Rumah Adat Lampung

  • 4 min read
  • Mar 15, 2022
rumah adat lampung

guratgarut.com – Rumah adat Lampung seperti rumah adat lainya yang sangat sarat akan simbol, filosofi, dan budaya didalamnya.

Namun semakin hari rumah adat ini semakin ditinggalkan dan berganti pada rumah modern. Lama kelamaan salah satu budaya ini akan tergerus dan hilang jika tidak dilestarikan.

Tetapi rumah ini masih bisa kita jumpai di beberapa tempat yang masih menjungjung tinggi nilai budaya, seperti di;

  1. Kampung Wana
  2. Olokgading
  3. Balambangan Pager
  4. Kenali
  5. Menggala
  6. Talang Padang
  7. dan kampung-kampung tua lainya.

Rumah adat ini memiliki nama Nuwou Sesat yang memiliki arti “Nuwou” yaitu rumah dan “Sesat” yang berarti adat.

Nuwou Sesat memiki bagian-bagian rumah yang mempunyai fungsinya masing-masing.

Rumah adat ini juga mempunyai beberapa jenis Nuwou Sesat yang memiliki ciri khas yang berbeda. Semua itu akan di ulas dalam artikel ini.

Baca Juga: Rumah adat Riau

Rumah Adat Lampung (Nuwou Sesat)

rumah adat lampung
Sumber: malahayati.ac.id

Nuwou Sesat memiliki arsitektur rumah berbentuk rumah panggung. Hal ini dilakukan untuk menghindari bencana alam seperti banjir, dikarenakan kondisi alam sekitar yang banyak dialiri sungai.

Selain banjir, rumah panggung difungsikan untuk menghindari binatang buas.

Rumah ini pada umumnya dibangun atau didirikan dengan arah membelakangi dan mengikuti  alur sungai dan berjajar di sepanjang jalan utama yang membelah “tiyuh” atau kampung.

1. Bagian-Bagian Rumah Adat Lampung

rumah khas lampung
Sumber: kebudayaan.kemendikbud.go.id

Penataan ruang dalam rumah khas Lampung pada umumnya terdiri dari beberapa ruang atau bagian yang mempunyai fungsi masing-masing.

Diantaranya ijan geladak, tepas, ruang agung, kebik, dan gaghang. Namun ada beberapa ruangan khusus yang hanya dimiliki oleh beberapa jenis rumah adat.

  • Ijan geladak. Adalah sebutan untuk tangga rumah yang dimiliki Nuwou Sesat yang berfungsi sebagai akses keluar masuk pada rumah ini. Tangga ini juga berfungsi sebagai tempat penjaga menyampaikan sesuatu kepada tamu ketitka kegiatan adat pepung berlangsung.

Pepung adalah proses pertemuan atau rapat untuk mempersiapkan upacara adat.

  • Tepas / Anjungan. Tepas adalah sebuah serambi yang terbuka pada bagian rumah yang berhubungan antara ijan geladak dengan rumah. Ruang tepas berfungsi sebagai tempat penerimaan tamu. Selain penerimaan tamu ruangan ini seringkali digunakan untuk tempat keluarga beristarahat pada siang hari dan para generasi muda melakukan Merwatin.

Merwatin adalah proses antara pemuka adat berdiskusi atau bermusyawarah mengenai masalah adat dan hukum adat.

  • Ruang Agung. Ruangan ini terletak di bagian tengah dan memiliki lantai dengan ketinggian yang lebih tinggi dari ruang tepas. Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk melakukan Merwatin. Lantai lebih tinggi menunjukan hirarki ruang yang lebih tinggi.
  • Kebik. Kebik adalah sebutan lain untuk kamar tempat dimana anggota keluarga beristirahat. Kebik memiliki beberapa jenis, tergantung pada jenis rumah adatnya. Seperti kebik temen, kerumpu, tengah, dan sebagianya.
  • Gaghang. Ruangan yang berfungsi sebagai tempat untuk mencuci peralatan rumah tangga. Ruangan ini juga memiliki fungsi sebagai dapur yang digunakan untuk mengolah bahan makanan.

2. Jenis Rumah Adat Lampung

rumah adat lampung
Sumber: detik.com

Rumah adat Lampung memiliki beberapa jenis rumah yang dimilikinya. Jenis rumah adat ini dapat dibedakan dari siapa yang menghuni rumah itu sendiri.

Rumah adat ini juga memiliki tata ruang yang berbeda satu dengan yang lainya, berdasarkan fungsinya masing-masing. Antara lain sebagai berikut :

a. Balai Agung

Rumah adat ini memiliki bentuk rumah panggung dengan deretan tiang penyangga yang terbilang cukup tinggi.

Rumah adat ini seringkali dijuluki dengan nama bantaian yang berarti bangunan untuk melakukan musyawarah dan menyimpan bahan makanan.

Nuwou sesat satu ini bukan hanya memiliki fungsi sebagai hunian atau tempat tinggal saja.

Namun sebagai tempat pertemuan adat para purwatin (Penyimbang) pada saat mengadakan pepung adat (Musyawarah). Karena itu rumah adat ini diberi nama Balai Agung.

Rumah adat ini memiliki bagian ruangan yang khusus seperti anjungan yang merupakan serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil.

Pusiban adalah ruang dalam yang mempunyai fungsi sebagai tempat musyawarah resmi. Ruang Tatabuhan tempat untuk menyimpan alat musik khas.

Ruang Gajah Merem yang digunakan untuk tempat istirahat para penyimbang adat. Kebik Tengah sebagai tempat tidur anak penyimbang.

Pondasi nya terdiri dari umpak batu yang berbentuk persegi sebagai pondasinya.

Tiang-tiang penyangga diletakan diatas batu tadi dengan jumlah tiang pada bangunan ini sebanyak 35 buah dan 20 buah untuk tiang induk atau utama.

Atap pada rumah Balai Agung disebut dengan istilah rurung agung. Atap dan ujung bubungan nya yang memusat pada titik tengah bagian paling atas yang terbuat dari kayu bulat atau dikenal dengan istilah button.

Dinding rumah ini terbuat dari kayu dengan setangkup ganda, demikian juga pada bagian jendela namun ukuran nya lebih kecil. Rumah ini memeiliki 4 buah jendela yang dilapisi oleh teralis kayu.

Pada sisi rumah ini juga terdapat ornamen yang bermotif perahu yang manjadikan ciri khas bagi Balai Agung.

Hal yang lain yang menjadi ciri khas ialah payung-payung besar yang terletak pada atapnya. Payung-payung tersebut merupakan lambang dari tingkat tetua adat bagi masyarakat tradisional Lampung.

b. Nuwou Balak

Rumah ini memiliki nama lain yaitu Balai Keratun. Rumah adat ini digunakan oleh para penyimbang adat atau kepala adat.

Memiliki bentuk persegi panjang dengan luas sekitar 30×15 meter yang bagian depanya dilengkapi dengan beranda.

Bangunan rumah ini memiliki beberapa ruangan diantaranya, dua ruangan untuk pertemuan, satu ruang keluarga, dan delapan kamar. Sementara dapur rumah ini dibangun secara terpisah dengan bangunan utama.

Bangunan dapur dan utama dihubungkan dengan bangunan seperti jembatan pada bagian atapnya yang terbuat dari ijuk enau dengan bentuk seperti perahu terbalik.

Ada beberapa jenis kebik pada rumah ini mengingat ada delapan ruangan untuk tempat tidur, diantaranya :

  • Kebik temen atau kerumpu, tempat tidur untuk anak penyimbang bumi atau anak yang paling tua.
  • Kebik rangek, merupakan tempat tidur bagi anak penyimbang ratu atau anak kedua.
  • Kebik tengah, ruang tidur yang terakhir yang digunakan oleh anak penyimbang batin atau anak ketiga.

c. Nuwou Lunik

Rumah adat Lampung yang seringkali digunakan oleh masyarakat umum dengan ukuran yang lebih kecil.

Dibandingkan dengan nuwou balak, rumah ini lebih sederhana karena hanya memiliki beberapa kamar tidur.

Bagian dapur nya menyatu dengan bangunan rumah utama. Rumah adat ini memiliki atap yang lebih bervariasi jika dibandingkan rumah adat lain. Ada yang menyerupai bentuk perahu terbalik dan juga limas.

Rumah adat Nuwou Lunik tidak mempunyai beranda seperti rumah adat lain dan pada bagian serambi hanya terdapat sebuah tangga yang letaknya berada pada bagian pintu masuk yang mengarah pada tanah.

Baca Juga: Rumah adat Banten

Penutup

Sebagai suatu wilayah dengan peradaban tinggi, Lampung memiliki beragam budaya dan adat istiadat, salah satunya adalah rumah adat Lampung.

Selain terkenal dengan filosofi, bentuk arsitektur, keunikan serta keindahannya, rumah adat Lampung ini terdiri dari berbagai jenis atau nama sebagai berikut.

Nama Rumah AdatBalai Agung Nuwou Balak Nuwou Lunik
ProvinsiLampung

***

Demikian pembahasan mengenai rumah adat Lampung lengkap dengan nama, jenis, filosofi, bagian, arsitektur dan ciri khasnya.

Jangan lewatkan juga tulisan tentang rumah adat Bali dengan ciri khas dan keunikan yang tidak kalah menarik.

Semoga tulisan sederhana ini menjadi ilmu dan pengetahuan untuk kita semua!!

Hal yang sering ditanyakan

Apa nama rumah adat Lampung?

Balai agung, nowou balak, nowou lunik

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com