Puisi Ibu

  • 7 min read
  • Mar 26, 2022
potret ibu dan seorang anak

Puisi Ibu – Pembaca yang setia, secara khusus kami menyajikan contoh puisi Ibu, puisi yang bisa dipersembahkan untuk Ibu tercinta. Ibu adalah perempuan yang wajib kita muliakan.

Salah besar jika kita merasa pacar lebis menyayangi kita, salah besar jika kita berpikir pasangan yang selalu ada untuk kita. Jika berpikir seperti itu, ingat kembali Ibu yang tidak ada waktu untuk kita atau kita yang menutup waktu untuk Ibu menyayangi?

Ibu itu perempuan satu-satunya yang tahu semua kebutuhan anaknya, yang selalu mengerti keinginan anakanya, yang selalu siap berkorban demi anaknya.

Bahkan saking mulianya seorang Ibu, disebutkan dalam hadits bahwa orang yang harus kita hormati adalah Ibu dengan jumlah tiga kali, baru setelah itu Ayah yang harus dihormati. Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.

Salah satu kunci kebahagiaan dan kesuksesan hidup pun terletak pada Ibu, bahagiakan Ibumu jika ingin meraih kesuksesan hidup, karena doa Ibu lebih mujarab dari obat dan cara apapun.

Sekedar kata-kata romantis dalam puisi tentunya belum mampu membalas jasa Ibu yang sudah berjuang melahirkan, dan membesarkan kita. Tapi setidaknya itu merupakan salah satu cara untuk kta menunjukkan bahwa kita snagat menyayangi Ibu.

Kami juga menyediakan puisi terkhusu untuk kalian yang mungkin saat ini sedang berada di perantauan dan jauh dari sosok Ibu. Nah, berikut kami berikan beberapa contoh puisi tentang Ibu.

Puisi untuk Ibu Tercinta

puisi tentang ibu tercinta

Mama

(Deka Tarasia, 2018)

Mama
Kau tahu? kau wanita tak terkalahkan
Cantikmu tak dapat ku deskripsikan
Perjuanganmu yang tak bisa kubalaskan
Mama kau mengajarkanku untuk hebat
Dan aku kuat karena mama lebih kuat
Kau wanita tersabar dalam sejarah hidupku
Mengajariku makna hidup sebenarnya

Mama
Kemarin aku merindukanmu
Hari tetap seperti itu
Dan selamanya aku mencintaimu


Ibu adalah wanita yang tidak akan terkalahkan dimata nak-naknya, kecantikannya tidak akan dapat dideskripsikan, sebab cantik tidak selalu beurusan dengan fisik, namun lebih dari pada itu.

Kemudian berbicara mengenai perjuangan seorang ibu, ia tidak akan bisa dibalas oleh anaknya, barangkali terlalu banyak dan besar jasa-sajasa beliau.

Bagaiman tidak? Ia menjaga, merawat dan membesarkan anak-anaknya. Ibu adalah sosok yang akan senantiasa dirindukan dari dulu hingga nanti.

Ma..

(-Ra, 2018)

Ma.. Aku bukan lagi Pria kecil
yang cengeng…
Sekarang aku sudah bisa
melangkah sendiri,
Ma… jika langkah ku belum berhasil,
izinkan aku pulang dan mencium surgaku
di kakimu..


Dahulu sewaktu kita kecil barangkali kita seringkali merengek kepada orang tua, terutama ibu. Lalu bagaimana dengan sekarang ketika kita mulai beranjak dewasa? Ketika kita sudah dapat menentukan arah dan tujuan sendiri?

Namun semakin dewasa, kita semakin paham akan hidup, menjadi orang dewasa rumit, tidak lagi seperti masa kecil dimana ibu senantiasa memikirkan kita, bahkan barangkali sampai sekarang saat anaknya telah dewasa.

Pincuk

Untuk ibuku tercinta

(Ajis Sukriadi, 2016)

Kau yang duduk termangu
Dan tangan kerasmu memutari nasib dengan daun-daun layu dan
sebatang harapan yang kau tuangkan pada setiap pincuk.
Begitu mungil dan berisi doanya yang saban waktu
terus dikumandangkan dengan pikiran yang digadaikan zaman.

Tekad bukan persoalan uang tapi keyakinan
Bahwa tuhan maha diatas segalanya
Menjadi kunci bagi setiap doa-doamu

Aku memahami rintik doamu
ketika kesabaranmu mengudara menjadi asap yang mengawang di tanah gersang.
Kesabaran adalah jalan setiap keresahan
Dan keyakinan adalah jembatan menuju tempatmu kembali.

Bersenandunglah dengan doa dalam setiap perjalanan.
Bawalah aku pada musim dingin
Agar aku bisa memahami rintik hujan yang turun dari atas genting
Membasahi lantai keyakinanmu
Untuk kutampung dalam nampan.
Bawalah aku pada musim peralihan
Untuk memahami langkah yang berganti memutari doamu
Bawalah aku pada musim panas
Untuk menjadi paying doamu
Agar kehidmatanmu terus memincuk doamu
Untuk tuhan.

Aku teringat ucapanmu menjelang malam
Dengan mata sembab dan beban pikiran yang kau gadekan
Tapi dengan begitu lembut kau bernyanyi tentang tekad dan harapan
Untuk hari esok yang lebih baik.
Kau menyimpang segala keresahan dalam senyum.

Dan tengah malam
Kau meniupkan doa pada ubun-ubun
Mengendap pada hatiku yang merangkak.


Ibu bekerja sepenuh hati demi anak keluarga dan anak-anaknya, senantiasa berdoa dan melakukan apapun sebaik mungkin.

Ibu memiliki harapan yang besar kepada anak-anaknya, agar mereka dapat menjadi orang yang lebih baik dari waktu kewaktu. Ibu mencurahkan kasih sayangnya lewat segalanya, lewat pikiran, pekerjaan bahkan lewat doa-doa mereka.

Puisi Tentang Pengorbanan Seorang Ibu

puisi kasih sayang ibu

Kasih Sayang Ibu

(Ruhama, 2006)

Ibu
Keluh kesah kini mengepung hidupku
melepas ribuan penderitaan ke jantungku
di tempat liar aku runtuh dan terluka
dihiasi rasa bermuram durja

Oh Ibu
kau bangkitkan dirimu dengan semangatmu
kau cakarawala yang membuka jalanku
di situ terhati lagu yang kau senandungkan
melindungiku dari percikan api kedengkian

Oh Ibu
kau bagaikan belantara yang hijau
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
beralaskan sayang yang mesra

Ibu
kaulah mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
di saat ku mencari jejak
surga di bawah telapak kakimu


Ruhama lewat puis di atas menceritakan kasih sayang seorang ibu yang tidak akan habis terlukiskan dan tergambarkan hanya dengan kata-kata. Barangkali sebagai anak kita telah merasakan kasih sayang seorang ibu yang luar biasa, dan bahkan kita belum tentu dapat melakukan hal yang sama saat memiliki anak.

Ibu senantiasa memberikan semangat, pelukan hangat agar kita merasakan kenyamanan. Semoga saja kita bisa membahagiakan mereka, dan membalasnya.

Penantang Matahari

(Layli Nur Rohmah, 2018)

Panas terik matahari menusuk tulang, mengering
kerontangkan tenggorokan, mengguyur badan,
melelehkan peluh asam
Tak peduli tubuh itu bongkok dan bengkok
Matahari tetap menyinari meski makhluk bumi tak menyukai

Meski begitu, Ia tegap tetap berdiri
melawan teriknya matahari
memanggul beban berat
Memikul tanggung jawab
Untuk memperjuangkan hidup yang lebih bermartabat
Untuk jiwa yang terus lapar
Untuk raga yang terus haus
Dialah sang penantang matahari


Puisi dengan judul penantang matahari, barangkali tepat apabila kita alamatkan kepada seorang ibu, sebab ibu berjuang sepenuh hati untuk keluarga terutama anak-naka mereka.

Ibu tidak akan kalah dengan keadaan, mencari cara bagaiman supaya dapat memberikan kebahagian kepada anak-anaknya.

Maka sudah sepantasnya sebagai seorang anak, kita menyayangi dan berusaha membahagiakan mereka dengan sepenuh hatika.

Ibu, Malaikatku

(Yasmin, 2019)

Ibu…
Disini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak pernah koyak oleh masa
Seberapapun sakitnya kau tetap penuh cinta

Ibu…
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga di hati
Tak terbesit sejenak fikiran lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri

Ibu…
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan

Puisi untuk Ibu yang Sudah Tiada


Sangat tepat apabila ibu disamakan dengan malaikat. Kebaikan dan keikhlasannya sudah tidak diragukan lagi, meraka memberikan hati mereka untuk anak-anaknya.

Ibu tidak pernah mengenal kata lelah dan kata menyerah. Ibu adalah malaikat yang Allah turunkan ke dunia untuk menjaga anak-anaknya.

Puisi Ibu Tersayang

ibu mengajarkan anak berdoa

Pesan Dari Surga

(Wattini SU, 2017)

Malam tadi kau jelas dalam mimpiku
Malam tadi terasa jelas kudatang kepelukanmu
dan malam tadi, kusadar semua kini jauh dari dulu.
Hangatnya sudah berbeda, bahagianya sudah tidak lagi sama.
Mungkin ini yang dikata, “kasih ibu sepanjang masa”
Bahkan setelah kau pergi, kau masih menegur setiap salah kami
Ibu, semoga kau bahagia disana
Pesanmu telah sampai dari surga
Seperti pintamu, aku akan lebih sabar hadapi dunia
Walau kau tak disisiku, namun ku tau, cintamu
mengiringi setiap langkahku

Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu…


Pesan dari surga adalah sebuah puisi seorang anak yang merindukan ibu yang telah tiada. Meski telah tiada ibu masih hampir di mimpinya.

Ibu akan senantiasa dirindukan dan dicintai oleh anak-anaknya sampai kapanpun, walaupun mereka telah tiada sekalipun.

Tunggu Aku di Surga

(Ruhama, 2019)

Sosokmu mulai menghilang dari bayangan
Perlahan kau pergi dengan untai senyuman
Entah pertanda kau bahagia meninggalkan atau kau bahagia bertemu Tuhan
Yang pasti hati ini masih kelabu jika teringatkan
Bu… Pulanglah
Aku dan kakak masih butuh belaian kasih sayang
Siapa yang akan menyiapkan segala perlengkapan?

Bu… Jika Ibu enggan pulang
Setidaknya datanglah ke mimpiku
Beritahu aku bahwa Ibu sudah bahagia di sana
Suntikkan semangat padaku dan kakak
Untuk menghadapi kerasnya dunia

Bu… Jika kau memang bahagia di sana
Datanglah ke mimpiku
Untuk sekadar mendongeng akan kehidupan barumu
Rumah barumu, kendaraan barumu, semua yang kau punya di sana
Hanya doa yang terus kupanjatkan jika teringat sosokmu
Selalu meminta pada Tuhan agar kita segera bertemu
Tunggu aku di surga, Bu
Kita bina kebersamaan lagi di kehidupan yang baru
Bu… Tenang di sana
Tunggu aku di surga


Tunggu aku disurga adalah sebuah puisi yang bercerita mengenai kerinduan seoarang anak terhadap ibu yang telah tiada. Ia berharap bertemu dengan ibunya walaupun hanya dalam mimpi sekalipun. Sebab ibu mampu memberikan dan menyuntikan semangat kepada jiwa sang anak.

Pada akhir puisi, sang anak berharap ibunya menunggu ia di surga.

Puisi Ibu Sedih Menyentuh Hati

puisi ibu sedih

Untukmu Ibu

(Cici Putri Oktavia, 2017)

Kulangkahkan kaki ku tinggalkan rumah
kuseberangi pulang
Entah kemana arah tujuan aku gak tau
Mencari ilmu mencari motivasi mencari jati diri
Semua itu tak mudah bahkan tak nyaman
Rasa malu rasa sakit rasa perih terus mendekati
Itu semua hanya bisa kusimpan dalam sanubari
Ibu… Bukan aku lupa kampung halaman
Namun sayapku belum mampu untuk terbang
Ku janji padamu bila sayap ku telah kokoh
Kuakan terbang menemui mu ibu
Doaku selalu untukmu


Untukmu Ibu adalah puisi yang bercerita perjuangan seorang anak di tanah rantau dalam menggapai impiannya, ia belum dapat menemui ibunya dengan alasan ia belum sukses.

Kemudian ia berharap dimasa yang akan datang akan sukses, menemui ibunya dan memberikan kebahagiaan atas kesuksesan yang telah diberikan.

Dari Anakmu di Tanah Rantau

(Ruhama, 2019)

Ma.. Bagaimana kabar keluarga di sana?
Rasanya baru beberapa hari yang lalu kita bersua lewat udara
Tapi suara merdumu mengundang rinduku
Meskipun pembahasan kita tetaplah sama
Bertukar kabar, bertanya aktivitas, dan sesekali bercanda

Umma…
Sedang apa sekarang? Sudah makan?
Tak perlu khawatir dengan putrimu di sini
Aku bisa menjaga diri
Sakit hanya sesekali saja, itu pun karena lelah ringan
yang tak sebanding dengan lelahnya Umma di sana

Oh ya.. Ma
Saat kita bersua lewat udara di waktu selanjutnya
Aku ingin sedikit bercerita
Bukan untuk mengeluh, tapi ingin meminta Umma untuk menguatkan
Hanya ingin meminta agar Umma mengajariku
Bagaimana menjadi perempuan yang tangguh dan ikhlas
Walaupun aku tau
Jawaban terbaik dari Umma, “Sabar ya Dek”
Tapi kalimat itu pengaruhnya luar biasa bagiku

Ma.. Maaf ya, jika bulan ini telat mengabari
Tapi aku di sini baik-baik saja
Umma juga di sana sehat-sehat ya
Doakan selalu putrimu
di sini Umma pun selalu hadir dalam setiap sujudku


Sebagai anak yang merantau dan jauh dari orang tua, pasti akan senantiasa meluangkan waktu untuk menghubungi ibu, menanyakan kabar, bercengkrama dan berbagi kisah. Dengan seperti itulah barangkali sebagai anak kita merasa lebih tenang.

Kemudian saat kita terlambat menghubungi ibu, mungkin saja hal itu membuat mereka khawatir. Sebagai anak kitapun akan sedikit lebih cemas.

Puisi Ibu Singkat

ibu dan anak

Pengorbanan Jiwa

(Ruhama, 2018)

“Dek.. Maaf ya Nak, tahun ini pulangnya ditunda
Kalimat yang keluar dari bibir Umma
Aku tak tau bagaimana mimik wajahnya saat itu
Terdengar parau suaranya
Aku tahu Ia sedang menahan tangis yang akan tumpah
Atau bisa saja saat itu air matanya sudah tumpah

“Tak apa, Ma. Masih ada tahun depan, semoga rezeki kita lancar”
Itu jawabanku dengan nada yang manis
Padahal dalam hati aku berontak, “Tak memikirkan Aku yang rindu?”
Beberapa menit hening tanpa kata
“Maa..?” Kucoba memastikan bahwa Umma masih di sana
“Umma benar-benar rindu Nak”
Terdengar suara di sana bercampur dengan isak tangis
Rabbi.. Salah besar pemberontakanku tadi
Umma, rinduku tak sebanding dengan rindu yang Kau tahan
Maafkan Aku yang membuatmu akhirnya menangis

Pengorbanan rasa yang kau pendam
Berpura-pura kuat agar terkesan tegar
Walau akhirnya kau curahkan jua
Ajarkan aku cara agar mampu sekuat dirimu, Umma
“Sudahlah Ma, seka air matamu, putrimu hanya sedang merantau” Ucapku berusaha tegar.


Pengorbanan seorang ibu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, sebab dari kita kecil hingga dewasa ibu senantiasa mencurahkan kasih sayangnya.

Begitupun saat seorang anak merantau, tinggal jauh dari kota kelahiran untuk menuntut ilmu, ibu masih berusaha keras memikirkan segalanya.

Beliau memikirkan segala kebutuhan anaknya termasuk kepulangan. Saat beliau tidak dapat memberikan ongkos untuk pulang, beliaulah yang merasa bersalah.

Penutup

Dari puisi kumpulan puisi tentang ibu di atas, setidaknya kita dapat mengambil pelajaran;

  • Ibu adalah sosok yang sangat peduli terhadap anaknya
  • Pengorbanan ibu tidak akan pernah terbalas
  • Sebagai anak, harus mampu mencintai ibu, seperti mereka mencintai anaknya.

Itulah tadi beberapa contoh kumpulan puisi Ibu. Melalui puisi di atas semoga pembaca merasa terbantu juga untuk mengungkapkan rasa sayang pada Ibu lewat sebuah karya berbentuk puisi.

Jangan pernah menyakiti Ibu, karena ridhonya Ibu termasuk juga Ridhonya Allah, dan murkanya Ibu termasuk juga murkanya Allah.

Selama apa yang disampaikan Ibu kita bermanfaat dan hal yang baik, maka laksanakan. Jika merasa tulisan ini bermanfaat, silakan dishare. terima kasih.

Kumpulan puisi di atas saya kumpulkan dari berbagai orang, semoga puisi tersebut menjadi pengingat untuk kita semua.

Catatan
Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com