guratgarut.com – Sumatera selatan memiliki berbagai macam budaya yang unik dan khas seperti di dearah-daerah lain di belahan bumi nusantara. Bumi Sriwijaya ini memiliki makanan khas, pakaian adat, tarian khas, sampai rumah adat. Salah satunya ialah rumah adat Sumatera Selatan, yang seringkali disebut dengan rumah Limas.
Rumah Limas merupakan rumah yang memiliki ciri khas yaitu pada bagian atapnya yang berbentuk limas.
Bangunan ini adalah bangunan rumah yang bertingkat, dan setiap tingkatnya memiliki filosofi budaya tersendiri.
Masyarakat Sumatera Selatan menyebut tingkatan ini dengan nama bengkilas.
Namun bukan rumah limas saja yang merupakan rumah adat Sulawesi Selatan.
Ada beberapa rumah adat lain yang cukup beragam yang memiliki keunikan nya masing-masing berdasarkan suku-suku yang mendiami Provinsi Sumatera Selatan. Semua itu akan diulas tuntas dalam tulisan ini.
Baca Juga: Rumah Adat Aceh |
Mengenal Rumah Adat Sumatera Selatan
Rumah adat Sumatera Selatan pada umumnya memiliki bentuk rumah panggung.
Hal itu dikarenakan letak geografis wilayah Sumatera Selatan banyak sekali daerah perairan, hutan, dan rawa.
Jadi bentuk ini banyak digunakan karena dapat menghindari air yang meluap dari sungai dan melindungi dari hewan buas.
Jenis Rumah Adat Sumatera Selatan
Terdapat beberapa macam jenis rumah adat Sumatera Selatan yang berdasarkan wilayah dan suku yang menghuninya.
Seperti rumah adat Suku Palembang dan Penutup Suku Pasemah. Namun dari kedua suku tersebut ada juga jenis rumah adat yang lain. Diantaranya:
No | Nama Rumah Adat Tradisional Sumatera Selatan |
1 | Rumah limas |
2 | Rumah cara gudang |
3 | Rumah rakit |
4 | Rumah tatahanan |
5 | Rumah kilapan |
6 | Rumah kingking |
7 | Rumah ulu |
1. Rumah Limas
Rumah Limas merupakan rumah yang memiliki tiang penyangga dengan ketinggian sekitar 1,5 – 2 meter dari permukaan tanah.
Terdapat berundak atau undakan yang terdapat pada lantai yang disebut dengan kekijing yang berjumlah 2 sampai 4 buah.
Rumah Limas berasal dari kata Lima dan Emas dan memiliki atap layaknya limas yang berbentuk persegi lima.
Rumah adat ini menggunakan kayu sebagai bahan utama dalam pembangunan rumah ini.
Pada bagian dinding, lantai, dan pintu biasanya menggunakan kayu dengan jenis tambesu, dan pada tiangnya menggunakan kayu unglen. Sedangkan bagian kerangka rumah menggunakan kayu seru.
Rumah Limas mempunyai ukuran yang cukup luas karena rumah ini seringkali digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan upacara adat.
Ruangan dalam rumah limas dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya :
- Ruangan Pertama / Pagar Tenggulung. sebuah ruangan tanpa dinding pembatas seperti beranda. Terdapat dua buah tangga untuk masuk ke dalam rumah. Terdapat gentong berisi air yang digunakan untuk mencuci kaki dan tangan sebelum masuk kedalam rumah. Ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat beristirahat dan bersantai anggota keluarga.
- Ruangan Kedua / Jogan. Tempat yang digunakan sebagai tempat para pria berkumpul.
- Ruangan Ketiga / Kekijing Ketiga. Ruangan ini digunakan untuk tempat menerima tamu dalam acara adat. Ruangan ini memiliki posisi lantai yang lebih tinggi dan memiliki sekat sebagai pembatasnya.
- Ruangan Keempat / Kekijing Keempat. Posisi lantai di ruangan ini lebih tinggi daripada kekijing ketiga. Ruangan ini digunakan untuk menerima tamu dengan hubungan kekerabatan yang lebih dekat, tamu undangan yang lebih tua, dapunto atau datuk.
- Ruangan Kelima / Gegajah. Ruangan ini adalah ruangan paling istimewa dibanding ruangan yang lain. Memiliki luas ruangan yang paling luas, teradapat ruang pangkeng, amben tetuo, dan amben keluarga. Ruangan ini digunakan sebagai tempat menerima tamu kehormatan dan sebagai tempat pelaminan pengantin dalam acara pernikahan.
Rumah Limas juga dilengkapi dengan ornamen yang bukan hanya untuk hiasan saja namun digunakan untuk penangkal petir, ornamen ini disebut ornamen simbar.
Terdapat makna filosofis berdasarkan pada jumlah simbar yang digunakan. Seperti lima simbar menjadi simbol rukun Islam.
2. Rumah Cara Gudang
Rumah yang berbentuk panggung dengan ketinggan tiang sekitar 2 meter. Berbeda dengan rumah Limas, lantai rumah ini tidak bertingkat.
Adapun pembagian ruangan pada rumah Cara Gudang terdiri dari 3 bagian, diantaranya :
- Ruang Depan
- Ruang Tengah
- Ruang Belakang
Rumah cara gudan ini memiliki bahan material utama berupa kayu, masyarakat sekitar menggunakan kayu tembesu, petanang, dan unglen untuk jenis kayunya.
3. Rumah Rakit
Sesuai namanya Rumah Rakit adalah sebuah rumah panggung yang terapung diatas rakit. Rumah ini dibangun dengan bahan material yang terdiri dari balok kayu dan bambu.
Setiap sudut diikat dengan tali rotan pada tonggak yang menancap di tebing sungai agar rumah apung tidak berpindah tempat atau hanyut.
Atap rumah terdiri dari dua buah bidang yang disebut dengan atap kajang. Rumah ini terbari menjadi dua ruangan dengan dua buah pintu yang menghadap ke tengah sungai dan ke arah tepi sungai. Terdapat jendela dan juga jembatan penghubung rumah.
4. Rumah Tatahan
Memiliki bentuk bujur sangkar dan dibangun di atas tiang setinggi 1,5 meter. Terbuat dari bahan kayu tembesu dan kayu kelat yang memiliki daya tahan yang cukup lama.
Rumah tatahan seringkali disebut dengan rumah bersemah, tatahan itu sendiri berarti pahatan.
Dikarenakan rumah ini memiliki banyak ukiran yang dipahat atau ditatah pada dinding nya.
Secara umum rumah ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya :
- Sangkar atas
- Sangkar bawah
- Bagian depan
- Bagian tengah
Pada bagian depan biasa digunakan sebagai tempat untuk memasak dan mengolah bahan makanan. Di ruangan ini terdapat tanah atau tatanan yang digunakan untuk meletakan tungku.
Pada Bagian tengah digunakan untuk melakukan berbagai rutinitas keluarga. Pada malah hari ruangan ini digunakan juga sebagai tempat istirahat atau tidur.
Ketika diaadakan hajatan atau acara, ruangan ini digunakan untuk menjamu tamu yang datang.
5. Rumah Kilapan
Berbeda dengan rumah tatahan yang penuh dengan ukiran dan pahatan, dinding rumah ini tidak sama sekali menggunakan ornamen ukiran atau pahatan. Melainkan hanya dihaluskan saja menggunakan ketam atau sugu.
Rumah ini memiliki bentuk rumah panggung yang memiliki ketinggian sekitar 1,5 meter, tetapi tiang rumah ini tidak ditanam di dalam tanah seperti rumah Limas.
Tiang-tiang ini disebut dengan tiang duduk. Seperti rumah tatahan, rumah adat Kilapan memiliki dua buah ruangan yang memiliki fungsi hampir sama dengan rumah Tatahan.
Baca Juga: Rumah Adat Sulawesi Utara |
6. Rumah Kingking
Rumah adat Kingking atau Padu Kingking merupakan rumah adat yang terbuat dari bahan dasar bangunan berupa bambu dan kayu.
Memiliki bentuk bujur sangkar dan atap yang terbuat dari bambu yang dibelah dua yang seringkali disebut gelumpai. Rumah ini juga mempunyai bagian ruangan yang hampir sama dengan Rumah Tatahan.
7. Rumah Ulu
Salah satu rumah adat yang sangat susah sekali ditemukan pada zaman sekarang.
Rumah adat Ulu adalah rumah adat tradisional masyarakat Hulu Sungai Musi yang berada di kawasan Sungai Musi, Sumatra Selatan. Rumah adat ini memiliki banyak sekali proses untuk pembangunan nya.
Rumah adat ini terbuat dari material kayu, dan pada bagian bawah atau pondasi nya ditopang menggunakan batang pohon unglen.
Dalam proses pembangunannya, rumah adat ini harus mengikuti peraturan yang telah disepakati. Yaitu harus mengikuti sistem ulak-ulak.
Dimana pembangunan rumah ini harus berada pada halaman yang masih luas dan memiliki rencana untuk membangun rumah selanjutnya.
Rumah Ulu bukan hanya awet tetapi rumah ini juga tahan gempa, karena memiliki tiang yang diletakan diatas tumbukan batu yang berfungsi menyerupai roda saat terjadi goncangan.
Sistem ini dibuat untuk mengatur pembangunan rumah dan juga mengatur ruang secara sosial.
Pada bagian hulu diperuntukkan bagi keluarga yang usianya lebih tua dalam garis keturunan keluarga.
Sampai pada hilir dimana rumah paling ujung hilir adalah rumah dengan keturunan paling muda.
Secara umum rumah ulu terdiri dari tiga bagian utama, namun pada bagia-bagian itu terdapat bagian-bagian lagi, diantaranya :
- Ruang depan
Secara umum ruang depan digunakan untuk menerima dan menjamu tamu. terdapat garang atau lintut yang memiliki fungsi sebagai tempat dimana keluarga bercengkerama pada sore hari.
- Ruang tengah
Ruangn tengah adalah tempat dimana keluarga melakukan aktifitas sehari-hari, namun ruangan ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya :
- Haluan, adalah tempat yang digunakan untuk tempat beristirahat dan tidur bagi kaum laki-laki.
- Kakudan, adalah tempat yang digunakan untuk tempat beristirahat dan tidur bagi kaum perempuan.
- Gedongan atau ambin, adalah tempat khusus yang memiliki lantai dengan posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ruangan yang lain. Ruangan ini memiki fungsi sebagai tempat untuk memberikan wejangan kepada anak cucu.
- Ruang Belakang
Ruang belakang adalah ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk mengolah bahan makanan atau dapur dan juga digunakan untuk menyimpan alat-alat.
Meskipun rumah ini susah untuk ditemukan, tetapi rumah ini masih bisa dijumpai di belakang Museum Balaputra Dewa di Kota Palembang yang sudah berusia 200 tahun.
Baca Juga: Rumah Adat Sulawesi Selatan |
Penutup
Sumatera Selatan merupakan suatu wilayah dengan Ibu Kota Provinsinya ialah Palembang.
Wilayah ini memiliki ragam budaya yang unik, salah satunya ialah rumah adat atau atau rumah tradisional.
Setidaknya wilayah ini memiliki 7 nama atau jenis rumah adat, namun dari ke-7 rumah adat tersebut, rumah limah menjadi paling dikenal masyarakat luas.
Sebagai generasi muda Bangsa Indonesia, sudah sepantasnya kita ikut serta dalam melestarikan budaya ini!!