Rumah Adat Riau

  • 5 min read
  • Apr 11, 2022
rumah adat riau

guratgarut.com – Kebudayaan Riau sangat kaya dengan banyak sekali ragam budaya tari, seperti tari Zapin yang sangat terkenal. Tetapi bukan hanya tari saja, ada juga Rumah adat Riau yang beraneka jenis dan ragam. Salah satunya Rumah Belah Bubung yang terkenal di kepulauan Riau.

Kepulauan Riau memiliki kebudayaan yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan suku Melayu dan beberapa suku lainya.

Bukan suku saja tetapi beberapa agama juga mempengaruhi kebudayaan Riau seperti Islam, Kristen, Budha, dan Konghucu. Jadi tak heran jika rumah adat Riau ini memiliki gaya khas Melayu dan berbagai kebudayaan lainya.

Baca Juga: Rumaha adat Bali

Rumah Adat Riau

rumah adat riau
Sumber: popbela.com

Rumah adat Riau adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan tradisional di Provinsi Riau & Kepulauan Riau.

Rumah adat ini memliki beberapa persamaan yang umum, seperti arsitektur rumah dengan model rumah panggung dan berbentuk persegi panjang.

Terdapat ukiran khas bergaya melayu yang terukir pada bagian tangga, pintu, dinding, dan pada bagian atap.

1. Ciri Khas Dan Bagian Rumah Adat Riau

rumah tradisional riau
Sumber: nyero.id

Secara umum Rumah tradisional Riau memiliki beberapa bagian dan komponen utama pada rumah ini, diantaranya :

  • Atap. Atap pada Rumah khas Riau satu dengan yang lainya berbeda-beda. Namun pada umumnya atap terdiri dari silangan perabung atau ujung atap dan kaki atap dimana keduanya melengkung ke atas. Adapun hiasan pada perabung dikenal dengan sebutan selembayung / sulo bayung dan pada kaki atap disebut sayok layangnan.
  • Loteng. Langit-langit terdiri dari dua bagian, yaitu langsa dan paran pada bagian dapur. tidak semua jenis rumah adat mempunyai loteng. Loteng juga sering digunakan untuk tempat memingit calon pengantin perempuan dan mengintip ke ruang tamu atau luar rumah.

Loteng seringkali disebut “anjungan mengintai” karena sering dipakai untuk mengintip ruang tamu atau luar rumah.

  • Ventilasi. Memiliki bentuk simteris dengan model persegi empat, enam, delapan, ataupun lingkaran. Lubang angin ini biasa terletak di atas pintu atau jendeal yang terbuat dari kayu sungkai.
  • Dinding. Memiliki kemiringan dengan sudut sekitar 20-30 derajat yang diyakini masyarakay sebagai adaptasi dari bentuk kapal. Meskipun dari luar terlihat miring, namun dibagian dalam tetap dibuat lurus.
  • Lantai. Lantai pada umumnya terbuat dari kayu meranti,medang, atau punak. Sementara untuk lantai bagian belakang rumah atau kamar mandi menggunakan kayu nibung karena sering terkena air. Lantai pada bagian utama rumah dibuat rapat tetapi pada bagian dapur atau belakang dibuat agak renggang.
  • Bendul. Bagian ini merupakan pembatas ruangan dan batas lantai yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai penguat dan pengikat pada ujung lantai.
  • Ambang / Lawang. Memiliki arti sebagai pintu. Pintu dibagi dua macam jenis yaitu pintu yang menghubungkan bagian luar dengan dalam rumah dan pintu yang menghubungkan bagian-bagian dalam rumah. Terdapat ornamen ukiran atau hiasan tertentu yang terdapat pada pintu.
  • Tingkap / Pelinguk. Tingkap adalah bahasa Melayu yang berarti jendela. Bentuk jendela pada rumah ini mirip dengan pintu yang terdiri dari satu atau dua jenedela dengan diberi kisi-kisi dan panel setinggi 30-40 cm.
  • Tangga. Tangga pada rumah adat terletak pada samping rumah yang dimaksudkan agar pandangan orang luar tidak langsung masuk ke dalam rumah. Tangga pada rumah khas Riau memiliki jumlah anak tangga yang ganjil dan dilengkapi dengan tiang tangga berbentuk bulat atau persegi.
  • Tiang. Tiang pada rumah adat ini memiiki arti filosofi tertentu. Tiang dengan jumlah 4 atau 8 melambangkan mata angin dan juga simbol pengharapan rezeki dari berbagai penjuru.

2. Jenis Rumah Adat Riau

rumah khas riau
Sumber: popbela.com

Adapun jenis rumah adat di Provinsi Riau yang memiliki ciri khas dan keuninkan yang berbeda, diantaranya :

a. Rumah Adat Belah Bubung

Dikenal dengan nama lain seperti rumah rabung atau rumah bubung melayu. Disebut dengan bubung dikarenakan rumah ini menggunakan bambu atau bubung.

Rumah ini memiliki model rumah panggung dengan ketinggian 2 meter di atas tanah dan ditopang oleh beberapa tiang penyangga. Memiliki atap yang berbentuk pelana kuda sebagai ciri khas pada rumah ini.

Baca Juga: Rumah adat Madura

Rumah Belah Bubung memiliki bagian utama yang terbagi menjadi 4 bagian, diantaranya :

  • Selasar. Adalah serambi atau beranda tempat menerima tamu. Selasar memiliki dua jenis, diantaranya “selasar jatuh” yang memiliki posisi atau ketinggian lantai nya lebih rendah daripada lantai utama. “Selasar dalam” adalah jenis selasar yang dimana lantai nya sejajar dengan lantai utama.
  • Rumah Induk. Rumah induk adalah bagian utama dalam rumah ini. Bagian ini terbagi menjadi 3 bagian ruang, diantaranya “Ruang Muka” ruangan ini dikhususkan untuk ditempati oleh ibu dan keluarga perempuan dan anak-anak yang berusia dibawah 7 tahun. “Ruang Tengah” ruangan ini hanya dihuni oleh keluarga berjenis kelamin laki-laki saja. Dan yang terakhir adalah “Ruang Dalam” ruangan yang ditempati hanya oleh orang tua atau pemilik rumah.
  • Ruang Penghubung Dapur. Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan air yang sudah matang untuk dikonsumsi dan tempat penyimpanan alat pertanian atau nelayan.
  • Dapur. Dapur memiliki fungsi seperti dapur pada umumnya, tempat dimana ibu atau perempuan mengolah bahan makanan untuk keluarga.

Rumah ini memiliki bahan dasar kayu sebagai penyusun utama rumah adat ini.

Proses pembangunan rumah ini pun tidaklah mudah, karena harus melalui berbagai tahap dan proses yang harus dilakukan seperti pemilihan kayu dan upacara adat.

Ukuran besar atau kecilnya rumah adat Belah Bubung menentukan kemampuan ekonomi pemilik rumah.

Terdapat ornamen dan dekorasi rumah pada Rumah Adat Belah Bubung yang bersumber dari elemen alam seperti tumbuhan, binatang dan juga kaligrafi yang memiliki arti filosofi tersendiri. Salah satunya ialah untuk menolak bala atau gangguan roh jahat.

b. Balai Selaso Jatuh Kembar

Rumah adat ini memang tidak difungsikan sebagai tempat tinggal, namun bangunan ini digunakan untuk kegiatan musyawarah dan kegiatan bersama masyarakat sekitar.

Selain kegiatan umum rumah ini dikenal dengan sebutan Balai Pengobatan, Balirung Sari, Balai Karapatan dan lain-lain.

Balai Selaso Jatuh Kembar adalah bangunan yang memiliki bagian ruang tengah atau ruang dalam yang dibangun lebih tinggi dibandingkan dengan lantainya (selasar).

Teradapat ornamen atau hiasan yang berupa ukiran hewan dan tumbuhan dengan sebutan yang berbeda-beda.

Ada berbagai motif yang di ukir pada pintu, jendela, riang, dan atap dengan nama seperti lambai-lambai, semut beriring, dan sebagainya.

Terdapat dua jenis balai selaso yaitu selaso jatuh dan selaso jatuh kembar. Keduanya memiliki karakteristik yang sama, namun ada perbedaan diantara keduanya. Perbedaan nya terletak pada ukuran dan luas bangunan nya.

Pada umumnya selaso jatuh kembar memiliki ketinggia sekitar 1,5 meter di atas tanah, sedangkan selaso jatuh hanya langsung di atas permukaan tanah.

c. Rumah Melayu Lipat Kajang

Rumah adat satu ini memiliki karakteristik yang cukup unik yaitu terdapat lipatan bumbung dengan posisi yang cukup menukik pada bagian atapnya yang menyerupai perahu jika dilihat dari kejauhan. Lipatan tersebut dibuat agar air hujan dapat mengalir langsung ke arah bawah.

Memiliki konsep rumah panggung yang pondasi rumahnya yang tidak menggunakan tiang penyangga, hal ini tentu jauh berbeda dengan rumah tradisional Sulawesi, terutama rumah adat Sulawesi Selatan.

Karena pondasi bangunan pada rumah ini langsung tertempel pada tanah. Adapun bahan utama yang digunakan pada rumah ini adalah kayu dan bahan lainya.

d. Rumah Melayu Atap Lontik

Lancang atau pancalang adalah sebutan lain untuk rumah adat yang satu ini. dikatakan tersebut karena rumah ini memiliki hiasan perahu pada bagian kaki dindingnya.

Rumah ini memiliki tangga dengan jumlah yang ganjil, seperti lima, tujuh, dan seterusnya.

Masyarakat yang menggunakan lima anak tangga merupakan cerminan dari simbol rukun islam yang berupa Syahadat, Sholat, Saum/Puasa, Zakat, dan Haji.

Setiap bagian pada rumah Melayu Atap Lontik ini sarat akan nilai filosofis, seperti pada bentuk tiang yang digunakan.

Bentuk segi empat melambangkan arah mata angin, segi enam melambangkan rukun iman pada agama Islam, dan lain sebagaianya.

e. Rumah Melayu Atap Limas Potong

Rumah ini memiliki ciri khas yang sama seperti rumah adat Belah Bubung, besar kecilnya rumah menentukan kemampuan ekonomi bagi sang pemilik rumah. Semakin besar rumahnya semakin banyak juga ragam hiasan yang ada didalam rumah.

Jenis rumah ini memiliki jenis rumah dengan model rumah panggung yang menyerupai limas yang terpotong pada bagian puncaknya.

Pada umumnya rumah ini memiliki ketinggian 1,5 meter di atas permukaan tanah. Setidak nya ada lima bagian utama sebagai penyusun rumah adat ini. diantaranya :

  • Teras
  • Ruang Depan
  • Ruang Tengah
  • Ruang Belakang
  • Dapur

Bagian belakang atau ruang belakang rumah digunakan untuk kamar tempat tidur keluarga.

f. Rumah Singgah Sultak Siak

Rumah Singgah Sultan Siak adalah rumah adat yang memiliki nama karena menjadi salah satu tempat dari Sultan Siak, Sultan Syarif Qasim II.

Rumah ini memiliki kombinasi warna yang menarik dari warna emas, krem, dan biru yang masih dipertahankan dari bentuk awal atau aslinya. Memiliki pondasi yang terbentuk dari tiang penyangga untuk mengantisipasi luapan air sungai.

Penutup

Sebagian besar masyarakat yang mendiami Provinsi Riau dan Kepulauan Riau adalah Suku Melayu.

Maka tidaklah heran apabila kita memperhatikan dengan seksama, rumah adat Riau memiliki sedikit kemiripan dengan rumah adat Lampung.

Setiap bagian rumah memiliki fungsi dan kegunaan yang telah ditentukan, seperti selasar, rumah induk dan lainnya.

Sedangkan untuk arsitektur atau bentuk memiliki filosofi atau makna yang mendalam dari setiap bagiannya.

***

Demikian nama dan jenis rumah adat Riau yang dapat kami sajikan dalam kesempatan kali ini, semoga tulisan ini mendatangkan manfaat!!

Hal yang sering ditanyakan:

Apa nama rumah adat Riau?

Rumah adat belah bubung, melayu atap limas potong, rumah singgah sultak siang dll.

Apa manfaat rumah adat Riau?

Sebagaimana rumah adat pada umumnya, berguna sebagai tempat tinggal, upacara dan lain sebagainya.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com