Guratgarut.com – Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di bagian tenggara Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya seperti Danau Kelimutu dan Pulau Komodo, tetapi selain itu ada hal yang cukup menarik ialah seni dan kebudayaannya seperti rumah adat dan pakaian adat NTT.
Provinsi ini merupakan provinsi yang meliputi bagian timur Kepulauan Nusa Tenggara dengan jumlah pulau kurang lebih 550 buah dengan tiga pulau utama. Terdapat beberapa suku besar yang mendiami provinsi ini, diantaranya ialah :
- Suku Sabu
- Suku Rote
- Suku Helong
- Suku Dawan
- Suku Sumba
- Suku Manggarai
- Suku Lio
Namun, dari jumlah pulau dan suku yang dimiliki oleh provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat beberapa pakaian adat tradisional khas yang menjadi lambang bagi masyarkat sekitar.
Untuk lebih jelasnya kita akan membahas satu per satu dari pakaian adat NTT, simak ulasan berikut ini.
Baca Juga: Pakaian adat Aceh
Macam dan Jenis Pakaian Adat NTT
Dari berbagai suku yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat tersebut memiliki latar belakang dan keanekaragamanya masing-masing, hal tersebut menjadikan budaya di NTT mengalaim akulturasi budaya satu sama lain.
Oleh karena itu maka, terdapat setidaknya empat buah busana yang menjadi pakaian adat utama di provinsi Nusa Tenggara Timur, diantaranya :
No | Nama Pakaian Tradisional NTT |
1 | Pakaian Adat Suku Rote |
2 | Pakaian Adat Suku Dawan |
3 | Pakaian Adat Suku Helong |
4 | Pakaian Adat Suku Sabu |
1. Pakaian Adat Suku Rote
Pakaian adat suku Rote terpilih menjadi simbol pakaian adat di provinsi Nusa Tenggara Timur di tingkat nasional karena memiliki model yang khas, sejarah, keunikan dan juga nilai filosofis yang terdapat pada busana tersebut.
Keunikan tersebut terletak pada topi yang disebut “Ti’i Langga”. Ti’i langga memiliki bentuk yang mirip dengan topi khas Meksiko yaitu topi sombrero.
Topi ini merupakan sebuah penutup kepala yang terbuat dari daun lontar kering yang menjadi simbol kewibawaan dan kepercayaan diri bagi kaum laki-laki di Suku Rote.
Topi tadi merupakan aksesoris utama pada pakaian adat Rote yang disebut pakaian Tenun Ikat yang terbuat dari kain tenun. Pakaian tersebut merupakan kombinasi dari kemeja putih berlengan panjang dan sarung tenun ikat berwarna gelap pada bagian bawah.
Untuk penutup dada digunakan sebuah selendang kain dengan motif yang sama di bahu. Sedangkan untuk wanita, menggunakan kebaya dengan bawahan berbentuk tenunan tangan.
2. Pakaian Adat Suku Dawan
Busana satu ini dimiliki oleh suku Dawan yang bernama baju amarasi. Berbeda dengan busana lain, baju amarasi memiliki aksesoris yang cukup banyak.
Baju amarasi bagi kau pria berupa selimut dari tenun ikat, baju bodo, kalung habas berbandung gong, ikat kepala dengan hiasa tiara, mutik salak dan gelang timor.
Sedangkan untuk kaum wanita, menggunakan kain berbentuk sarung tenun pada bagian bawah, selendang penutup dada, kebaya, kalung muti salak, hiasan kepala berbentuk tusuk konde dengan tiga buah koin, sisir emas dan sepasang gelang kepala ular.
Baca Juga: Pakaian adat Jawa Tengah
3. Pakaian Adat Suku Helong
Busana ini dimiliki oleh masyarakat suku Helong yang berada di pulau Timau dan pulau Semau. Seperti halnya busana adat yang lain, busana suku Helong mempunyai dua buah jenis, yaitu pria dan wanita.
Pada kaum pria, pakaian ini berbentuk selimut yang diikat pada pinggang sebagai bawahan, baju dodo (kemeja lengan panjang berwarna putih) sebagai atasan, ditambah destar (pengikat kepala) dan habas (perhiasan di leher).
Sedangkan untuk kaum wanita, menggunakan kebaya yang terkadang berupa kemben saja, sarung yang diikat dengan ikat pinggang emas (pending), perhiasan kepala berbentuk bulan sabit (bula molik), karabu (giwang) dan hiasa leher yang berbentuk bulan.
4. Pakaian Adat Suku Sabu
Pakaian adat yang terakhir ialah busana yang berasal dari suku Sabu yang mendiami Pulau Hai Rawu di daerah Sabu, Kabupaten Kupang. Busana ini memiliki nama yang sama dengan daerah asalanya yaitu sabu.
Untuk laki-laki, busana yang dipakai ialah kemeja putih berlengan panjang pada bagian atas, sedangkan untuk bagian bawah menggunakan sarung yang terbuat dari kain tenun.
Terdapat selendang yang diselempangkan pada bahu, ikat kepala berupa mahkota tiga tiang yang terbuat dari emas, kalung mutisalak, sabuk berkantong, perhiasan leher (habas) dan sepasang gelang emas.
Bagi kaum perempuan, menggunakan kebaya dan kain tenun dengan dua buah lilitan. Kain tenun ini berbentuk sarung dengan ikat pinggang yang mempunyai nama pending.
Penutup
Demikianlah ulasan singkat mengenai pakaian adat NTT (Nusa Tenggara Timur) yang memiliki keunikan dan karakteristiknya masing-masing.
Temukan budaya lain yang serupa, salah satunya mengenai pakaian tradisional Bali yang tidak kalah unik dan menarik untuk diketahui
Tentu saja ulasan ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan di Indonesia yang semakin terkikis oleh kemajuan zaman dan teknologi.
Jika ada yang ingin disampaikan, dapat tulis di kolom komentar atau kirim pesan melalui guratgarutcom@gmail.com.
Salam persatuan..
Trimakasih atas semangatnya dalam memperkenalkan busana ntt.
Lebih khusus adat helong..
Sebagai masukan dan koreksi untuk adat helong.. Mohon di tinjau kembali dan dipastikan sesuai dengan adat helong..🙏🙏
Terimakasih ka atas koreksinya..