.

Terdapat keunikan dan karakteristik seperti nilai mistis yang terkandung pada alat musik tradisional ini sebagai pembeda yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya suku-suku di Sumatera Utara.


Baca Juga:


Jenis Alat Musik Tradisional Sumatera Utara yang Beragam

alat musik sumatera utara

Banyak sekali suku-suku yang terdapat pada provinsi ini, sebut saja suku Batak yang memiliki sub suku yang cukup beragam.

Semua sub suku tersebut memiliki perbedaan pada salah satu alat musik yang sama. menarik bukan ? kita akan membahas perbedaan-perbedaan tersebut.

Dilansir dari sipintar setidaknya ada 17 jenis alat musik yang terdapat di Sumatera Utara ini, diantanya :

1. Doli-doli

Doli-doli

Doli-doli merupakan alat musik tradisional khas yang berasal dari Nias. Alat musik ini hanya terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam seperti, kayu, bambu dan batang pohon.

Sekilas alat musik tradisional satu ini mirip dengan Kolintang, namun doli-doli memiliki ukuran yang lebih kecil jika kita bandingkan dengan kolintang. Bilah kayunya pun tidak sebanyak yang dimiliki kolintang.

Doli-doli dimainkan dengan cara dipukul menggunakan dua batang kayu. Terdapat dua buah jenis doli-doli, diantaranya :

  • Doli-doli Gahe

Doli-doli ini adalah jenis yang cukup sederhana, hanya menggunakan 4 buah kayu yang mempunyai nada yang berbeda dan diletakan di atas pangkuan paha atau lutut dengan posisi duduk dan dimainkan dengan tonkat pendek.

Doli-doli gahe biasanya hanya dimainkan di ladang hanya untuk sekedar melepas penat sebelum atau setelah bekerja.

  • Doli-doli Hagita

Doli-doli hagita adalah versi doli-doli yang lebih maju atau versi upgrade dari gahe. Doli-doli ini di rangkai dan di tempatkan di atas sebuah rankaian yang dibentuk khusus terbuat dari kayu.

Bilah yang digunakan untuk menghasilkan bunyi atau nada pun lebih banyak, 6 – 8 bilah yang mempunyai nada berbeda-beda.

Alat musik tradisional doli-doli seringkali dimainkan bersamaan dengan alat musik tradisional lainya, seperti lagia, fondrahi, gondra, tutuhao, nduridana, ndurimbewe, faritia dan lain-lain.

Doli-doli dimainkan pada upaca adat atau religi. Namun alat musik ini bisa juga digunakan pada saat merasa sedih dan pada saat keaadaan duka cita.

2. Druri Dana

Druri Dana

Druri Dana adalah alat musik tradisional yang memiliki bentuk menyerupai Angklung. Berbeda dengan doli-doli yang terbuat dari bahan dasar kayu, druri dana terbuat dari bahan bambu dan dibentuk sedemikian rupa kemudian di rangkai.

Terdapat dua cara untuk memainkan alat musik satu ini. Dipukul dan digoyangkan layaknya angklung. Ketika saat bambu saling beradu druri dana menghasilkan suara atau bunyi yang sangat khas. Alat musik ini diyakini berasal dari pulau Nias.

3. Aramba

aramba

Aramba adalah alat musik khas tradisional yang berasal dari Nias dan masih satu keluarga dengan Gong. Alat musik ini terbuat dari bahan logam berjenis kuningan atau perunggu.

Konon, banyak sejarahwan berkata bahwa aramba berasal dari Jawa hasil dari proses pertukaran atau barter. Tetapi tidak ada bukti pasti mengenai hal tersebut, semua itu masih menjadi perdebatan beberapa pihak.

Aramba terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan bentuk dan fungsinya, diantaranya :

  1. Aramba yang berukuran kecil atau standar. Biasanya aramba jenis ini memiliki ukuran berdiameter 40-50 cm.
  2. Fatao. Aramba dengan ukuran sedang, namun seringkali digunakan untuk mengiringi upacara pernikahan.
  3. Hongo. Aramba jenis ini memiliki ukuran relatif besar, berdiameter sekitar 60-90 cm yang digunakan oleh kaum bangsawan.

Masyarakat sekitar percaya bahwa Aramba memiliki nilai keramat.

Aramba dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tengah yang menonjol layaknya gong. Bunyi yang dihasikan pun berbeda, semakin kecil bunyi yang dihasilkan akan lebih keras.

Sedangkan aramba berukuran besar akan menghasikan bunyi yang berdengung layaknya gong pada umumnya.

4. Garantung

Garantung

Garantung ialah alat musik tradisional khas yang berasal dari sub Suku Batak Toba, Sumatera Utara. Dikutip dari Teibunnews.com, Suku Batak memiliki lebih dari 400 marga.

Alat musik ini terbuat dari bahan kayu, terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas kotak yang berfungsi sebagai kotak resonator.

Garantung termasuk ke dalam kelompok alat musik xylophone yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan dua buah stik kiri dan kanan. Ada istilah yang disebut mamalu atau memukul lima bilah nada yang berfungsi sebagai pembawa ritem variable pada lagu-lagu tertentu.

5. Faritia

Faritia

Selain aramba, ada satu lagi alat musik yang menyerupai gong yaitu faritia. Faritia adalah alat musik tradisional khas Sumatera Utara yang terbuat dari bahan logam berjenis kuningan atau perunggu.

Perbedaan yang sangat mencolok ialah pada ukuranya, ukuran yang dimiliki faritia relatif lebih kecil dibandingkan dengan gong sekitar 20-30 cm.

Alat musik tradisional ini termasuk ke dalam kategori idiophone (alat musik yang menghasilkan suara dari getaran). Dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tengah nya yang menonjol.

Pemukul yang digunakan disebut dengan nama simalambuo atau kayu duria. Bila dipukul faritia mengeluarkan suara yang sangat khas.

Diketahui alat musik ini dikenal juga sebagai alat musik daerah Sumatera Barat, atau mungkin memiliki beberapa perbedaan.

6. Gonrang

gonrang

Gonrang berarti gendang dalam bahasa daerah Sumatera Utara. Alat musik satu ini memang mirip sekali dengan alat musik gendang, terbuat dari bahan kayu yang dilubangi pada bagian tengahnya.

Pada lubang tersebut dilapisi selaput yang terbuat dari kulit lembu yang berfungsi sebagai membran, tempat sumber suara.

Gonrang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan dan berfungsi sebagai pengatur ritme pada sebuah pertunjukan. Gonrang terdiri dari beberapa buah dan ditata rapi dengan cara disenderkan atau diikat pada sebuah tiang atau bambu.

Alat musik tradisional Sumatera Utara ini biasa dimainkan pada acara-acara tertentu saja seperti, upaca adat, penyambutan tamu, pernikahan, dan juga upacara kematian.

7. Ole-ole

ole ole

Ole-ole bukanlah alat musik pertunjukan melainkan alat musik yang dimainkan sendiri atau solo. Ole-ole sangatlah sederhana, kita bisa membuat ole-ole sendiri di rumah jika rumah kalian berdekatan dengan sawah.

Ole-ole terbuat dari satu ruas batang tanaman padi, pada bagian ruasnya dipecah-pecah yang nantinya digunakan sebagai penggetar udara atau sumber bunyi pada ole-ole. Biasanya, pembuat melilitkan daun kelapa yang masih muda yang bertujuan untuk tempat resonansi atau mengeraskan suara.

Alat musik tradisional ini tidak memiliki tangga nada yang pasti, karena lubang yang diberikan pada alat musik ini tergantung pada si pembuat sampai nada-nada yang dikehendaki tercapai. Jadi ole-ole buatan seseorang belum tentu sama dengan yang lainya.

Ole-ole dimainkan hanya sekedar untuk melepas penat dan bosan pada seseorang. Seringkali juga digunakan di tengah sawah pada saat musim panen tiba untuk menemani para petani.

8. Ogung

ogung

Ogung merupakan alat musik sekaligus alat komunikasi bagi masyarkat Batak. Ogung termasuk pada salah satu bagian Gondang Sabangunan yang terdiri dari Taganing, Ogung, Sarune dan Hesek.

Sejarah yang dimiliki ogung masih menjadi misteri, ada yang menyebutkan berasal dari masyarakat suku Batak itu sendiri, ada juga yang menyebutkan bukanlah alat musik asli orang Batak namun berasal dari pulau Jawa dan India.

Ogung terbuat dari bahan logam berjenis besi, kuningan atau perunggu yang berdiameter antara 16-65 cm dan lebar 2,5-10 cm. Pada bagian pencu atau bagian tengah yang menonjol adalah tempat memukul ogung menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu.

Ogung memiliki banyak sekali jenis, karena sub-etnis suku Batak yang memiliki latar budaya yang berbeda. Setiap sub suku tersebut memiliki ogung dengan versi-versi mereka sendiri. Berikut macam-macam ogung pada setiap subetnis :

  • Sub-etnis suku Toba
  1. Ogung Panggora, yang memiliki arti “yang berseru, memberi efek kejut” karean memang bunyi yang dihasilkan menggelegar dan keras dibandingkan dengan ogung lainya.
  2. Ogung Ihutan, dinamai ihutan yang berarti “yang mengikuti” karena memang memiliki tugas untuk mengikuti bunyi ogung oloan. Terdapat nama lain untuk ogung ini, yaitu panglusi yang berarti jawaban.
  3. Ogung Oloan, berfungsi sebagai menambah variasi bunyi dan menambah ritme tambahan. Oloan memiliki nada rendah dan menghasilkan bunyi yang beritme konstan sehingga diikuti oleh ogung lainya. Ogung oloan memiliki arti “diikuti” yang disebut sebagai pemimpin semua ogung.
  4. Ogung Jeret
  • Sub-etnis Karo
  1. Ogung Gung, Jenis ogung berukuran besar
  2. Ogung Penganak, Jenis ogung yang berukukran lebih kecil dari Gung (anak ogung)
  • Sub-Etnis Mandialing dan Angkola-Keprok
  1. Ogung Jantan (lak-laki)
  2. Ogung Dadaboru (perempuan)
  3. Ogung Pamulosi
  4. Ogung Panongahi
  5. Ogung Pandoali
  • Sub-Etnis Simalungun
  1. Ogung Sibanggalan
  2. Ogung Sietekan
  3. Ogung Mong-mongan
  • Sub-Etnis Pakpak
  1. Ogung Takudep
  2. Ogung Poi
  3. Ogung Pongpong

Ogung seringkali dimainkan secara ensambel atau dimainkan bersama-sama. Dimainkan pada acara-acara seperi upacara adat, upacara kematian dan perkawinan.

9. Gordang Sambilan

Gordang Sambilan

Gordang berarti gendang dan Sambilan berarti sembilan. Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan alat musik tradisional satu ini ialah alat musik gendang yang terdiri dari 9 buah dan dimainkan bersama-sama.

Setiap gordang yang dimainkan memiliki diameter dan panjang yang berbeda-beda sehingga bunyi dan nada yang dihasilkan pun berbeda pula.

Gordang ini dimainkan oleh enam orang dan setiap orang memegang beberapa gordang yang memiliki penamaan yang berbeda, diantaranya :

  1. 2 buah gordang yang disebut taba-taba.
  2. 1 buah gordang yang disebut tepe-tepe.
  3. 1 buah gordang yang disebut kudong-kudong.
  4. 1 buah gordang yang disebut kudong-kudong nabalik.
  5. 1 buah gordang yang disebut pasilion.
  6. 3 buah buah gordang yang disebut jangat.

Pada zaman dahulu gordang sembilan hanya dimainkan pada acara-acara sakral saja. Namun seiring perkembangan zaman ansambel musik tradisional ini dimainkan pada acara pernikahan, penyambutan tamu, hari besar dan sebagainya.

10. Gendang Singanaki

Gendang Singanaki

Satu lagi alat musik tradisional yang termasuk ke dalam keluarga gendang. Gendang singanaki terbuat dari bahan kayu dan kulit binatang.

Gendang khas yang berasal dari Suku Batak Karo ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pukul khusus dan memiliki bentuk yang relatif ramping dibandingkan dengan gendang dari jawa.

Gendang Singanaki memiliki 2 buah gendang, yaitu gendang penganaki dan anak gendang yang bernama garantung/enek-enek.

Gendang singanaki berfungsi sebagai pembuat ritme dalam satu ensambel musik gendang lima sendalanen yang dimainkan bersamaan dengan sarune.

Alat musik satu ini seringkali dimainkan pada acara adat yang berkaitan dengan religi dan pesta muda-mudi (guro-guro aron).

11. Gendang Singindungi

Gendang Singindungi

Sebenarnya gendang singindungi hampir sama dengan gendang singanaki entah itu dari bahan, ukuran dan cara pembuatanya.

Namun terdapat pada gendang kecil yang disebut garantung yang diikat pada sisi badan singanaki, sedangkan gendang singindungi tidak memiliki itu.

Gendang singingdungi dapat menghasilkan nada atau bunyi yang naik turun dengan teknik permainan tertentu. Keduanya memiliki dua palu-palu yang berguna sebagai alat pukul sepanjang 14 cm.

12. Gung dan Penganak

Gung dan Penganak

Gung dan penganak adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengatur ritme musik tradisional Karo.

Alat musik ini tidak jauh berbeda dengan gong yang berasal dari Jawa namun terdapat pada perbedaan pada ukuranya.

Untuk penganak memiliki ukuran yang relatif kecil, berdiameter 15,6 cm dengan pencu 4 cm dan lebar 2,8 cm. Sedangkan untuk gung, mempunyai diameter 65 cm dengan pencu 15 cm dan lebar 10 cm.

Keduanya dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pukul yang sudah dilapisi karet atau bahan yang empuk agar menghasilkan suara yang tidak kasar.

13. Hasapi

Hasapi

Hasapi adalah alat musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Suku Batak Toba yang terbuat dari bahan kayu dan memiliki dawai atau senar. Hasapi seringkali disebut dengan nama Kecapi Batak atau Hapetan.

Hasapi memiliki dua buah jenis yaitu hasapi ende dan hasapi doal, keduanya hampir sama namun terdapat perbedaan pada bentuk dan fungsinya, yakni :

  1. Hasapi ende (pluked lute dua senar) berfungsi sebagai instrumen pembawa elodi dan merupakan instrumen utama dalam ansambel gondang hasapi.
  2. Hasapi doal (pluked flude dua senar) berfungsi sebagai pembawa ritem konstan dan memiliki ukuran lebih besar dibandingkan hasapi ende.

Hasapi dimainkan dengan cara dipetik atau mamatik menggunakan tangan. Hasapi termasuk kedalam keluarga chordophone dan memiliki 1 atau 2 senar.

Sekilas bentuknya menyerupai alat musik Betawi yaitu gambus, namun sebetulnya sangatlah jauh berbeda.

14. Genderang Sisibah

Genderang Sisibah

Genderang sisibah merupakan ensambel alat musik yang disebut merkata genderang terdiri dari sembilan buah sibah atau gendang yang dimainkan oleh 8-9 pemain yang disebut pande.

Bagi masyarakat suku Pakpak, kehadiran alat musik ini merupakan pengabsahan akan status upacara yang dilaksanakan yaitu upacara sukacita atau kerje mbaik dengan tingkata yang terbesar dan tertinggi atau males bulung seimbernaik.

Penghadiran ensambel ini hanya pada acara-acara tertentu yaitu upacara adat perkawinan, peresmuan rumah baru, pesta mejan dan lain sebagainya.

Ensambel alat musik ini kental dengan aura mistis karena terdapat ritual untuk menyembelih kerbau yang harus ada pada setiap pertunjukan alat musik ini.

Tidak semua orang dapat menghadirkan Genderang Sisibah ini pada kerja mbaik, males bulung simbernaik. Orang yang diperkenankan menghadirkan ensambel musik ini ialah orang yang telah melaksanakan syarat-syarat tertentu pada kepercayaan masyarakat sekitar.

15. Taganing

Taganing

Taganing adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 5 buah gendang atau disebut juga drum set melodis (drum-chime).

Alat musik ini termasuk kedalam kelompok alat musik membranophone yang terbuat dari kayu dan selaput membran yang disimpan dan dirangkai pada sebuah rak khusus.

Setiap gendang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan di rangkai berdasarkan ukuran nya. Ukurang taganing yang paling besar di simpan di bagian paling kanan, sehingga semakin ke kiri semakin kecil ukuranya. Nada yang dihasilkan pun semakin ke kiri semakin tinggi nadanya.

Taganing dimainkan oleh dua orang menggunakan dua buah stik yang disebut palu-palu.

Taganing berfungsi sebagai pembawa melodi dan juga sebagai pembawa ritem variable dalam beberapa lagu, sebagai dirigen yang memberikan aba-aba, dan memberikan semangat pada semua musisi yang terlibat.

16. Balobat

Balobat

Balobat adalah alat musik tradisional yang berasal dari Suku Karo, Sumatera Utara. Alat musik satu ini adalah alat musik tiup yang terbuat dari bahan berupa seruas pucuk bambu yang berukuran sejengkal jari tangan.

Alat musik tradisional ini memiliki bentuk menyerupai suling dan dapat dimainkan secara solo atau juga ansambel.

Terdapat enam buah lubang yang digunakan untuk mengatur nada atau bunyi yang dihasilkan. Tangga nada yang digunakan dapat menggunakan tangga nada lagu minor ataupun mayor.

17. Sarune

Sarune

Sarune adalah alat musik tradisional yang masih satu keluarga dengan Serunai dari Sumatera Barat. Sarune berasal dari Suku Batak Toba yang dimainkan dengan cara ditiup.

Sarune terbuat dari logam yang memiliki 6 buah lubang yang digunakan untuk mengatur nada. Sarune difungsikan sebagai pengiring melodi dan dimainkan bersamaan dengan gondrong, sipitu-pitu, mongmongan dan sitalasavak pada acara-acara adat.

Terdapat dua buah macam jenis Sarune, diantaranya :

  1. Sarune etek dengan reed tunggal atau singgle reed.
  2. Sarune bolon dengan reed ganda atau double reed.

Penutup

Nah, itu dia 17 jenis alat musik tradisional dari provinsi Sumatera Utara. Terdapat banyak jenis alat musik seperti gendang dan gong, namun setiap jenisnya memiliki karakteristik dan keunikanya masing-masing entah itu dari segi kegunaan, bahan dan nilai-nilai mistis yang terdapat didalamnya, bahkan beberapa alat musik ada juga terdapat di daerah lain, sebagai contoh sarune dikenal juga sebagai alat musik khas Sulawesi Utara.

Semoga dengan informasi yang kita sajikan ini, kita dapat menambah wawasan mengenai kebudayaan Indonesia karena gerakan kecil seperti itu adalah sebuah bentuk pelestarian budaya Indonesia yang semakin ditinggalkan.

Apabila ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan, bisa tulis dikolom komentar, atau hubungi kami melalui email guratgarutcom@gmail.com.

Post Terkait :

2 thoughts on “Alat Musik Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com