Pakaian Adat Lampung

  • 4 min read
  • Mei 25, 2022
pakaian tradisional lampung

Guratgarut.com – Provinsi Lampung cukup terkenal dengan wisata alamnya seperti Taman Nasional Way Kambas ataupun Gunung Anak Krakatau. Tetapi kalau kita gali lebih jauh provinsi ini ternyata memiliki daya tarik lain seperti kesenian dan budaya, salah satunya ialah pakaian adat Lampung.

Secara umum masyarakat Lampung terbagi menjadi dua buah kelompok masyarakat yaitu masyarakat Pepadun dan masyarakat Lampung pesisir yang dikenal dengan nama Saibatin.

Kedua masyarakat tersebut memiliki perbedaan sampai terdapat filosofi “Sai Bumi Ruwai Jurai” dan menjadi salah satu identitas dan kebanggan tersendiri bagi masyarakat Lampung.

Perbedaan tersebut cukup beragam dari mulai tradisi masyarakat kedua kelompok.

Tetapi terdapat perbedaan yang mencolok yaitu dari segi bahasa, tempat tinggal, adat perkawinan, silsilah keturunan hingga pakaian adatnya.

Pada kesempatan kali ini penulis akan sedikit membahas tentang pakaian adat tersebut yang berasal dari masyrakat Lampung Saibatin dan Pepadun. Untuk selengkapnya, simak tuntas tulisan berikut ini.

Saibatin dan Pepadun, Pakaian Adat Tradisional Masyrakat Lampung

baju khas lampung
Sumber: infolpg.com

Perbadaan antara pakaian adat tradisional masyarakat Saibatin dan Pepadun terletak pada mahkota yang dikenal dengan sebutan siger dan warna dasar yang digunakan dalam busana tersebut.

Pada masyarakat Saibatin siger yang digunakan ialah siger yang memiliki 7 lekukan dan memiliki pakaian adat berwarna merah.

Sedangkan masyarakat Pepadun menggunakan siger 9 lekukan dan pakaian adat yang berwarna putih.

Terdapat juga perbedaan antara pakaian adat yang digunakan oleh kaum pria dan juga kaum wanita, diantaranya :

1. Pakaian Adat Kaum Pria

Pakaian adat tradisional yang digunakan kaum pria pada umumnya memiliki kesan yang simpel dan sederhana tetapi memiliki kesan yang gagah dan beribawa.

Busana tersebut terdiri dari kemeja panjang berwarna merah / putih, sarung tumpal, celana panjang, sesapuran dan khikat akhir.

Sarung tumpal yang diekanakan merupakan kain sarung khas dari Lampung dan ditenun menggunakan benang emas.

Sarung tersebut digunakan diluar celana dengan panjang yang dimulai dari pinggang hingga lutut.

2. Pakaian Adat Kaum Wanita

Pakaian adat tradisional Lampung yang digunakan oleh kaum wanita pun tidak jauh beda dengan busana yang dikenakan oleh para kaum pria.

Busana tersebut terdiri dari sesapuran, sarung rumpai yang terbuat dari kain tenun tapis yang sudah ada sejak abad ke-11 dan juga khikat akhir.

Terdapat selappai yang merupakan baju atau pakaian tambahan yang tidak memiliki lengan dan memiliki hiasan rumbai ringgit pada bagian tepi bawahnya, kemudian ada bebe yang merupakan sulaman benang dari satin yang menyerupai bunga teratai mengambang.


Artikel Terkait:


Ciri Khas Pakaian Adat Saibatin dan Pepadun

pakaian tradisional lampung
Sumber: pinterest.com

Kita tahu bahwa pakaian adat Lampung merupakan pakaian tradisional yang cukup sederhana.

Maka disinilah peran penting aksesoris sebagai salah satu faktor yang membuat pakaian adat ini menjadi lebih terkesan mewah dan eksotis.

Tetapi aksesoris yang digunakan oleh kaum pria dan wanita tentu saja berbeda, oleh karena itu kita akan merangkumnya menjadi dua buah kelompok, diantaranya sebagai berikut :

1. Aksesoris Kaum Pria

Setidaknya ada tujuh buah aksesoris yang digunakan oleh kaum pria yang terdiri dari ikat pinggang sampai perhiasan.

Aksesoris tersebut tentu saja membuat penampilan sang pemakai menjadi lebih enak untuk dipandang.

NoAksesoris Pakaian Adat Lampung untuk Pria
1Kalung Papan Jajar
2Kalung Buah Jukum
3Selempeng Pinang
4Ikat Pinggang
5Gelang Burung
6Gelang Kano
7Gelang Bibit

1.1 Kalung Papan Jajar

Seperti namanya kalung papan jajar merupakan kalung yang terdiri dari tiga buah lempengan perahu kecil yang disusun secara berbeda.

Kalung ini sendiri memiliki makna sebagai proses kehidupan baru yang akan dilanjutkan oleh anak cucu mereka kelak nanti.

1.2 Kalung Buah Jukum

Kalung buah jakum merupakan kalung yang terdiri dari gantungan berupa serangkaian miniatur dari buah jukum itu sendiri.

Kalung ini juga memiliki filosofis yang bermakna sebagai simbol do’a agar segera mendapatkan keturunan.

1.3 Selempeng Pinang

Selempeng pinang merupakan sebuah kalung yang memiliki ukuran cukup panjang yang terdiri dari gantungan yang berbentuk buah atau bunga.

Selempeng pinang juga seringkali dipadukan dengan kalung-kalung lain yang serupa.

1.4 Ikat Pinggang

Ikat pinggang yang digunakan bernama bulu serti yang memiliki warna kuning dan dilengkapi dengan sebuah keris yang disebut dengan nama terapang.

Terapang sendiri merupakan sejata tradisional masyarakat Lampung.

1.5 Gelang Burung

Gelang burung merupakan gelang yang digunakan pada kedua tangan. Gelang tersebut memiliki arti filosofis yang bermakna bahwa sebuah kehidupan panjang dan kekerabatan yang erat setelah melakukan pernikahan.

Gelang burung mempunyai bentuk burung garuda terbang yang melambangkan ciri khas Indonesia.

1.6 Gelang Kano

Gelang kano merupakan gelang yang diletakan setelah gelang burung dan digunakan pada tangan kiri dan kanan.

Gelang ini memiliki bentuk menyerupai ban dan memiliki makna filosofis yaitu sebagai pembatas atas semua perbuatan buruk yang dilakukan setelah pernikahan.

1.7 Gelang Bibit

Gelang bibit merupakan gelang yang terakhir dan digunakan pada tangan kanan dan tangan kiri setelah gelang kano.

Gelang ini juga mempunyai nilai filosofis berupa do’a yang hampir sama dengan kalung jukum, yaitu do’a agar segera mendapatkan keturunan.

2. Aksesoris Kaum Wanita

Aksesoris yang digunakan kaum wanita tidak kalah banyak dengan aksesoris yang digunakan oleh kaum pria, tetapi aksesoris yang digunakan kaum wanita terkesan lebih mewah dan megah.

NoAksesoris Pakaian Adat Lampung untuk Perempuan
1Siger
2Seraja Bulan
3Subang
4Perhiasan Lengan dan Pinggang
5Perhiasan Leher dan Dada

2.1 Siger

Seperti yang dijelaskan di atas, siger mempunyai dua buah jenis yang dimiliki oleh kedua kelompok masyarakat Saibatin dan masyarakat Pepadun.

Siger masyarakat Saibatin memiliki tujuh buah leukukan atau ruji, sedangkan masyarakat Pepadun memiliki sembilan buah lekukan atau ruji.

Siger sendiri merupakan sebuah mahkota yang melambangkan keagungan adat kebudayaan yang berada di provinsi Lampung.

2.2 Seraja Bulan

Seraja bulan merupakan mahkota kecil yang mempunyai tiga buah ruji yang terletak pada bagian atas siger dengan jumlah lima buah.

Seraja bulan sendiri memiliki makna filosofis, yaitu lima buah filosofi hidup masyarakat Lampung yaitu :

  1. Piil pesengiti yang berarti rasa harga diri
  2. Nemui nyimah yang berarti terbuka dalam tanggapan
  3. Nengah nyappur yang berarti hidup bermasyarakat
  4. Juluk adek yang berarti bernama, bergelar
  5. Sakai sembayan yang berarti gotong royong

2.3 Subang

Subang merupakan sebuah perhiasan yang dipakai pada ujung daun telinga yang berbentuk buah kenari dan berbahan dasar emas.

2.4 Perhiasan Lengan dan Pinggang

Perhiasan yang dikenakan pada lengan terdiri dari beragam jenis gelang seperti gelang burung, kano, bibit dan duri.

Pada bagian pinggang terdapat selempang pinang yang digantungkan melintang dari bahu hingga pinggang. Selempang tersebut mirip dengan bunga dan bulu serti.

2.5 Perhiasan Leher dan Dada

Terdapat beberapa jenis perhiasan yang dikenakan pada leher dan dada kaum perempuan seperti kalung ringgit, kalung buah jukum dan kalung papanjaran.

Kalung papanjaran sendiri memiliki makna sebagai simbol kehidupan baru bagi pengantin. Kalung ringgit terdiri dari sembilan buah uang ringgit.

Sedankan kalung buah jukum merupakan kalung yang terdapat sebuah minatur buah jukum yang bermakna do’a cepat mendapatkan keturunan.

Temukan hal yang menarik dari pakaian adat Maluku yang tidak kalah unik dan bersejarah.

Penutup

Demikianlah tulisan yang menjelaskan tentang pakaian adat tradisional provinsi Lampung dimulai dari jenis, ciri khas dan aksesoris yang digunakannya.

Aksesoris yang digunakan bukan semata-mata sebagia hiasan saja tetapi setiap jenisnya terdapat nilai filosofis yang terkandung seperti do’a dan harapan baik.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi kebudayaan yang ada di Lampung, khusunya budaya Indonesia.

Jika ada yang ingin disampaikan, dapat tulis di kolom komentar atau kirim pesan melalui guratgarutcom@gmail.com.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com