Contoh DFD dan Diagram Konteks

  • 5 min read
  • Mar 17, 2022
data flow

Contoh DFD (Data Flow Diagram) – Baik Programer maupun seorang yang mempelajari IT, khususnya RPL (Rekayasa Perangkat Lunak). Sudah dipastikan sangat familiar dengan DFD (Data Flow Diagram), terlebih bagi mereka yang pernah mempelajari pemograman secara terstruktur.

Pengembangan sistem dengan cara terstruktur digambarkan menggunakan DFD, sedangkan untuk yang berorientasi objek menggunakan UML (Unified Modeling Language). Ke duanya hingga saat ini masih dipelajari dan digunakan.

Hanya saja ketika kita mempelajari UML, akan menemukan berbagai jenis diagram diantaranya sebagai berikut;

Jika saat ini kalian sedang mencari referensi dan contoh DFD, maka sudah dipastikan kalian akan mendapatkan apa yang dicari.

Sebab pada kesempatan kali ini saya akan memberikan contoh dan ulasan dengan lengkap terkait DFD (Data Flow Diagram), berikut pembahasan lengkapnya.

Pengertian Diagram Konteks ?

Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai DFD atau diagram alir, terlebih dahulu kita harus mengetahui yang disebut dengan diagram konteks (context diagram). Mengapa demikian? Sebab terkadang banyak salah ditafsirkan mengenai hal ini.

Apabila diartikan, diagram konteks ini merupakan diagram yang terdiri dari sebuah proses yang dengannya dapat menggambarkan lingkup sebuah sistem.

Diagram konteks sendiri adalah bagian paling tinggi dalam DFD (Data Flow Diagram), artinya sebelum masuk ke pembuatan DFD, dibutuhkan diagram konteks terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan diagram konteks menggambarkan sistem secara umum, sedangkan DFD menggambarkan sistem tersebut lebih detail hingga bagian terkecil seperti fitur dalam setiap bagian yang dimiliki oleh sistem. Sebagai contohnya adalah konteks diagram pada sistem informasi parkir kampus berikut ini.

conth dgd parkir

Sebuah konteks diagram hanya digambarkan seperti di atas, dimana hak akses yang dimiliki oleh yang menggunakan sistem baik itu admin maupun user.

Resume.

Konteks diagram dan DFD memiliki ketehubungan satu sama lain, dimana DFD akan dibuat setelah diagram konteks dapat digambarkan.

Diagram konteks menggambarkan sistem secara keseluruhan, sedangkan DFD lebih mendetail, ini artinya DFD menjabarkan yang telah digambarkan oleh diagram konteks.

Apa Itu DFD ?

Sesungguhnya hal ini telah terjawab pada bagian sebelumnya. Akan tetapi barangkali perlu penjelasan lebih mengenai hal tersebut, maka dalam hal ini saya tambahkan pengertian atau definisi DFD (Data Flow Diagram) menurut para ahli.

1. Pengertian DFD Secara Umum

DFD adalah penjabaran dari sebuah konteks diagram, apakah benar seperti itu? Bbagaimana hendaknya menjawab apabila ada yang bertanya mengenai hal tersebut. DFD secara umum dapat diartikan sebagai berikut.

Model logika data atau proses data yang menggambarkan dari mana asal data tersebut serta apa atau kemana tujuannya (input-output) dalam suatu sistem.

DFD juga terdiri dari beberapa level, semakin tinggi levelnya berarti semakin detail pula sistem yang digambarkan. Sejauh ini sebuah sistem digambarkan hingga level 3 saja.

2. Pengertian DFD Menurut Ahli

Setelah kita mengetahui pengertian DFD secara umum, lalu bagaimana para ahli atau pakar mendefinisikan DFD? Untuk mengtahuinya berikut penjelasan beberapa para ahli mengenai hal tersebut.

  • Andri Kristanto – Model proses data yang dibuat atau dirancang utuk mengambarkan aliran data, dari mana ia masuk dan kemana tujuannya.
  • Tata Sutabri – Suatu network yang menggambarkan sistem secara otomatis atau komputerisasi, manul serta gabuangan dari keduanya. Penggambarannya disusun dalam bentuk komponen dengan aturan tertentu.
  • Jogiyanto Hartono – Suatu diagram yang menggunakan simbol atau notasi dalam menggambarkan sebuah arus sistem.
  • Wijaya – Sebuah gambaran grafis yang menggambarkan serta memperlihatkan aliran data dari sembernya dalam suatu objek kemudian ditrasformasikan ke tujuan lain dalam objek lain.

3. Sejarah Singkat DFD

Samahalnya dengan yang lain seperti entity relationship diagram (ERD) ataupun grafik, DFD memiliki sebuah sejarah yang mana dari sanalah dimulai dan bersumber.

Data flow diagram atau disingkat DFD pertama kali dikenalkan dan dipopulerkan oleh Larry Constantine dan Ed Yourdon pada tahun 1970 dalam sebuah teks klasik.

DFD sendiri mengacu pada teori grafik yang mulanya digunakan dalam peneliatan untuk memodelkan alur kerja organisasi.

Notasi & Simbol DFD

notasi dfd

Apabila dilihat sekilas, notasi atau simbol yang digunakan dalam DFD (Data Flow Diagram) menyerupai dengan simbol flowchart. Akan tetapi DFD hanya memiliki notasi atau simbol yang sedikit, hanya menggunakan empat simbol atau notasi saja.

  • Lingkaran
  • Persegi panjang
  • Dua buah garis
  • Garis lengkap dengan panah.

Berikut penjelasan lengkap masing-masing dari simbol yang telah disebutkan.

  • Proses – Bagian ini digambarkan dengan lingkaran, menunjukan sebuah sistem yang mentransformasikan dari input ke dalam output.
  • Terminator/Entitas External (Entity Exsternal– Bagian ini digambarkan dengan bentuk persegi panjang, dimana menunjukan sesautu di luar sistem dan berinteraksi dengan sistem, dapat berupa orang maupun organisasi.
  • Penyimpanan (Data Storage) – Bagian ini digambarkan oleh dua buah garis yang mana memperlihatkan penyimpanan atau darimana asal datanya.
  • Alir Data – Bagian ini digunakan untuk menerangkan atau menggambarakan perpindahan data dari tempat satu ke tempat lainnya.

Fungsi DFD

DFD atau Data Flow Diagram memiliki kegunaan dan fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. DFD memiliki kegunaan untuk perancangan sebuah sistem yang memiliki orientasi pada alur data. Sehingga dengan demikian mudah menggambarkan dan menganalisanya.
  2. DFD dapat berguna sebagai perancangan sistem yang mudah dikomunikasin kepada pengguna.
  3. Membantu pengembang aplikasi dalam menggambarkan alur data secara jelas dan rinci.
  4. Memudahkan user atau pengguna dalam memahami sebuah sistem.
  5. Membantu penerapan sistem yang lebih baik dan sempurna, sebab terdapat rancanganya terlebih dahulu.

Syarat Membuat DFD

Pembuatan DFD harus dilakukan dengan memnuhi kaidah serta syarat-syarat yang telah ditentukan, hal tersebut demi menghasilkan sebuah DFD yang dapat menggambarkan sistem dengan baik serta minim kesalahan.

Syarat-syarat dalam pembuatan DFD adalah sebagai berikut.

  • Pemberian nama komponen.
  • Pemberian nomor pada komponen proses.
  • Penggambaran DFD sesering dan serapi mungkin.
  • Hindari penggambaran DFD yang rumit.
  • Pastikan DFD yang dibangun konsisten secara logika.

Tingkatan DFD (Data Flow Diagram)

Tingakatan DFD ini pada bagian awal telah kitas singgung, dimana sbelum masuk ke dalam sebuah DFD terlebih dahulu harus ada yang namanya diagram konteks. Supaya hal tersebut jelas, mari kita bahas secara lengkap terkait hal ini.

  • Tingkat pertama – Tingkatan ini disebut dengan diagram konteks (context diagram), dimana menggambarkan sistem secara global.
  • Tingkat ke-dua – Tingkatan ini disebut dengan diagram level 0 (Zero Diagram / overview diagram), yaitu sebuah gambaran yang memperlihatkan proses apa saja yang akan dilakukan serta melibatkan data data eksternal.
  • Tingkat ke-tiga – Tingkatan ini disebut dengan diagram level 1, dimana penjabarkan secara rinci dari setiap proses pada tingkatan sebelumnya.
  • Tingkatan ke-empat – Tingkatan ini disebut dengan diagram level 2, dimana menjabarkan secara rinci hasil atau proses yang muncul pada bagian sebelumnya, dalam hal ini diagram level 1.

Tinkatan setelah itu selanjutnya kita definisikan sesuai dengan proses yang terjadi pada bagian sebelumnya, artinya semakin ke bawah maka semakin rinci.

Mengenai tingkatan DFD tersebut kalian dapat lihat pada gambar di bawah ini.

Contoh DFD

Berikut beberapa contoh DFD yang dapat kalian pelajari dan analisis setiap tahapannya. Semoga dengan begitu kalian semakin paham dan mengerti akan materi ini.

1. Contoh DFD Sederhana

Data flow diagram di bawah ini menjelaskan bagaimana sebuah aplikasi ojek online bekerja.

Diagram konteks

contoh diagram konteks a-0

DFD Level 1

contoh dfd level 0

DFD Level 2

contoh dfd level 1

DFD Level 3

dfd level 2

DFD Level 4

dfd level 3

Proses-proses di atas memperlihatkan tahapan DFD (Data Flow Diagram) dari konteks diagram hingga level 3 yang membahas mengenai pembayara.

2. Contoh DFD Perpustakaan

Bisa jadi kamu sudah merasa tidak asing dengan perpustakaan, hampir setiap kota, sekolah dan kampus memilikinya. Namun bagaimana data alur yang digunakan oleh sistem dalam perpustakaan, khususnya peminjaman.

Berikut contoh dfd sebuah perpustakaan.

Konteks diagram sistem informasi perpustakaan

contoh konteks diagram perpustakaan

DFD Level 1

dfd level 1

DFD Level 2 Pendaftaran

dfd level 2 pendaftaran

DFD Level 2 Peminjaman

dfd level 2 peminjaman

3. Contoh DFD Penjualan

Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi informasi yang begitu pesat berkembang mempengaruhi semua sektor kehidupan, termasuk jual beli.

Berikut salah satu contoh data alur atau dfd dari sala satu sistem penjualan online.

Diagram Konteks Penjualan

diagram konteks penjualan

DFD Level 0 Penjualan

dfd level 0 penjualan

DFD Level 1 Proses 1

dfd level 1 proses 1

DFD Level 1 Proses 2

dfd level 1 proses 2

DFD Level 1 Proses 3

dfd level 1 proses 3

Contoh DFD Dalam Studi Kasus

Pada bagian terakhir ini saya akan memberikan contoh dari sebuah studi kasusu, dimana DFD ini saya buat dalam tugas beberapa waktu yang lalu.

Data Flow Diagram ini menggambarkan sebuah interaksi antara user dengan sistem pengolahan data gangguan. Saya akan coba sajikan.


Alur proses sistem informasi pengolah data gangguan pelanggan dapat digambarkan dalam suatu Context Diagram.

Diagram Konteks Pengolahan Data

Dari konteks diagram di atas tergambar jelas bahwa admin atau user memiliki inputan berupa username, password dan upload file.

Sedangkan sistem akan memberikan output kepada user berupa hak akses, rekapitulasi serta laporan.

DFD Level 1

dfd level 1 gangguan

DFD Level 2 Proses 1

dfd pengelolaan gangguan

DFD Level 2 Proses 2

dfd pengelolaan data

DFD Level 3 Proses 2.1

pengelolaan data des

DFD Level 3 Proses 2.2

contoh dfd level 3

Cara mudah membuat DFD

  1. Memahami alur data

    Hal yang paling penting ialah dapat memahami alaur data

  2. Memahami fitur aplikasi

    pahamilah alur aplikasi secara menyeluruh


Apa itu DFD?

Sederhananya model logika atau logika proses

Hubungan antara DFD dan diagram konteks?

DFD akan dibuat setelah diagram konteks, karena diagram konteks menunjukan proses secara keseluruhan


Demikian tulisan mengenai DFD (Data Flow Diagram) secara lengkap yang meliputi pengertian, contoh, fungsi dan lain sebagainya. Semoga tulisan ini memberikan manfaat dan menjadi referensi belajar bagi kalian semua.

Ada banyak sekali hal yang harus dipelajari dalam pengembangan sistem aplikasi, selain kamu mengerti data flow, dalam beberapa aplikasi dituntut untuk mengerti sistem pendukung keputusan, sebagai contoh metode weighted product.

Post Terkait :

7 thoughts on “Contoh DFD dan Diagram Konteks

  1. Mantap min terima kasih informasinya…

    Namun ada yang masih membuatku bingung min. Apakah FLOWCHART, DFD dan UML itu sama? jika sama apakah motodenya juga sama ? jika tidak apa yang memebedakannya?

    Maaf kalau pertanyaannya agak aneh min, soalnya saya masih belajar juga hehe..
    Terima kasih min.

    1. Sekilas mungkin terlihat sama, namun ketiga tersebut memiliki perbedaan yang mendasar, terutama soal fungsi dan kegunaan. Flowchart itu merupakan bagan, langkah atau alur proses penyelesaian suatu masalah (cara penyajian algoritma). Nah kalo DFD dan UML merupakan metode analisis sistem informasi.
      Ini sepengetahuan saya ya :), terimakasih telah berkunjung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com