Rumah Adat Sulawesi Tengah

  • 5 min read
  • Jul 16, 2022
rumah adat sulawesi tengah

guratgarut.com – Provinsi Sulawesi Tengah merupakan sebuah wilayah dengan luas 61.841,29 kmĀ², dan Kota Palu sebagai ibu kotanya. Berbicara mengenai budaya, terutama rumah adat atau rumah tradisional, Sulawesi Tengah Tercatat memiliki 2 (dua) rumah adat.

  1. Rumah Adat Tambi
  2. Rumah Adat Souroja

Penggunaan rumah adat ini dahulu dibedakan dengan status sosial, dimana yang satu digunakan kaum bangsawan dan satu lagi digunakan masyarakat biasa.

Meskipun ke-2 rumah adat Sulawesi Tengah memiliki bentuk yang berbeda, namun ke duanya memiliki fungsi, bahan dan filosofi yang tidak jauh berbeda.

Hingga saat ini, rumah adat Sulawesi Tengah masih dapat kita jumpai dengan mudah.

Sebagai wawasan dan pengetahuan, berikut pembahasan mengenai ke dua rumah adat Sulawesi Tengah (rumah adat Tambi & rumah adat Souroja).

Rumah Adat Tambi

rumah adat tambbi
Sumber: pekurehuameawa.com

Rumah adat Tambi adalah rumah tradisional dengan bentuk atau model panggung.

Meskipun memiliki bentuk atap yang hampir mirip dengan kebanyakan rumah adat di Sulawesi Selatan, namun secara keseluruhan jauh berbeda.

Memiliki atap yang sangat unik, sebab tidak seperti rumah pada umumnya yang menjadikan atap sekaligus sebagai dinding.

Rumah adat Tambi adalah rumah untuk Suku Kaili dan Suku Lore, digunakan oleh masyarakat yang mendiami Sulawesi Tengah.

Terdapat beberapa perbedaan antara rumah adat Tambi yang digunakan oleh masyarakat dengan kepala suku, perbedaan terletak pada jumlah anak tangga.

Jumlah anak tangga untuk rumah adat kepala suku ganjil, sedangkan untuk masyarakat biasa genap.

Rumah adat Tambi dibangun menghadap ke arah utara dan selatan, aturan ini sebuah keharusan yang mesti ditaati.

Terlebih tujuan utama dari pembangunan rumah ini supaya tidak berhadapan langsung dengan terbitnya matahari dan untuk membelakangi matahari ketika terbenam.

Apabila diperhatikan rumah tradisional Sulawesi Tengah ini memiliki bentuk segitiga sama kaki yang terbuat dari daun rumbia dan ijuk.

Meski bentuknya terlihat mungil, tapi jangan salah, rumah tardisional Sulawesi tengah ini memiliki ukuran yang cukup luas. Sehingga berbagai aktivitas dapat dilakukan di dalamnya.

#1. Jenis Rumah Adat Tambi

Rumah adat Tambi dikategorikan menjadi dua jenis, dengan fungsi atau kegunaan yang berbeda.

  1. Buho
  2. Pointua

Ke dua jenis rumah adat tambi ini tentu memiliki perbedaan, berikut penjelasannya.

1. Buho

Buho merupakan rumah adat Sulawesi Tengah yang terdiri dari dua tingkatan. Masing masing tingkatan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing.

Dimana tingkat pertama digunakan untuk menjamu tamu, sedangkan tingkat ke dua digunakan untuk menyimpan hasil bumi atau persediaan makanan.

2. Pointua

Rumah adat tambi dengan jenis pointua hanya memiliki satu lantai saja, yang mana digunakan sebagai tempat menumbuk padi.

Nama lain dari rumah adat Pointua ini adalah lesung atau iso

#2. Ciri Khas Rumah Adat Tambi

Hampir setiap rumah adat yang ada di Indonesia memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing, tidak terkecuali dengan rumah adat tambi dari sulteng ini.

Rumah ini sangat unik dengan bentuk segitiga sama kaki yang ditopang oleh beberapa tiang di bawahnya.

Seperti yang telah saya singgung pada bagian awal, rumah tradisional Tambi merupkan rumah dengan arsitektur panggung, yang artinya lantai tidak secara langsung menyentuh tanah.

Hal ini sangat jauh berbeda dengan rumah adat di daerah lain di Indonesia, terutama rumah adat Papua yang lantainya adalah tanah.

Beberapa tiang yang digunakan untuk menyangga rumah tidak lebih dari 1 meter, sehingga tidak terlalu tinggi.

Karena memiliki bentuk seperti segitiga sama sisi atau prisma, rumah ini memiliki atap dan dinding yang menyatu.

Rumah ini juga ditambahkan dekorasi atau ukiran khas Suku Kaili di bagian dalam dan atas rumah.

Pada umumnya ukiran memiliki motif atau bentuk seperti kepala babi, kerbau dan ayam, hewan-hewan tersebut melambangkan kesuburan dan kekayaan.

Terdapat sebuah tangga sebagai alat untuk menaiki rumah, jumlah anak tangga yang digunakan oleh massyarakat biasanya genap, sedang untuk kepala suku ganjil. Aturan ini telah menjadi hal yang harus ditaati.

Bagian dalam rumah terdiri dari beberapa bagian dengan fungsi masing-masing. Ruangan disekat sekat dan dinamakan aspari atau para-para.

Setiap ruangan memiliki berbagi fungsi, seperti tempat tidur, tempat menyimpan pusaka atau barang berharga hingga tempat menyimpan makanan.

Baca Juga: Rumah Adat Betawi

Rumah Adat Souraja

rumah adat sulawesi tengah
Sumber: vr-tmii.com

Jenis lain dari rumah tradisional Sulawesi Tengah ilah rumah adat Souroja. Secara arsitektur, rumah adat ini menggabungkan antara gaya Bugis dan rumah adat Kalimantan Selatan.

Seperti rumah adat pada umumnya, Souroja termasuk ke dalam rumah ramah lingkungan, sebab bahan atau material yang digunakan berasal dari alam sepenuhnya, yaitu kayu.

Kayu yang digunakan biasanya adalah kayu jenis ulin ataupun kayu kapas. Hingga saat ini belum ada informasi yang jelas terkait alasan penggunaan kayu tersebut.

Akan tetapi seiring perkembangan jaman, masyarakat memilih kayu yang lebih keras untuk membangun rumah.

Meskipun sebetulnya lebih sulit untuk mendirikan rumah adat ini dengan menggunakan kayu yang keras.

Berbeda dengan rumah adat sebelumnya, rumah adat Souroja memiliki tiang penyangga yang cukup banyak, yaitu 36 buah.

Penyangga tersebut tersebar ke seluruh bagian rumah, seperti bagian induk, gandaria atau teras, dan bagian dapur.

Seperti halnya rumah adat Tambi, Souroja memiliki ukiran dengan berbagai bentuk, misal saat kita memasuki rumah akan melihat kaligrafi bertulisan arab di bagian pintu dan jendela.

Kemudian untuk bagian-bagian seperti dinding, loteng, pinggiran cucuran atap, dan bangko-bangko rumah memiliki ukiran pompeninie.

Beberpa rumah juga ada yang memilih menggunakan ukiran dengan motif lain, seperti bunga dan daun.

Setiap motif dan ukuran memiliki filosofi atau makna, seperti kesuburan, kebahagian, kemuliaan hingga kesejahteraan.

Tidak semua masyarakat Sulawesi Tengah dapat membangun rumah adat ini, sebab hanya diperuntukan kalangan bangsawan dan keturunannya saja.

Jika dibandingkan dengan rumah adat Tambi, rumah adat Souroja tentu memiliki pembiayaan yang lebih mahal, pulai dari arsitektur hingga penggunaan bahan material.

Maka tidaklah heran apabila rumah tradisional ini hanya mampu dibangun oleh kalangan bangsawan pada masa itu.

Dahulu rumah adat Souroja tidak hanya dijadikan sebagai tempat tinggal saja, namun memiliki fungsi lain sebagai tempat menjalankan pemerintahan.

Dalam pembangunan rumah adat Souroja tidak dapat dilakukan begitu saja, harus mengikuti serangkaian proses, mulai dari pemilihan kayu yang kuat dan sesuai standar, berdoa hingga ritual ritual lain yang dilakukan oleh orang khusus.

#1. Ciri Khas Rumah Adat Souroja

Beberapa ciri khas dari rumah adat Souroja telah disinggung pada bagian atas, mulai dari jumlah tiang penyangga hingga ukiran yang terdapat pada rumah. barangkali bagian ini hanya sebagai penjelas saja.

Apabila kita melihat dari sisi arsitektur atau bentuk, rumah adat Sulawesi Tengah ini memiliki bentuk rumah panggung pada umumnya dengan atap yang terbagi ke dalam dua bagian.

Akan tetapi terdapat juga beberpa rumahh dengan bentuk atap joglo seperti rumah adat Jawa.

Pada bagian depan, rumah adat ini dilengkapi dengan dua tangga, yang masing-masing, dibagian kiri dan kanan.

#2. Pembagian Rumah Adat Souraja

Rumah adat Souraja terdiri dari lima bagian, masing-masingnya memiliki fungsi dan kegunaan tertentu, mengingat rumah adat ini digunakan juga sebagai tempat untuk menjalankan pemerintahan.

  1. Gandaria atau Serambi
  2. Lonta Karavana
  3. Lonta Tatangana
  4. Ruang Tidur Keluarga
  5. Lonta Rarana

Gandaria atau serambi merupakan bagian laur dari rumah, setelah melewati anak tangga kita akan dihadapkan dengan serambi ini. Ruangan ini digunakan untuk tamu menunggu.

Lonta karvana ialah bagian paling depan rumah, persis berada setelah serambi. Disinilah biasanya dilakukan berbagai kegitan, termasuk upacara adat.

Lonta tatanggana adalah ruangan untuk tidur raja, tempat musyawar para pejabat atau petinggi. Ruangan ini setidaknya memiliki dua kamar.

Sebagaimana namannya ruang tidur keluarga digunakan untuk tidur seluruh anggota keluarga, dalam hal ini antara keluarga dan raja tidur terpisah.

Lonta rarana adalah ruangan paling belakang, biasa digunakan sebagai tempat berkumpul dan makan bersama. Ruangan ini juga dilengkapi dengan kamar, yang biasanya diperuntukan anak-anak.

Penutup

Nama Rumah Adat Sulawesi TengahRumah Adat Tambi & Souraja
Bahan yang DigunakanKayu Injuk
Bagian RumahRumah Adat Tambi   Aspari / Para-para Rumah Adat Souroja Gandaria atau Serambi Lonta Karavana Lonta Tatangana Ruang Tidur Keluarga Lonta Rarana

Bagaimana unik bukan rumah adat Sulawesi Tengah ini?

Meskipun terdapat dua rumah adat dalam satu lingkungan, akan tetapi masyarakat di sana dapat hidup rukun berdampingan.

Hingga saat ini, baik rumah adat Tambi maupun Souraja masih terjaga keberadaannya, sebab mereka sangat sadar bahwa rumah adat bukan hanya sekedar bangunan tempat tinggal saja, melainkan terdapat nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com