guratgarut.com – Siapa yang tidak kenal dengan Papua, salah satu pulau terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, yang memiliki luas area sekitar 421,981 kilometer persegi.
Pulau yang terletak di bagian paling timur Indonesia ini juga memiliki potensi sumber daya alam yang amat melimpah.
Selain kekayaan alam, Papua juga kaya akan budaya, tradisi, dan adat-istiadat yang masih lestari.
Menurut informasi dari Kementrian Kebudayaan, terdapat sekitar 255 suku asli di Papua yang mempunyai perbedaan pakaian, bahasa dan rumah adat.
Baca Juga: Hal Menarik dari Rumah Adat Sulawesi Tengah |
Daftar Suku di Papua
Papua adalah sebuah wilayah dengan suku paling banyak di Indonesia, terutama yang mendiami Papua Barat, berikut beberapa daftarnya;
- Arfak
- Doreri
- Kuri
- Simuri
- Irarutu
- Sebyar
- Moscona
- Mairasi
- Kambouw
- Onim
- Sekar
- Maibrat
- Tehit
- Imeko
- Tehit
- Imeko
- Moi
- Tipin
- Maya
- Biak
- Anggi
- Arguni
- Asmat
- Awiu
- Batanta
- Biak
- Bintuni
- Dani
- Demta
- Genyem
- Guai
- Hattam
- Jakui
- Kapauku
- Kiman
- Mairasi
- Manikion
- Mapia
- Marindeanim
- Mimika
- Moni
- Muyu
- Numfor
- Salawati
- Uhundun
- Waigeo
- dll
Ciri Khas Rumah Adat Papua
Menjadi salah satu provinsi dengan luas wilayah terluas di Indonesia, menjadikan Papua memiliki suku yang beragam, entah itu bahasa, pakaian, tarian, lagu, hingga rumah adat.
Namun pada umumnya Rumah Adat Papua memiliki bentuk menyerupai jamur. Atap yang berbentuk bulat yang terbuat dari rumput dan jerami yang sudah kering.
Pondasi dan bagian-bagian rumah menggunakan bahan yang terbuat dari batang-batang kayu.
Sebagian rumah adat juga ada yang memiliki jendela dan pintu, namun ada juga yang tidak memilikinya sesuai fungsinya masing-masing.
Rumah Adat Papua umumnya memiliki ukuran yang kecil, sehingga hanya dapat dihuni oleh satu keluarga, atau beberapa orang.
Ada beberapa aturan yang diterapkan pada Rumah Adat Papua misalnya suatu bangunan hanya boleh digunakan oleh kaum pria, wanita, dan hewan peliharaan sesuai fungsinya.
Ada juga peraturan tentang letak yang digunakan untuk pembangunan rumah seperti harus saling berdampingan atau arah rumah yang ditentukan oleh ketua suku.
Macam-Macam Rumah Adat Papua Lengkap Gambar
No | Nama Rumah Adat Tradisional Papua |
1 | Rumah Adat Honai |
2 | Rumah Adat Ebei |
3 | Rumah Adat Wamai |
4 | Rumah Adat Kariwari |
1. Rumah Adat Honai
Rumah adat yang lumayan populer di antara rumah adat lain yang berada di Papua.
Rumah ini memiliki bentuk bulat yang terbuat dari kayu yang disusun, sedangkan untuk atap memiliki bentuk kerucut dan terbuat dari alang-alang atau jerami.
Di bagian tengahnya terdapat perapian yang berbentuk melingkar yang digunakan sebagai pengganti lampu.
Pada umumnya rumah ini memiliki ukuran tinggi sekitar 2,5 meter dengan luas 5 meter. Rumah ini memiliki 3 tingkat dengan fungsi yang berbeda.
Tingkat paling atas digunakan untuk tidur dengan alas rumput kering dan tingkat bawah digunakan untuk melakukan kegiatan.
Tingkat bagian terendah digunakan untuk menyimpan jasad yang telah diawetkan.
Honai berasal dari kata “hun” berarti laki-laki dan “ai” rumah. Rumah ini hanya dapat dihuni oleh laki-laki dewasa dan remaja.
Rumah ini mempunyai aturan khusus yaitu mutlak bahwa kaum perempuan tidak diperbolehkan masuk kedalam walaupun istri mereka sendiri.
Rumah adat ini juga tidak boleh dibangun sembarangan, rumah ini hanya dapat di bangun jika yang membangun rumah hanya laki-laki saja.
2. Rumah Adat Ebei
Selanjutnya ada Rumah adat Papua yang bernama ebai. Nama ebai sendiri berasal dari kata “ebe” artinya tubuh dan “ai” yang artinya rumah. Jadi kalau kita simpulkan rumah ini memiliki arti rumah bagi kehidupan.
Rumah ini memiliki fungsi sebagai tempat tinggal kaum wanita dan anak laki-laki yang belum beranjak dewasa.
Selain tempat tinggal rumah ini juga mempunyai fungsi penting sebagai tempat dimana anak-anak perempuan diajarkan berbagai ilmu kehidupan setelah menikah diantaranya ;
- Memasak
- Merawat anak
- Melayani suami, dan sebagianya.
Rumah ini juga memilik bentuk dan bahan yang hampir sama dengan rumah adat honai, namun memiliki bentuk atap yang berbeda yang mempunyai bentuk setengah lingkaran.
Rumah ini juga memiliki ukuran lebih kecil dibanding honai dan biasanya terletak di samping kanan atau kiri rumah adat honai.
3. Rumah Adat Wamai
Rumah Adat Wamai memiliki fungsi untuk menyimpan hewan peliharaan, ukuran rumah ini kecil atau besar disesuaikan dengan jumlah ternak yang dimiliki. Hewan yang dipelihara antara lain seperti
- Kambing
- Babi
- Ayam
- Anjing
- Hewan lainya.
Umumnya Rumah Adat Wamai memiliki bentuk menyerupai honai ataupun ebai.
Bahan yang digunakan pun sama terbuat dari tatanan kayu dan atap dari alang-alang atau rumput kering. Atap dibuat mengerucut sama seperti honai dan ebai untuk mengurangi suhu dingin dari luar.
4. Rumah Adat Kariwari
Rumah adat Papua satu ini memiliki bentuk segi delapan yang menyerupai limas yang khas dan memiliki atap kerucut.
Bentuk ini dimaksudkan untuk menahan hembusan angin yang kuat. Tinggi rumah ini juga berbeda-beda sekitar 20-30 meter.
Lantai rumah ini terbuat dari lapisan kulit kayu, sedangkan dindingnya terbuat dari cacahan bambu, dan atapnya terbuat dari bahan daun sagu.
Kariwari merupakan Rumah adat Papua tempat tinggal bagi suku Tobati-Enggros yang terletak di Teluk Yotefa dan tepi Danau Sentani, Jayapura.
Rumah ini khusus dibuat untuk tempat tinggal anak laki-laki remaja berusia sekitar 12 tahun.
Rumah ini juga memiliki 3 lantai yang memiliki fungsi berbeda setiap lantainya.
Lantai pertama atau dasar berfungsi sebagai tempat dimana anak remaja belajar tentang ilmu kehidupan seperti bagaimana mencari nafkah, tanggung jawab, cara berperang, membuat senjata, membuat perahu, memahat, dan lainya.
Lantai kedua digunakan untuk pertemuan antara kepala suku dan tempat dimana remaja lak-laki tidur.
Lantai ketiga digunakan sebagai tempat untuk berdo’a dan bermeditasi.
5. Rumah Adat Rumsram
Rumah adat yang satu ini dihuni oleh suku Biak Numfor di Pantai utara Papua. Rumah ini memiliki bentuk yang khas, yaitu menyerupai rumah panggung dengan atap yang berbentuk menyerupai perahu yang terbalik.
Bentuk ini mencerminkan bahwa masyarakatnya ialah nelayan sebagai profesi utama mereka.
Rumah adat ini memiliki ketinggian sekitar 6-8 meter dan mempunyai 2 tingkat. Rumah ini dibangun khusus untuk digunakan sebagai tempat mendidik anak laki-laki.
Lantai pertama cenderung tidak memiliki dinding dan terbuka digunakan untuk belajar membuat perahu, memahat, cara berperang dan lain-lain. Sedangkan lantai dua difungsikan sebagai tempat tinggal anak laki-laki.
Seperti rumah adat Kariwari lantai rumah ini terbuat dari kulit kayu dan dindingnya terbuat dari cacahan pohon bambu, dan mempunyai atap yang terbuat dari daun sagu.
Berbeda dengan rumah adat Papua yang lain rumah ini memiliki dua buah pintu yang terletak di depan dan belakang serta memiliki beberapa buah jendela pada rumah ini.
Baca Juga: Rumah Adat Sulawesi Tenggara |
Penutup
Dari tulisan yang telah disampaikan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai rumah adat dari Provinsi Papua ini, sebagai berikut;
Nama Rumah Adat | Rumah Adat Honai Rumah Adat Ebei Rumah Adat Wamai Rumah Adat Kariwari Rumah Adat Rumsram |
Provinsi | Papua dan Papua Barat |
Demikian informasi yang dapat saya berikan untuk kalian, apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon untuk dimaafkan.
Jangan lewatkan tulisan menarik lainnya, salah satunya adalah rumah adat Sulawesi Selatan yang sayarat akan makna.
Terimakasih!!
Jika ada hal yang ingin ditanyakan atau disampaikan, silahkan tulis di kolom komentar atau kirim pesan ke guratgarutcom@gmail.com.
Wonderful Papua
iya kang