Pakaian Adat Sulawesi Barat

  • 4 min read
  • Apr 03, 2022
pakaan adat sulawesi barat

Guratgarut.com – Provinsi Sulawesi Barat mempunyai sejarah yang cukup panjang dalam pembentukan provinsi ini sejak tahun 1960. Pada kala itu hanya terdapat tiga buah provinsi di Sulawesi yaitu provinsi Sulawesi Selatan, Tengah dan Utara. Namun dibalik sejarah panjang dalam pembentukanya terdapat kebudayaan yang sangat kaya dan beranekaragam dimulai dari rumah adat, seni tari, senjata tradisional, alat musik, hingga pakaian adat Sulawesi Barat.

Provinsi ini dihuni oleh beberapa suku asli dan beberapa suku pendatang, diantaranya :

  1. Mandar
  2. Toraja
  3. Bugis
  4. Jawa
  5. Makassar
  6. dan Suku lainya.

Sebagai suku asli yang mendominasi provinsi ini, suku Mandar dan suku Toraja sangat menjaga dan melestarikan budaya mereka. Seperti pada pakaian adatnya yang tidak terpengaruh oleh budaya luar yang masuk ke provinsi Sulawesi Barat.

Pakaian ini tentu saja memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia, yang menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Barat. Untuk mengetahui apa saja jenis dan ciri khas nya, simak penjelasan lengkapnya pada tulisan berikut ini.

Jenis Pakaian Adat Tradisional Sulawesi Barat

Sumber: riaupos.com

Jenis pakaian adat tradisional Sulawesi Barat cukup beragam yang dapat dibedakan dari jenis kelamin, aksesoris yang digunakan, waktu penggunaan dan acara yang dihadiri. Tetapi pada umumnya pakaian ini terbagi kedalam dua kelompok suku asli yang mendiami provinsi Sulawesi Barat, diantaranya ialah :

Pakaian Adat Tradisional Suku Mandar

Pakaian adat suku Mandar biasanya digunakan untuk keperluan dalam acara pernikahan, sebagai busana pengantin. Selain itu busana ini digunakan juga pada kesenian tari Sulawesi Barat, yaitu tari patuqdu.

Pakaian Suku Mandar juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu pakaian adat untuk pria dan pakaian adat untuk wanita.

1. Pakaian Adat Pria Suku Mandar

Pakaian adat tradisional suku Mandar khusus pria terlihat sederhana tetapi masih terkesan menampilkan kewibawaan. Pakaian tersebut terdiri dari jas tutup berwarna hitam yang terbuat dari bahan kain sutra dengan model berlengan panjang sebagai atasan.

Sedangkan untuk bawahan dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam dengan kain sarung tenun yang dililitkan pada pinggang. Hal tersebut memiliki arti bahwa laki-laki suku mandar haruslah sigap dan gesit dalam bekerja dan menmpatkan diri.

Terdapat penutup kepala yang bernama songok tobone dengan warna yang dapat disesuaikan dengan busana yang digunakan. Sebagai pelengkap, ditambahkan juga liontin atau medalion berantai emas dan diletakan di saku baju. Sementara untuk alas kaki digunakan sepatu pantovel atau sandal yang terbuat dari kulit.

2. Pakaian Adat Wanita Suku Mandar

Pakaian adat tradisional suku Mandar khusus wanita disebut dengan pakaian pattuqduq towaine yang biasa digunakan pada saat acara pernikahan atau pada saat melakukan kesenian tari tradisional yang bernama patuqdu.

Terdapat perbedaan antara setelan busana yang digunakan untuk pernikahan dan tari, perbedaan tersebut dapat dibedakan dari banyaknya aksesoris yang digunakan. Untuk keperluan seni tari digunakan 18 buah aksesoris, sedangkan untuk keperluan busana pengantin digunakan 24 buah aksesoris.

Adapun penyusun busana ini terbagi menjadi beberapa bagian penting, yaitu :

1Pakaian utama
2Aksesoris kepala
3Aksesoris badan
4Aksesoris tangan
Tabel aksesoris

Adapun aksesoris yang digunakan seperti :

  1. Gallang Balleq, merupakan sepasang gelang yang dipakain di kedua tangan. Gelang ini pada umumnya memiliki ukuran 15 – 20 cm.
  2. Poto, merupakan gelang kecil yang digunakan pada kedua lengan untuk mengapit gelang lain yang berukuran lebih besar.
  3. Jima Salleto, merupakan gelang yang cukup lebar dan dikaitkan pada bahu.
  4. Teppang, merupakan gelang yang diikatkan di bawah gelang jima salleto.
  5. Jima Maborong, merupakan gelang yang berfungsi sebagai pengganti gelang jima salleto yang khusus digunakan oleh wanita dari kalangan bangsawan.
  6. Kliki, merupakan ikat pinggang khusus.
  7. Sima-Simang, merupakan gelang yang mempunyai 8 buah bulir dengan ukuran yang cukup besar, sebesar kelereng pada umumnya.

Pakaian Adat Tradisional Suku Toraja

Pakaian adat Suku Toraja lebih beragam dibandingkan suku Mandar, selain itu beberapa busana suku Toraja digunakan sebagai pakaian resmi yang wajib digunakan oleh instansi pemerintahan provinsi Sulawesi Barat, diantaranya ialah :

1. Pakaian Adat Pria Suku Toraja

Pakaian adat suku Toraja khusus untuk kaum laki-laki bernama Seppa Tallung Buku. Pakaian ini memiliki panjang sampai lutut lengkap dengan aksesoris pelengkap seperti kendaure, gayang, lipa dan lain sebagainya.

Pada tahun 2011 di Korea Selatan, pakaian ini pernah menjadi sorotan banyak orang dan menuai banyak pujian di kancah internasional, lengkap dengan hiasan berupa tanduk dan sayap sebagai hiasan tambahan.

Pakaian ini digunakan sebagai pakaian resmi para Pegawai Negri Sipil (PNS) pada instansi-intansi pemerintah Sulawesi Barat setiap hari sabtu.

2. Pakaian Adat Wanita Suku Toraja

Jika tadi terdapat pakaian khusus untuk kaum pria, pakaian adat khusus wanita suku Toraja ialah baju Pokko sebagai pasangan baju seppa tallung buku. Pakaian ini didominasi oleh warna-warna cerah seperti warna kuning, merah dan putih.

Seperti halnya pakaian khusus pria, busana satu ini juga digunakan sebagai pakaian wajib bagi instansi pemerintahan sebagai baju resmi yang digunakan oleh para wanita pada hari sabtu.

3. Baju Adat Tradisional Kandore

Selain dua busana di atas, suku Toraja juga mempunyai busana adat yang disebut baju kandore. Baju adat ini merupakan baju yang dihiasai berbagai aksesoris seperti kalung, gelang, ikat pinggang dan ikat kepala yang terbuat dari susunan manik-manik yang menarik.

Baju ini hanya digunakan oleh para wanita saja, walaupun pakaian ini kurang populer dan terkenal. Bukan berarti kita harus melupakan salah satu kebudayaan asli di provinsi Sulawesi Barat ini.

4. Sarung Kain Tenun Khas Suku Toraja

Yang terakhir ialah pakaian adat yang terbuat dari kain tenun khas suku Toraja. Baju ini pada umumnya digunakan oleh para pemuka adat yang digunakan sebagai busana untuk memimpin sebuah upacara adat yang bernama Rambu Solo.

Namun, akibat pada kemajuan jaman dan teknologi sarun kain tenun ini sudah susah sekali untuk ditemukan. Jikapun ada para tetua masyarakat tersebut hanya memiliki satu buah saja.

Oleh karena itu, hal ini harus mendapatkan perhatian khusus bagi masyarak dan pemerintah agar tidak terlupakan dan hilang oleh waktu.

Penutup

Pakaian adat Sulawesi Barat merupakan asset penting dan juga kebudayaan yang harus dijaga dan dilestarikan, karena hal tersebut merupakan salah satu indentitas kebudayaan kita sebagai bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat yang baik, harus terus selalu mendukung dan melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak hilang dan punah.

Hal yang sering ditanyakan:

Apa nama pakaian adat Sulawesi Barat?

Pakaian adat dari Sulawesi Barat begitu beragam, namun yang terkenal ialah pakaian adat dari Mandar.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com