Peninggalan Kerajaan Banten

  • 5 min read
  • Apr 29, 2022
peninggalan kerajaan banten

Seperti biasa kami kembali akan membagikan informasi-informasi menarik. Sebelumnya kami memberikan informasi perihal peninggalan Kerajaan Sriwijaya, kali ini kami akan membahas mengenai peninggalan Kerajaan Banten, daftar raja yang pernah memimpin Kerajaan Banten, dan sejarah singkat berdirinya Kerajaan Banten.

Perlu kita ketahui, pada tahun 1526 Masehi terciptalah sebuah kerajaan yang bertempat di ujung barat Pulau Jawa, kerajaan ini berhasil meraih kejayaan di bidang perdagangan melalui jalur pelabuhan, hubungan diplomasi negara-negara lainnya. Dengan hal ini menjadikan kerajaan ini sering disebut sebagai kerajaan termasyhur.

Ditambah lagi ketika hukum-hukum Islam ditegakkan dalam kerajaan ini, banyak masyarakat/rakyat kerajaan ini merasa sangat aman, nyaman, makmur dan sejahtera. Namun dengan adanya penegakan hukum-hukum islam ini tidak membuat para penganut agama lain saling bermusuhan, tetapi malah memunculkan dan meningkatkan sikap rakyat tentang toleransi antar agama.

Untuk lebih jelasnya mari kita simak sejarah berdirinya kerajaan tersebut di bawah ini.

Sejarah Singkat Kerajaan Banten

banten

Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang dipimpin oleh Raja/Sultan Hasanudin pada tahun 1522-1570, Sultan Hasanudin berhasil membuat Kerajaan banten menjadi pusat perdagangan dan berhasil memperluas sampai ke wilayah Lampung (penghasil lada di Sumatera Selatan).

Letak dari Kerajaan Banten sendiri berada pada provinsi Banten, awal berdirinya kerajaan ini masih berada dibawah naungan kerajaan Demak. Namun, berhasil melepaskan diri tatkalan Kerajaan Demak mengalami kemunduran.

Tepat pada tahun 1570 Sultan Hasanudin menghembuskan nafas terakhirnya, kemudian beliau digantikan oleh keturunannya, yaitu Maulana Yusuf yang menjabat selama kurang lebih 10 tahun (1570-1580), di dalam kepemimpinan Raden Maulana Yusuf ini kemudian melahirkan daerah baru, yaitu daerah pernah dikuasai oleh Kerajaan Pajajaran. Beliau berhasil menahlukkan Kerajaan Pajajaran pada tahun 1579.

Daftar Raja Kerajaan / Kesultanan Banten

  1. Sultan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
  2. Sultan Maulana Hasanudin (Pangeran Sabakinking) 1552-1570
  3. Sultan Maulana Yusuf (Pangeran Pasareyan) 1570-1585
  4. Sultan Maulana Muhammad (Pangeran Sedangrana) 1585-1596
  5. Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir (Sultan Agung) 1596-1647
  6. Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad 1596 – 1647
  7. Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1683
  8. Sultan Abu Nashar Abdul Qahar 1683-1687
  9. Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya 1687-1690
  10. Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin 1690-1733
  11. Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin 1733-1750
  12. Sultan Syarifuddin Ratu Wakil 1750-1752 sumber wikipedia.org
  13. Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi 1752-1753
  14. Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulasyiqin 1753-1773
  15. Sultan Aliyuddin I 1773-1799
  16. Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1799-1801
  17. Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin 1801-1802
  18. Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya 1802-1803
  19. Sultan Aliyuddin II 1803-1808
  20. Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala 1808-1809
  21. Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin 1809-1813

Masa Kejayaan Kerajaan Banten

Tahun 1651-1682 merupakan tahun yang paling istimewa bagi Kerajaan Banten, pasalnya Sultan Ageng Tirtayasa dalam kepemerintahannya mampu membawa kerajaan ini sampai ke puncak kejayaan, hal ini ditandai dengan adanya pencapaian berupa pembangunan Armada dengan contoh Eropa.

Dalam upaya pembangunan ini Sultan Tirtayasa memberikan upah serta mempekerjakan orang-orang Eropa, akan tetapi tetap saja Sultan tirtayasa tidak setuju dan menentang dengan adanya pembentukan VOC.

Tidak cukup dengan itu, sultan juga mencoba untuk keluar dari tekanan VOC yang memblokade kapal dagang yang hendak menuju Kerajaan Banten.

Maka dari itu Banten melakukan monopoli lada yang berada di Lampung sebagai perantara perdagangan dengan negara-negara lain. Maka dengan ini Kerajaan Banten menjadi sebuah daerah yang multi etnis dan memiliki perkembangan yang sangat pesat dalam bidang perdagangan.

Daftar Peninggalan Kerajaan Banten

meriam peninggalan kerajaan banten

Sebelum kerajaan ini mengalami keruntuhan, Kerajaan Banten telah meninggalkan benda-benda yang patut untuk dijaga, seperti peninggalan bangunan yang bercorak tionghoa. Berikut ulasan lengkapnya :

NoDaftar Peninggalan Kerajaan Banten
1Vihara Avalokitesvara
2Kerkhof
3Meriam Ki Amuk
4Benteng Speelwijk
5Masjid Agung Banten
6Keraton Surosowan
7Keraton Kaibon
8Danau Tasikardi
Tabel daftar peninggalan kerajaan Banten

#1. Vihara Avalokitesvara

Vihara Avalokitesvara merupakan bangunan yang Vihara, yaitu tempat bersembahyang bagi umat Budha kala itu, dan Vihara tersebut diberi nama Avalokitesvara. Bangunan vihara ini masih dapat berdiri dengan kokohnya sampai sekarang.

Terlebih lagi terdapat sebuah relief, di dalamnya bercerita mengenai sebuah legenda siluman ular putih yang terpampang pada dinding-dinding bangunan.

Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa, walaupun Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam, tetapi dalam hal toleransi antara warga biasa dengan pemimpinnya dalam hal beragama sangatlah tinggi.

#2. Kerkhof

Sebuah tempat untuk bersemayam bagi orang-orang eropa yang sudah meningga, orang tersebut diantaranya warga Belanda, Perancis, Inggris, dan warga Eropa lainnya, itulah yang dinamakan Kerknof.

Didalam pemakaman ini terdapat sekitar 50 makan dengan berbagai ukuran dan tempat. Bangunan  ini berada pada sisi timur tembok benteng, bangunan ini memiliki bentuk jirat, serta batu nisannya berukuran sangat besar.

#3. Meriam Ki Amuk

Meriam Ki Amuk merupakan sebuah meriam hasil peninggalan kerajaan Banten yang masih dapat kita saksikan hingga sekarang, dahulu meriam ini terletak Karangantu namun sekarang sudah dipindahkan ke halaman museum.

Meriam ini dulunya dijadikan sebagai senjata pertahanan maritim. Banyak sekali yang mendefinisikan asal usul meriam ini, ada yang berkata bahwa meriam ini merupakan hadiah dari Sultan Trenggono kepada Sunan Gunung Jati, ada juga yang menyatakan bahwa meriam ini adalah hasil rampasan perang melawan penjajah.

#4. Benteng Speelwijk

Pada tahun 1585 Kerajaan Banten membangun sebuah benteng, benteng ini berfungsi sebagai pertahanan dari serangan laut, benteng ini memiliki tinggi dinding sekitar 3 meter dan terdapat mercusuar pada bagian atasnya, sebagai tempat pengawasan aktivitas pelabuhan serta pelayaran di Selat Sunda.

Dalam sisi lain, ternyata di dalam benteng juga terdapat terowongan bawah tanah yang menghubungkan antara benteng dengan Keraton Surosowan, dengan fungsi sebagai jalur pelarian Sultan beserta keluarganya.

#5. Masjid Agung Banten

Sultan Maulana Hasanudin (anak pertama Sunan Gunung Jati) mendirikan masjid ini pada tahun 1652, peninggalan kerajaan banten ini terletak di Desa Banten Lama, 10 km utara Kota Semarang. Masjid ini memiliki kelengkapan berupa mercusuar.

Ciri khas lain dari masjid ini berupa atap yang memiliki tumpukan lima yang mirip dengan Pagoda China, dan memanglah masjid ini terdapat sentuhan tangan arsitektur cina bernama Tjek Ban Tjut.

Pondasi masjid kurang lebih setinggi 70 cm, hal ini berhubungan dengan cara islam mengatur tempat suci selalu pada posisi tinggi, pada bagian depan terdapat parit yang berfungsi sebagai kolam wudhu, dan kolam wudhu ini sering disebut juga dengan sebutan kulah.

#6. Keraton Surosowan

Peninggalan Kerajaan Banten selanjutnya yaitu Keraton Surosowan, bangunan yang sekarang mulai ditumbuhi rumput dan lumut, serta hampir rata dengan tanah ini hancur dalam perang antara kerajaan melawan Belanda. Bangunan keraton ini dulunya sangatlah indah, dengan luas kira-kira 4 hektar yang terbuat dari susunan batu bata merah dan karang, serta bentuk ubin yang unik (berbentuk belah ketupat dan berwarna merah).

Akibat peperangan melawan Belanda membuat bangunan keraton menjadi hancur, yang tersisa hanyalah benteng setinggi 0,5-2 meter yang mengelilingi keraton Surosowan, dan sisa pintu masuk utama yang tinggal tumpukan batu bata merah dan bebatuan besar.

Keraton Surosowan digunakan sebagai tempat tinggal para sultan Kerajaan Banten, seperti sultan Maulana Hasanudin 1552- Sultan Haji yang menjabat selama kurang lebih pada 1672-1687.

#7. Keraton Kaibon

Keraton Kaibon, pada tahun 1832 Bangsa Belanda (Daendels) merobohkan bangunan yang penuh cerita sejarah ini.

Keraton ini merupakan tempat untuk tinggal bagi Ratu Aisyah (ibu dari Sultan Syarifudin), keraton tersebut memiliki pintu besar yang disebut sebagai pintu Dalem, yang berposisi di sebelah barat ketika menuju masjid.

Tidak hanya pintu besar, namun terdapat pula tembok yang berada di bawah pohon beringin. Pada tembok tersebut terdapat 5 pintu yang memiliki arsitektur khas Bali dan Jawa (Paduraksadan Bentar).

#8. Danau Tasikardi

Danau Tasikardi merupakan sumber mata air utama untuk keluarga kerajaan yang tinggal di istana, sekaligus dijadikan sebagai saluran irigasi untuk sawah para penduduk Kerajaan Banten.

1570-1580 adalah tahun pembuatan danau yang dikerjakan oleh Sultan Maulana Yusuf, dahulu luas danau ini kurang lebih mencapai 5 hektar dengan dilapisi ubin dan batu bata.

Namun seiring berjalannya waktu danau ini mengalami pemerosotan, karena di dasar danau juga mulai tertimbun material-material yang terbawa arus sungai, ditambah lagi pemerintah sekarang kurang memperhatikan danau bersejarah ini, sehingga membuat danau kurang menarik dan mulai mengalami kekeringan.

  • Mahkota binokasih
  • Keris Panunggul Naga
  • Keris Sasra Naga

Selain itu, kerajaan Banten juga terkenal juga pemeliharaan swasembada masyarakat yang sangat bagus.

Kita ketahui bersama bahwa Indonesia memiliki banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah yang memiliki nilai keunikan sendiri-sendiri, maka dari itu sudah selayaknya untuk kita jaga dan selalu dilestarikan.

Dengan cara mempelajarinya dan mengajarkan kepada setiap anak cucu kita, supaya sejarah tersebut tidak luntur/hilang dimakan waktu.

Demikian informasi seputar sejarah dan peninggalan kerajaan banten, semoga dapat membantu dan dapat memuaskan hati anda.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com