Peribahasa Tentang Buaya

  • 3 min read
  • Mei 30, 2022
peribahasa tentang buaya

Tulisan ini menyajikan kumpulan peribahasa tentang buaya yang populer di tengah tengah masyarakat kita, lengkap dengan makna atau artinya.


Guratgarut.com – Buaya adalah hewan yang mengerikan, mereka termasuk ke dalam predator. Hampir setiap orang normal merasa takut dan terancam dengan buaya.

Apakah termasuk dengan kalian?

Saya rasa ya jika kalian termasuk manusia normal, terkecuali pecinta reptil tentu itu hal berbeda.

Ok, seperti yang telah tertulis di abstrak kali ini kita akan membahas peribahasa tentang buaya, yaitu peribahasa yang mengandung kata buaya di dalamnya.

Saya telah mencoba merangkum peribahasa buaya yang dianggap populer dan familiar di tengah tengah masyarakat kita.

Peribahasa Lain:
> Peribahasa tentang ayam
> Peribahasa tentang burung

Kumpulan Peribahasa Tentang Buya

buaya vector
Sumber: ya-webdesign.com

1. Tidak akan terlawan buaya menyelam air

Bagaimana dapat terkalahkan buaya di dalam air, sedang mereka adalah hewan yang piawai di air ataupun di darat.

Maka jika kita saksikan di acara acara seperti natgeo atau acara satwa lainnya, buaya akan sangat mudah memangsa lawannya di dalam air.

Namun apa makana yang terkadung dalam peribahasa di atas?

Secara umum memaknainya sebagai berikut.

“Orang pandai kaya tidak mungkin dapat dilawan”

Pandai dan kaya adalah dua hal kelebihan, jika dua hal ini terdapat dalam diri seorang, maka sudah dipastikan akan sulit untuk dilawan dan terkalahkan.

Pada umumnya yang memiliki hal ini secara bersamaan adalah orang yang kaya. Kita akan sangat jarang menemukan orang kaya yang bodoh. Akan tetapi sebaliknya, orang yang pandai atau pintar tidak semuanya kaya.

Bagaimana dengan kalian, apakah termasuk orang yang memiliki keduanya atau saah satunya.

2. Adakah buaya menolak bangkai

Cukup menarik memang peribahasa satu ini, kita tidak akan pernah menemukan buaya yang menolak bangkai.

Sebagai pemangsa mereka memiliki naluri yang tinggi dan cendrung rakus, terkadang sesama membunuh di antara kelompoknya.

Jika peribahasa tentang buaya di atas dijadikan pertanyaan, maka jawabannya tidak ada buaya yang akan menolak bangkai.

Arti atau makna dari kata di atas ialah orang yang jahat akan melakukan kejahatan bila memiliki kesempatan.

Nah untuk itu kita perlu berhati-hati dan waspada dalam berbagai kesempatan, sebab orang jahat sekalipun berbuat demikian karena ada kesempatan.

3. Lepas dari mulut harimau jatuh ke mulut buaya

Secara arti sesungguhnya kita tidak dapat menerjemahkan ini, sebab terlalu abstrak untuk diterjemahkan. Bagaimana bisa lepas dari mulut harimau, kemudian selanjutnya malah jatuh ke mulut buaya.

Terkecuali di antara pemangsa ini saling berebutan mangsa, kira kira yang akan menang siapa? Saya juga tidak tahu mana yang akan menang.

Peribahasa mengenai buaya ini menggambarkan seorang yang lepas dari masalah besar, namun kemudian ia jatuh lagi ke dalam bahaya yang lebih besar lagi.

Posisi yang demikian ini adalah hal sulit, bagaimana tidak semua oarang menghindari masalah dalam hidup ini, dan yang dicari adalah kebahagian dan kesenangan.

Tidak sedikit orang yang mampu melewati masa masa sulit, dan pada akhirnya terpuruk kemudian menyerah kepada keadaan.

Dalam menghadapi hal-hal seperti ini dibutuhkan mental yang kuat, sekuat baja. Sebab bukan tidak mungkin akan menggoyahkan kehidupan.

4. Besar berudu dikubangan, besar buaya di lautan

Saya sangat setuju sekali dengan peribahasa ini, yang mana setiap orang memiliki lingkungan, tempat dan kekuasaan masing-masing.

Keliru barangkali jika ada orang yang membandingkan satu dengan lainnya. padahal mereka tidak pantas untuk dibandingkan krena beda tempat dan lingkungan.

Namun ada yang lebih parah lagi, dimana seorang yang membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Saya pikir ini adalah kelakuan adan tindakan yang amat bodoh.

Kita tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain, justru yang harus kita lakukan adalah melihat dan mempelajari setiap proses-proses yang dilakukan oleh mereka orang sukses.

Adapun makna yang dikenal dari peribahasa di atas ialah setiap orang besar berkuasa di lingkungan atau tempat masing masing.

5. Air yang keruh terdapat buaya di hulunya

Maknanya ialah tentang perkataan yang terucap tergantung hati. Apabila merujuk ke dalam makna maka demikianlah kiranya, sebab seorang mengucapkan dan melakukan sesuatu hal itu tergantung dengan hati dan perasaannya.

Akan tetapi apabila kita melihat dari sisi peribahasanya, tentu tidak selalu demikian juga, artinya belum tentu air yang keruh terdapat buaya di hulunnya. Bisa jadi keruh tersebut dikarenakan longsor.

6. Asal selamat ke seberang walaupun bergantung pada ekor buaya.

Seorang yang sangat membutuhkan pertolongan. Pada kondisi ini sangat berharap untuk mendapatkan bantuan, dalam bentuk apapun.

Terkadang manusia itu terlalu lemah menghadapi persoalan sendiri, dibutuhkan kekuatan yang bersumber dari orang lain.

Orang yang sedang memerlukan bantuan, mereka tidak akan menolak bantuan dalam bentuk apapun, pasti akan menerimanya.

Semoga kita dapat menjadi orang dermawan yang dapat membantu sesama, dan mengasihi orang lain seperti mengasahi diri sendiri.

7. Ditangkap buaya, nampak riaknya; ditangkap malas tak bertanda.

Sifat malas seseorang tidak dapat terlihat sebelum mereka disuruh untuk bekerja. Saya rasa kalian sangat paham dengan peribahasa tentang buaya satu ini.

Kita telah sama sama tahu orang yang malas sekilas tidak dapat terlihat sebelum mereka diberikan tugas.

Barulah setelah mendapat tugas akan nampak, orang yang malas cendrung tidak akan melakukan apapun dan diam.


Temukan peribahasa lainnya yang tidak kalah menarik dan bermanfaat, diantaranya ialah peribahasa tentang tikus.

Nah demikian kumpulan peribahasa tentang buaya yang dapat saya sajikan, semoga tulisan singkatan ini memberikan manfaat.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com