Alat Musik Tradisional

  • 16 min read
  • Mei 02, 2022
Alat Musik Tradisional Indonesia

Guratgarut.com – Jika kita berbicara tentang kebudayaan Indonesia tidak akan ada habisnya jika kata bahas. Banyak sekali keberagaman entah itu dari agama, etnis, suku, tarian, baju adat, alat musik tradisional dan lain sebagainya.

Hal tersebut merupakan warisan nenek moyang yang diturunkan dari generasi ke generasi yang wajib kita jaga dan lestarikan.

Kebudayaan kita sangat terkenal karena keberagamaannya dimata dunia hingga banyak sekali orang luar negri sampai tinggal dan bersekolah di Indonesia yang tertarik hanya untuk mempelajari kebudayaan kita, salah satunya ialah alat musik tradisional.

Mengenal Alat Musik Tradisional Indonesia

alat musik tradisional
Sumber: cerita-indonesia.blogspot.com

Alat musik tradisional merupakan alat musik yang asli diturunkan dari generasi nenek moyang hingga generasi sekarang yang bukan merupakan alat musik modern pada masa sekarang yang berkembang menggunakan sentuhan teknologi seperti menggunakan tenaga listrik, sound system dan pengeras suara.

Kita tahu bahwa alat musik tradisional Indonesia sangat beragam entah itu ukuran, bentuk, bahan yang digunakan, sejarah, tangga nada sampai cara memainkanya yang berbeda-beda satu dengan yang lainya. Hal ini yang membuat kita tertarik untuk mempelajari kebudayaan leluhur kita tersebut.

Pada umumnya tangga nada yang digunakan untuk alat musik tradisional ialah tangga nada pentatonis yang terbagi 3 menjadi laras pelog, sorog dan selendro. Sedangkan untuk alat musik modern biasanya digunakan tangga nada diatonis.

Ada banyak alat musik tradisional yang cukup populer dan terkenal di skala nasional hingga internasional seperti ansambel musik gamelan dan sasando yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.

Ada juga angklung yang berasal dari Jawa Barat yang diakui UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.

Fungsi Alat Musik Tradisional Indonesia

alat msik tradisional indonesia
Sumber: indonesia.go.id

Setelah kita mengenal secara singkat tentang alat musik tradisional Indonesia, maka kita akan membahas tentang fungsi alat musik tradisional pada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Secara umum alat musik tradisional di Indonesia difungsikan sebagai pengiring kesenian kebudayaan Indonesia seperti kesenian tari tradisional dan upacara-upacara adat. Namun ada juga yang digunakan sebagai :

  • Pengiring ritual
  • Alat komunikasi
  • Sarana belajar
  • Sarana penyebaran Agama
  • Pengusir hama

Hal di atas merupakan contoh kecil fungsi alat musik pada masyarakat Indonesia. Sebagian masih mempunyai nilai-nilai mistis yang sangat kental seperti alat musik tradisional Saluang yang berasal dari suku Minang yang digunakan untuk pengiring ritual, yang dimana ritual tersebut menggunakan tengkorak manusia sebagai salah satu proses ritualnya.

Macam-Macam Alat Musik Tradisional Indonesia

Alat musik tradisional Indonesia mempunyai jenis yang sangat banyak dan berbeda-beda, walaupun ada beberapa alat musik yang sama tetapi terdapat perbedaan dari segi fungsi dan keunikan yang didasari dari latar belakang budaya masyarakat tersebut.

Indonesia terdiri dari 33 provinsi yang tersebar diseluruh Nusantara. Maka dari itu kami merangkum jenis alat musik tradisional berdasarkan banyak nya provinsi tersebut, satu alat musik mewakili satu provinsi yang ada di Indonesia. Adapun jenis alat musik tradisional tersebut, diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Serune Kalee

Serune Kalee
Sumber: youtube.com

Serune kalee merupakan alat musik tradisional khas Aceh yang memiliki bentuk mirip seperti klarinet.

Sarune kalee berasal dari dua buah kata yaitu serune yang merujuk pada instremen musik tradisional Aceh dan kalee yang merupakan sebutan bagi daerah di desa Laweuh, Kabupaten Pidie.

Jadi kalau kita simpulkan serune kalee merupakan serunai / seruling yang berasal dari daerah Kalee.

Serune kalee terbuat dari bahan bambu yang cukup keras namun memiliki massa atau berat yang ringan. Bambu tersebut direndam selama tiga bulan dan dibentuk seperti seruling. Pada bagian depan ditambahkan bulatan yang menyerupai corong.

Terdapat beberpa lubang dalam alat musik ini, namun hanya 6 lubang yang digunakan sebagai pengatur nada dan 1 lubang sebagai sumber suara, tempat meniup alat musik ini.

Serune kalee merupakan instrumen musik dan dimainkan secara ansambel yang terdiri dari serune kalee, rapa’i, geundrang dan instrumen musik tradisional lainya.

2. Aramba

Aramba
Sumber: bukalapak.com

Aramba merupakan alat musik tradisional khas yang berasal dari Nias, Sumatera Utara dan memiliki bentuk seperti gong.

Ada yang menyebutkan bahwa aramba berasal dari Jawa hasil dari pertukaran atau barter pada masa lalu, namun pernyataan tersebut belum teruji kepastianya.

Aramba memiliki bentuk dan ukuran yang beragam, ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil. Ukuran tersebut dibedakan menurut fungsinya, diantaranya :

  1. Aramba yang berukuran kecil atau standar yang memiliki diameter sekitar 40-50 cm yang dapat digunakan oleh siapa saja.
  2. Fatao, salah satu jenis aramba yang digunakan untuk mengiringi acara-acara resemi seperti pernikahan dan sebagainya.
  3. Hongo, aramba jenis ini memiliki ukuran yang cukup besar, memiliki diameter sekitar 60-90 cm yang hanya digunakan oleh kaum bangsawan.

Aramba dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pukul khusus yang berbentuk panjang terbuat dari kayu yang dibentuk sedimikan rupa.

Aramba dapat dipukul pada bagian tengah yang menonjol dan bagian sisinya yang menghasilkan suara yang berbeda.

Aramba seringkali digantung menggunakan tali sesuai ukurannya, semakin kecil ukuran aramba semakin tinggi suara yang dihasilkan dan sebaliknya.

3. Saluang

saluang
Sumber: wikipedia.org

Saluang merupakan alat musik yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat yang termasuk kedalam kategori alat musik aerofon. Saluang memiliki bentuk seperti suling yang terbuat dari bahan bambu.

Bambu yang digunakan bukanlah bambu biasa namun bambu talang, masyarakat Minangkabau percaya bahwa bambu terbaik ialah bambu yang ditemukan hanyut disungai. Saluang memiliki panjang sekitar 40-60 cm dengan diameter 3-4 cm.

Saluang memiliki 4 buah lubang yang digunakan untuk mengatur bunyi atau nada yang dihasilkan. Dalam pembuatannya lubang yang digunakan mempunyai bentuk bulat sempurna dengan diameter 0,5 cm dan memiliki jarak setengah lingkaran bambu.

Untuk memainkan saluang tidaklah mudah, terdapat teknik khusus untuk memainkan alat musik tradisional satu ini yang bernama manyisiahan angok atau menyisihkan nafas.

Teknik tersebut memungkinkan pemain saluang dapat meniup dan bernafas secara bersamaan saat memainkan alat musik tersebut.

4. Nafiri

Nafiri
Sumber: sarungpreuner.com

Nafiri merupakan alat musik tradisional khas Riau yang mempunyai bentuk menyerupai terompet. Nafiri terbuat dari kayu, daun kelapa, tempurung kelapa dan ruas bambu.

Masyarakat Riau percaya ketika memainkan alat musik ini, para pemain akan dirasuki oleh para dewa, mambang dan peri.

Nafiri memiliki ukuran 25-45 cm dimana pada ujung alat musik tersebut dibentuk seperti bujur telur yang terpotong dan berongga untuk membuat volume yang dikeluarkan lebih besar yang terbuat dari sepotong kayu. Nafiri memiliki beberapa lubang yang dibuat menggunakan besi yang dipanaskan.

Nafiri dimainkan dengan cara ditiup dan memiliki fungsi sebagai pengiring tarian tradisional, pengiring musik, acara-acara kebangsawanan dan digunakan dalam ritual pemanggil roh nenek moyang.

5. Gambus

Gambus
Sumber: wikipedia.org

Alat musik tradisional selanjutnya ialah gambus yang berasal dari provinsi Riau yang termasuk kedalam kategori alat musik kordofon. Sekilas alat musik ini mirip dengan mandolin yang berasal dari Timur Tengah.

Namun gambus memiliki paling sedikit 3 dawai atau senar sampai 12 dawai. Gambus biasa dimainkan dan diiringi oleh alat musik gendang yang tergabung pada sebuah orkes yang disebut dengan orkes gambus.

Orkes gambus terdiri dari biola, gendang, tabla dan seruling yang seringkali memainkan musik yang berirama Timur Tengah dengan lirik yang bertemakan keagamaan.

6. Gendang Oku / Burdah

Gendang Oku
Sumber: wikipedia.org

Gendang oku atau seringkali disebut dengan burdah ini adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan.

Walaupun disebut dengan gendang, tetapi gendang oku memiliki bentuk layaknya rebana namun memiliki ukuran yang lebih besar.

Gendang oku terbuat dari bahan kayu, kayu yang diguanakan ialah pohon nangka yang dibuat melingkar dan dilubangi pada bagian tengahnya. Pada bagian lubang tersebut dilapisi selaput membran yang terbuat dari kulit binatang sebagai sumber suara.

Alat musik ini dimainkan dan berfungsi sebagai pengiring lagu yang bernuansa religi (Islam) yang ditampilkan pada acara-acara keagamaan. Gendang oku dapat dimainkan secara tunggal ataupun kelompok.

Selain digunakan dalam acara keagamaan gendang ini juga digunakan untuk mengiringi acara lomba pencak silat.

7. Dol

dol
Sumber: perpek.com

Dol merupakan alat musik yang termasuk dalam kategori alat musik membranofon yang berasal dari provinsi Bengkulu. Alat musik ini termasuk kedalam keluarga bedug tradisional yang hanya dimainkan oleh kaum pria saja.

Dol terbuat dari bonggol pohon kelapa yang dilubangi pada bagian tengah nya dan dilapisi selaput membran yang terbuat dari kulit lembu atau kulit kambing yang berfungsi sebagai sumber suara. Dol juga mempunyai ukuran dengan diameter 70-125 cm dan tinggi sekitar 75-100 cm.

Dol dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan tongkat, tetapi terdapat tiga macam teknik penabuhan berdasarkan situasi dan kondisi ketika dol dimainkan, diantaranya :

  1. Teknik suwena. Teknik penabuhan yang memiliki tempo lambat atau perlahan dan dimainkan pada suasana duka cita.
  2. Teknik tamatam. Teknik penabuhan yang memiliki tempo cepat dan meriah, karena dimainkan pada susasana gembira dan ceria.
  3. Teknik suwari. Teknik penabuhan yang memiliki tempo tabuhan satu-satu dan dimainkan untuk mengiringi suatu parade.

Dol seringkali dimainkan dalam perayaan tabot di Bengkulu dan juga sebagai pengiring musik dalam tarian tradisional khas. Dol juga sering disandingkan dengan alat musik tradisional lain seperti tassa.

8. Bende

Bende
Sumber: wojogamelan.wordpress.com

Bende atau disebut juga canang merupakan alat musik tradisional yang berasal dari provinsi Lampung. Bende termasuk kedalam alat musik kategori ideofon dan berbentuk seperti gong di pulau Jawa.

Bende terbuat dari bahan logam berjenis perunggu atau kuningan seperti pada gong pada umumnya, hanya yang mebedakanya terletak pada warna  dan memiliki ukuran yang lebih kecil.

Bende dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tengah yang menonjol menggunakan alat pukul khusus yang terbuat dari kayu dan dilapisi oleh kain agar suara yang dihasilkan tidak kasar serta tidak merusak alat musik itu sendiri.

Alat musik ini sudah ada sejak saat abad ke-15 bedasarkan bentuk relief candi Sukuh dan digunakan sebagai isyarat bagi masyarakat Lampung untuk berkumpul di lapangan atau alun-alun pada masa lalu.

Namun pada zaman sekarang bende digunakan untuk menandakan adanya suatu acara atau atraksi seperti topeng monyet.

9. Dambus

Dambus
Sumber: kompas.com

Dambus adalah alat musik tradisional khas dari provinsi Bangka Belitung yang dimainkan dengan cara dipetik.

Tidak ada catatan pasti mengenai kapan ditemukan nya gambus ini, namun ada seorang penulis yang berwarga kenegaraan Jerman yang penah menerbitkan sebuah buku dan menemukan gambus pada tahun 1852 di dalam rumah seorang penduduk.

Dambus terbuat dari bahan kayu yang mempunyai karakteristik keras namun ringan dan ditutup kulit monyet.

Pada zaman dahulu kayu yang digunakan bukanlah kayu sembarangan namun memiliki enam jenis kayu yang berbeda dan diambil dari hutan yang berbeda pula. Pemetiknya terbuat dari gigi harimau dan di beri jimat.

Alat musik bisa dibilang sebagai alat musik etnis Bangka karena alat musik ini mempresentasikan bentuk rusa atau kijang yang merupakan hewan penting di kehidupan masyarakt Bangka.

Sebagai contoh ialah dalam tradisi nganggung, dimana masyarakat membawa makanan secara di dulang dan disantap bersama. Hidangan yang paling mulia atau agung ialah daging rusa atau kijang dalam tradisi tersebut.

Dambus pada zaman dahulu digunakan untuk menyebarkan agama Islam yang memiliki 7 dawai dan 7 pengatur kunci.

10. Gedombak

Gedombak
Sumber: flickr.com

Gedombak merupakan alat musik tradisional yang masih satu keluaga dengan gendang yang berasal dari provinsi Kepulauan Riau.

Gedombak merupakan alat musik yang berasal dari Timur Tengah dan memiliki sebutan lain seperti darabuka (Arab), deblak (Turki), thon (Siam), dombak (Persia).

Gedombak memiliki bentuk kerucut dan kepalanya bulat besar menyerupai piala. Terbuat dari bahan kayu yang dilubangi pada bagian tengahnya dan dilapisi selaput membran yant terbuat dari kulit kambing sebagai sumber suara.

Pada bagian ekornya digunakan untuk mengontrol suara dengan cara membuka dan mengatupkanya.

Gedombak terbagi menjadi dua jenis yaitu, gedombak induk dan gedombak anak. Keduanya memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda. Gedombak seringkali dimainkan untuk pengiring musik dan tari seperti pada musik “Maknyong” di Riau.

11. Tehyan

Tehyan
Sumber: youtube.com

Tehyan merupakan alat musik tradisional khas suku Betawi di Daerah Istimewa Jakarta. Tehyan merupakan alat musik gesek seperti biola yang terbuat dari kayu jati dan batok kelapa sebagai tabung resonansi.

Tehyan memiliki dua buah senar atau dawai yang digesek pada bagian bawahnya. Tehyan juga seringkali dimainkan pada ansambel musik seperti gambang kromong, lenong betawi ataupun ondel-ondel.

Tehyan merupakan hasil dari penggabungan dua kebudayaan, antara budaya Tionghoa dan Betawi. Tak ayal karena memang kebanyakan budaya betawi adalah hasil asimilasi dan akulturasi dari berbagai macam kebudayaan entah itu Nusantara atau Mancanegara.

12. Angklung

angklung
Sumber: thejakartapost.com

Angklung merupakan alat musik khas Jawa Barat yang sudah terkenal di tingkat nasional maupun internasional. Alat musik ini juga terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak 2010.

Angklung terbuat dari bahan bambu yang dibuat seperti pipa-pipa dan dipotong ujung-ujunya dan diikat dalam suatu bingkai. Jenis bambu yang digunakan ialah bambu hitam atau awi wulung dan bambu ater atau awi temen.

Angklung merupakan alat musik yang termasuk ke dalam kategori idiofon yang dimainkan dengan cara digoyang.

Pada zaman dahulu angklung digunakan sebagai pengiring lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Nyai Sri Pohaci dan sebagai penyemangat waktu peperangan pada zaman Belanda. Namun sekarang digunakan sebagai pengisi acara-acara kesenian, pesta panen, seren taun dan acara-acara resmi lainya.

Angklung memiliki jenis yang cukup beragam berdasarkan daerah dan fungsi yang dimilikinya. Selain jenis teknik memainkan angklung pun beragam, terdapat 3 teknik umum untuk memainkan angklung, diantaranya :

  1. Karulung, yang berarti getar. Teknik ini adalah teknik yang paling umum digunakan dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggoyangkan nya ke kanan dan ke kiri selama berkali-kali.
  2. Centok, yang berarti sentak. Teknik ini menggunakan tangan kiri dan menarik tabung dasar dengan cepat oleh jari ke telapak kanan, sehingga bunyi yang dihasilkan akan berbunyi sekali saja (stactato).
  3. Tengkep, teknik ini tidak jauh berbeda dengan centok, namun salah satu tabung di tahan agar tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarkan nada murni.

Dalam perkembangannya, angklung juga mengalami modernisasi dari mulai angklung elektrik, angklung otomatis sampai robot angklung.

13. Saron

Saron
Sumber wikipedia.org

Kita tahu bahwa Jawa Tengah mempunyai gamelan yang sangat terkenal. Namun banyak orang tidak mengetahui bahwa gamelan bukanlah alat musik, melainkan ansambel atau gabungan alat musik yang dimainkan bersamaan.

Saron merupakan instrumen musik yang tergabung dalam salah satu instrumen musik gamelan yang berasal dari Jawa Tengah. Saron juga disebut dengan nama ricik yang termasuk ke dalam keluarga balungan.

Saron terbuat dari wilahan atau lembaran logam yang disusun dan dirangkai di atas bingkai yang terbuat dari kayu. Setiap wilahan mempunyai ketebalan dan panjang yang berbeda untuk menghasilkan nada-nada yang berbeda pula.

Setiap saron terdiri dari 2 buah saron yang berpasangan. Saron dimainkan dengan cara ditabuh. Penabuhan tersebut tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya.

Terdapat teknik khusus dalam memainkan saron yaitu memathet yang berarti memencet, dimana tangn kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa.

14. Gejog Lesung

Gejog Lesung
Sumber: klatenkab.go.id

Gejog lesung merupakan alat musik tradisional yang sangat unik, karena selain sebagai alat musik gejog juga digunakan untuk menumbuk padi yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gejog lesung berasa dari dua kata yaitu gejog atau kothekan yang berarti memukul dan lesung kata yang merujuk pada alat pertanian yaitu sebuah wadah untuk menumbuk padi.

Alat musik ini dimainkan oleh 4 sampai 5 orang tergantung pada ukuran lesung yang digunakan.

Cara memainkan gejog ialah dengan cara dipukul dengan menggunakan alu/antan secara bergantian pada bagian atas, samping, tengah, atau tepat pada bagian cengkungan.

Alat musik ini juga diiringi oleh nyanyian lagu atau tembang Jawa seperti Wulung Kelalang, Caping Gunung, Emprit Neba dan Ayam Ngeklik sembari menari.

Alat musik ini dimainkan pada saat ritual pemujaan Dewi Sri sebagai ucapan syukur pada saat panen tiba, gerhana bulan dan gerhana matahari pada zaman dahulu. Namun pada masa sekarang gejog digunakan sebagai pengiring berbagai tradisi kesenian yang berada di Yogyakarta.

Gejog lesung dipercaya masyarakat sekitar sebagai perwujudan dari cerita-cerita rakyat yang telah dikenal turun-temurun selama ratusan tahun seperti mitos tentang cerita Hindu dan legenda seperti Bandung bondowoso dan Roro Jonggrang.

15. Kluncing

Kluncing
Sumber: onsseni.blogspot.com

Kluncing alat musik yang cukup berbeda dengan alat musik tradisional lain, karena alat musik ini terbuat dari logam dan bukan bagian dari keluarga gong.

Kluncing merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur yang mempunyai bentuk seperti Triangle di Eropa.

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Kluncing juga merupakan salah satu instrumen musik yang termasuk dalam gamelan banyunwangi dan digunakan untuk mengiringi tarian gandrung khas Banyuwangi.

16. Angklung Buhun

Angklung Buhun
Sumber: aman.or.id

Angklung buhun merupakan alat musik tradisional yang berasal dari kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dalam segi bentuk, angklung buhun memiliki bentuk dan suara yang dihasilkan pun sama dengan angklung pada umumnya.

Namun terdapat perbedaan pada pernak-pernik saja seperti hiasan berupa batang padi dan rumbai-rumbai dedaunan yang diikat secara berkelompok pada sisi atas bingkai angklung.

Instrumen musik ini dipercaya sebagai instrumen pusaka bagi masyarakat suku Badui, karena alat musik ini sudah ada sejak terbentuknya masyarakat Badui itu sendiri.

Angklung buhun juga memiliki nuansa magis dan sangat sakral karena seringkali digunakan sebagai pengiring ritual pada proses seren tahun.

17. Ceng-ceng

Ceng-ceng
Sumber: youtube.com

Ceng-ceng merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Bali dan merupakan bagian penting dalam ansambel alat musik gamelan Bali.Ceng-ceng mempunyai bentuk seperti simbal tetapi mempunyai ukuran yang lebih kecil.

Cenceng dimainkan dengan cara membenturkan kedua alat ini menggunakan tangan yang berbunyi khas “ceng-ceng-ceng”. Terbentuk dari bahan logam tembaga atau kuningan yang berbentuk kura-kura.

18. Palompong / Garompong

palompong
Sumber: pacmenclub.wordpress.com

Palompong merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Alat musik ini memiliki bentuk dan cara memainkan yang menyerupai alat musik kolintang.

Palompong terbuat dari kayu yang dibelah dan disusun di atas bingkai kayu yang berfungsi sebagai kotak resonansi. Palompong memiliki 3-4 wilahan, wilahan tersebut memiliki ukuran dan panjang yang berbeda guna menghasilkan nada-nada yang berbeda.

Palompong dimainkan dengan cara dipukul menggunakan dua buah tongkat yang terbuat dari kayu. Palompong membutuhkan dua orang untuk memainkan alat musik ini.

Pemain pertama memainkan nada atau irama yang sama dari awal permainan hingga akhir. Pemain kedua yang disebut basnentek memainkan nada dan irama yang berbeda namun harus masuk dengan nada pemain pertama.

Palompong seringkali digunakan sebagai pengiring musik saat panen padi tiba yang disebut begabah pada zaman dahulu. Namun pada masa sekarang palompong dimainkan pada acara-acara adat seperti pernikahan dan upacara adat lainya.

19. Sasando

Alat Musik NTT, sasando
Sumber: wikipedia.org

Sasando adalah alat musik yang cukup terkenal di skala nasional hinggal internasional yang berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sasando berasal dari kata sasandu yang berasal dari kata sandu atau sanu yang berarti bergetar atau meronta.

Sasando secara oganologi tergolong dalam sitar tabung bambu yang mempunyai kemiripan seperti gitar, biola, kecapi dan harpa. Sasando terbuat dari bahan bambu dan pada bagian tengah dari atas sampai bawah diberi ganjalan-ganjalan.

Ganjalan tersebut berfungsi sebagai tempat membentangkan 48 buah dawai. Lalu tubuh sasando ditaruh ke dalam anyaman daun lontar yang dibuat secara khas menyerupai kipas yang berfungsi sebagai tempat resonansi sasando.

Sasando pernah menjadi icon pada uang pecahan lima ribu rupiah edisi tahun 1992.

Sasando pada umumnya dimainkan untuk mengiringi lagu pada tarian tradisional Nusa Tenggara Timur. Karena sangat populer dan akibat kemajuan zaman sasando dibuat menjadi sasando elektrik yang diberi nama Sasando Bariton.

20. Tuma

tuma
Sumber: indonesiakayabudaya.com

Tuma merupakan alat musik yang termasuk kedalam kategori membranofon yang berasal dari provinsi Kalimantan Barat. Tuma merupakan sejenis gendang yang hanya dilapisi membran pada satu sisi saja.

Membran yang digunakan ialah kulit lembu dan rangka tuma terbuat dari kayu yang dilubangi bagian tengahnya. Memiliki tinggi sepanjang 1 meter dengan diameter 25 cm.

Tuma dimainkan dengan cara ditepuk layaknya gendang pada umumnya. Tuma juga seringkali dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional Kalimantan Barat beserta alat musik tradisional lainya.

21. Sampe

Alat Musik Kalimantan Timur, sampe
Sumber: wikipedia.org

Sampe merupakan alat musik tradisional khas yang berasal dari provinsi Kalimantan Timur. Alat musik yang termasuk kedalam kategori kordofon dan dimainkan dengan cara dipetik ini cukup populer dikalangan suku Dayak.

Sampe terbuat dari bahan kayu, namun kayu yang digunakan bukan kayu biasa. Kayu yang dinilai baik dan mempunyai kualitas terbaik ialah kayu yang termasuk kayu maranti, seperti kayu pelantan, kayu edau, kayu marang, kayu tabalok dan kayu sejenisnya.

Kayu jenis ini memiliki sifat yang kuat, tahan lama, tidak mudah pecah, keras dan tidak mudah dirusak oleh rayap.

Untuk dawai atau senar sampe menggunakan tali yang terbuat dari serta pohon enau atau pohon aren pada zaman dahulu.

Namun seiring perkembangan zaman, senar yang tadinya menggunakan serat pohon sekarang digantikan oleh kawat tipis yang menghasilkan suara yang lebih nyaring.

Sampe memiliki banyak fungsi dan peranan dalam tatanan kehidupan masyarakat Dayak. Pada zaman dahulu alat musik ini memiliki fungsi untuk menyatakan perasaan, perasaan tersebut berbeda berdasarkan waktu memainkan alat musik ini.

Jika dimainkan pada siang hari sampe mewakili perasaan ring gembira, rasa sayang dan suka ria. Tetapi sebaliknya jika dimainkan pada malam hari sampe mewakili perasaan sendu, sedih dan duka nestapa.

Sekarang sampe dapat dimainkan bersama alat musik tradsional lainya pada saat acara pesta rakyat atau mengiringi tarian tradsional yang bersifat lemah gemulai seperti pada acara gawai padai.

Selain digunakan pada acara-acara khusus seperti acara adat, sampe juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti hanya untuk meramaikan susasana saat keluarga berkumpul di dalam rumah.

22. Gong Garantung

gong garantung
Sumber: wikipedia.org

Gong garantung merupakan alat musik tradisional suku Dayak yang berasal di provinsi Kalimantang Tengah. Sesuai namanya alat musik ini termasuk kedalam keluarga gong yang dikasifikasikan sebagai alat musik kelompok idiofon.

Gong garantung terbuat dari bahan logam campuran antara logam jenis besi, kuningan dan perunggu. alat musik ini memiliki bentuk layaknya gong yang mempunyai benjolan di bagian tengah tempat untuk memukul alat musik ini.

Dibandingkan sama dengan gong, alat musik tradisional ini lebih mirip dengan kempul pada gamelan jawa. Gong garantung memiliki bunyi yang berbeda dengan gong karena memiliki getaran yang lebih pendek.

Gong garantung juga merupakan instrumen utama pada ansambel ritual-ritual adat Kalimantan Tengah.

23. Panting

Panting
Sumber: blogunik.com

Panting merujuk pada dua buah istilah yaitu alat musik dan ansambel musik yang berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan. Karena sebuah ansambel musik yang didominasi oleh alat musik panting, maka ansambel tersebut disebut musik panting.

Panting merupakan sejenis gambus Arab yang memakai senar, tetapi panting memiliki ukuran yang lebih kecil. Pada zaman dahulu panting dimainkan dengan cara perorangan atau solo. Akibat perkembangan zaman maka panting pun dimainkan secara ansambel yang terdiri dari :

  • Panting,
  • Babun,
  • Gong,
  • Biola,
  • Suling bambu,
  • Ketipak,
  • Tamburin.

Panting merupakan alat musik yang berfungsi sebagai hiburan karena memiliki musik yang bersyair jenaka yang ditampilkan dalam acara pernikahan.

Namun selain itu panting juga digunakan sebagai sarana pendidikan karena terkadang syair yang terkandung berisi nasihat, petuah dan nilai-nilai agama yang berguna untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat.

24. Kolintang

Kolintang
Sumber: gpswisata.info

Kolintang merupakan alat musik perkusi yang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintang terbuat dari bahan kayu yang mempunyai sifat kuat namun memiliki massa yang ringan seperti pada kayu telur, kayu wenuang, kayu cempaka, kayu waru dan kayu yang sejenis.

Alat musik ini memiliki sejarah penamaan yang cukup unik karena berasal dari kata tong yang berarti nada rendah, ting yang berarti nada tinggi dan tang yang berarti nada biasa.

Terdapat istilah ajakan “mangemo kumolintang” yang berarti mari kita lakukan tong ting tang yang kemudian menjadi kolintang.

Kolintang disusun diatas bingkai yang terbuat dari kayu dan dirangkai berdasarkan susunan nadanya. Kolintang memiliki susunan nada diatonis, setiap wilahan memiliki panjang dan tebal yang berbeda yang difungsikan untuk memberi nada berbeda pada kolintang.

25. Ganda

ganda
Sumber: aminama.com

Ganda merupakan alat musik tradisional khas yang berasal dari Sulawesi Tengah. Ganda memiliki bentuk menyerupai gendang dari pulau Jawa dan dimainkan dengan cara dipukul atau ditepuk.

Terdapat perbedaan pada ganda dengan gendang Jawa yaitu pada ukurannya saja yang relatif lebih kecil.

Ganda terbuat dari kayu yang dilubangi pada bagian tengahnya. Pada kedua sisi lubang dilapisi selaput membran yang berfungsi sebagai sumber suara yang terbuat dari kulit sapi.

Ganda termasuk kedalam alat musik ritmis dan seringkali dimainkan dengan alat musik tradisional lain yang ditampilkan dalam acara-acara adat atau pentas seni lainya.

26. Keso-keso

keso keso
Sumber: wikipedia.org

Keso-keso merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan dan dimainkan dengan cara digesek layaknya arababu dari Maluku.

Nama keso-keso sendiri didapat karena cara memainkanya dengan cara digesek, tetapi ada juga yang menyebut “kere-kere galang”.

Keso-keso terbuat dari bahan kayu yang berjenis kayu nangka dan dibentuk menyerupai jantung pisang. Terdapat rongga pada bagian tengahnya yang berfungsi sebagai resonator dan ditutup menggunakan kulit binatang.

Untuk bagian senar atau dawai yang digunakan terbuat dari rambut ekor kuda dan digesek menggunakan kayu yang berbentuk busur. Suara yang dihasilkan alat musik ini sangat khas dan indah ketika didengarkan.

27. Ladolado

Ladolado
Sumber: infobaru.id

Lado-lado merupakan alat musik yang berasal dari provinsi Sulawesi Tenggara yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pukul khusus.

Alat musik tradisional ini terbuat dari kayu atau bambu yang dibentuk menyerupai gitar dan gambus.

Alat musik ini sudah sangat susah untuk ditemui pada masyarakat Sulawesi Tenggara sekalipun.

Jika anda menemukan atau menjumpai alat musik tersebut pastinya sudah terpajang rapih dalam bingkai di museum sejarah dan seni musik.

28. Polopalo

Polopalo
Sumber: ponuwa.com

Polopalo merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu yang berasal dari provinsi Gorontalo. Salah satu kebudayaan masyarakat Gorontalo ini seringkali dimainkan dalam upaca-upaca adat seperti Upacara Senja Kwartir.

Polopalo memiliki bentuk seperti paruh burung yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tongkay kayu atau dengan cara dipukulkan ke lutut sang pemain. Bunyi yang dihasilkan oleh alat musik satu ini cukup khas dan termasuk kedalam alat musik ritmis.

Dalam perkembangannya polopalo terus dimodifikasi dari ukuran yang berbeda-beda guna menghasilkan nada atau bunyi yang berbeda juga. Semakin besar ukuran polopalo maka nada yang dihasilkan semakin rendah dan sebaliknya.

29. Sattung

Sattung
Sumber: youtube.com

Sattung merupakan alat musik tradisional yang cukup unik berasal dari Polwewali Mandar, Sulawesi Barat. Sattung merupakan alat musik petik yang terbuat dari ruas bambu.

Ruas bambu yang digunakan ialah bambu yang sudah kering dan memiliki ruas yang cukup panjang, semakin panjang semakin bagus kualitasnya.

Pada bagian kedua ujung ruas bambu ini diberi sebuah pengganjal yang berfungsi untuk membentangkan dawai. Pada bagian tengah ruas bambu diberi lubang sebagai tempat resonasi alat musik ini.

Pada awalnya sattung digunakan hanya untuk menghibur diri dan mengisi waktu luang seseorang.

Namun berkembang dan digunakan untuk alat hiburan pada saat pelaksanaan pelantikan raja pada masa lalu. Pada masa sekarang sattung digunakan sebagai pelengkap pada pertunjukan Orkes Toriolo.

30. Arababu

Arababu
Sumber: indonesiakaya.com

Arababu adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara digesek yang berasal dari provinsi Maluku. Sekilas arababu mirip seperti rebab yang berasal dari Jawa Barat, namun arababu terlihat lebih sederhana dan memiliki ukuran yang lebih kecil.

Arababu memiliki sejarah yang berawal pada abad ke-16 dimana pedagang dari Arab memperkenalkan alat musik ini pertama kalinya. Alat musik ini berkembang pesat pada masyarakat Maluku dan mengalami modifikasi yang dimana menjadi arababu seperti sekarang.

Arababu memiliki satu senar atau dawai yang dibentangkan pada bambu sampai pada bagian tubuh yang terbuat dari tempurung kelapa yang berfungsi sebagai resonator pada alat musik ini. Berbeda dengan rebab yang memiliki 2 dawai, namun suara yang dihasilkan tidak kalah merdu dengan rebab.

Alat musik ini biasa dimainkan dengan alat musik tradisional lain seperti tifa, gong dan fuk-fuk. Arababu seringkali memainkan lagu-lagu yang bernuansa Melayu-Arab yang berisi tentang kehidupan sehari-hari dan doa.

31. Fu

fuu
Sumber: indonesiakaya.com

Fu merupakan alat musik tradisional yang berasal dari provinsi Maluku Utara. Terdapat keunikan dan keistimewaan yang terdapat dalam alat musik satu ini jika kita bandingkan dengan alat musik tradisional lain, yaitu bahan yang diguankan 100% terbuat dari alam.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan alat musik fu ialah kulit kerang yang ditemukan di pesisir pantai. Fu dimainkan dengan cara ditiup pada bagian yang berlubang atau terbuka.

Fu pada awalnya berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan masyarakat untuk memberi isyarat berkumpul untuk memberikan informasi penting. Fu juga digunakan untuk memberikan keadaan penting seperti perang yang akan terjadi.

32. Guoto

Guoto
Sumber: indonesia.go.id

Guoto merupakan alat musik tradisional yang berasal dari provinsi Papua Barat. Alat musik ini terbilang cukup sederhana dan dimainkan dengan cara dipetik menggunakan tangan.

Guoto terbuat dari bahan sebilah bambu ataupun kayu yang digunakan untuk membentangkan dawai.

Dawai yang dimiliki guoto bisa 2 sampai 3 dawai tergantung pada pembuat alat musik tersebut. Guoto juga dilapisi oleh kulit binatang ada bagian belakang alat musik ini, kulit yang digunakan biasanya kulit lembu.

33. Tifa

tifa
Sumber: romadecade.com

Tifa merupakan alat musik tradisional yang berasal dari suku Asmat, Papua. Tifa memiliki namanya masing-masing berdasarkan wilayah masyarakatnya, seperti masyarakat Malim dikenal dengan nama Kendara, di Biak dikenal dengan nama Sirep dan di Setani dikenal dengan nama Wachu.

Tifa terbuat dari kayu lenggua yang dibentuk seperti tabung dan pada bagian tengahnya dilubangi dan dikosongkan.

Pada bagian salah satu sisi di pasang sebuah membran yang berfungsi sebagia sumber suara yang terbuat dari kulit rusa. Terdapat juga ukiran-ukiran pada bagian tubuh tifa yang berbau mistis.

Tifa merupakan identitas khusus bagi suku-suku yang berada di Papua yang dimainkan dengan cara di pukul menggunakan tangan layaknya gendang.

Alat musik ini juga sangat kental dengan adat istiadat nenek moyang mereka yang seringkali digunakan untuk acara-acara ritual yang sakral.

Penutup

[su_table responsive=”yes”]

No Nama Alat Musik Asal Daerah
1 Serune Kalee Aceh
2 Aramba Sumatera Utara
3 Saluang Sumatera Barat
4 Nafiri Kepulauan Riau
5 Gambus Riau
6 Gendang Oku Sumatera Selatan
7 Dol Bengkulu
8 Bende Lampung
9 Dambus Bangka Belitung
10 Gedombak Kepulauan Ria
11 Tehyan DKI Jakarta
12 Angklung Jawa Barat
13 Saron Jawa Tengah
14 Gejog Lesung Yogyakarta
15 Kluncing Jawa Timur
16 Angklung Buhun Banten
17 Ceng Ceng Bali
18 Palampong NTB
19 Sasando NTT
20 Sampe Kalimantan Timur
21 Gong Gantung Kalimantan Tengah
22 Tuma Kalimantan Barat
23 Panting Kalimantan Selatan
24 Kolintang Sulawesi Utara
25 Ganda Sulawesi Tengah
26 Keso Keso Sulawesi Selatan
27 Ladolado Sulawesi Tenggara
28 Polopalo Gorontalo
29 Sattung Sulawesi Barat
30 Arababu Maluku
31 Fu Maluku Utara
32 Guoto Papua Barat
33 Tifa Papua

[/su_table]


Nah, itu dia 33 jenis alat musik tradisional yang berada di Indonesia, bagaimana menarik bukan ? Semoga tulisan ini menjadi wawasan baru dan inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan salah satu kebudayaan nenek moyang ini yang kian hari semakin ditinggalkan karena tergerus oleh kemajuan zaman dan teknologi.

Sebagai masyarakat Indonesia yang baik kita harus terus mendukung upaya pemerintah tentang pelestarian kebudayaan tersebut, seperti datang ke dalam acara festival kesenian atau bahkan menyebar luaskan informasi mengenai kebudyaan Indonesia pada media online seperti jejaring sosial ataupun offline.

Setiap jenis alat musik tradisional tersebut tentunya memiliki keunikan, karakteristik dan sejarah yang berbeda-beda berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda-beda pula pada setiap wilayah, namun bukan alasan untuk membanding-bandingkan yang satu dengan yang lainya.

Hal itu adalah ciri khas kita sebagai bangsa Indonesia, seperti semboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ikayang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu“.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com