Peribahasa & Pepatah Gayo

  • 3 min read
  • Jun 13, 2022
pepatah gayo

Guratgurat.com – Suku Gayo merupakan penduduk asli yang mendiami beberapa wilayah atau daerah di Provinsi Aceh. Sama halnya denga suku suku lain di Indonesia, Suku gayo memiliki kebudayaan yang menarik, salah satunya pepatah dan peribahasa.

Pepatah dan peribahasa ini cukup familiar di lingkungan masyarakat Gayo sebagai pengingat yang telah ada sejak jaman dahulu, disampaikan secara turun temurun dari nenek moyangnya.

Maka sangat wajar apabila kita tidak menemukan peribahasa gayo dalam literatur.

Peribahasa & Pepatah Gayo Sebagai Pengingat

peribahasa gayo

Berikut ini kumpulan peribahasa gayo yang dirangkum guratgarut dari berbagai sumber. Semoga menjadi pengingat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

#1. Beret ni malu atan batan ruang, beret ni reje atan astana.

Sangat menarik untuk kita telaah bersama, yang memiliki arti “Mulia wanita di atas rumah, mulia raja di atas istana”.

Tugas utama dari seorang wanita ialah mendidik generasi penerus, menjaga rumah tangga agar tetap stabil secara moral.

Sedangkan untuk seorang raja dilihat dari istananya, bagaimana kehidupan di dalam istana.

Ini menjadi pengingat untuk kita semua, terutama kaum perempuan untuk menjaga rumah tangga dengan baik.

Selain itu seorang perempuan yang baik juga yang senang berdiam diri di rumah.

Tidak senang berpergian untuk hal hal yang sifatnya mubadzir dan tidak bergurna, baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain.

#2. Inget inget telah benem kona, hemat jemat tengah ara

Arti dari pepatah di atas kurang lebih ingat ingat sebelum kena, dan hemat cermat selagi ada.

Tidak sedikit orang yang tidak mampu berpikir akan konsekuensi yang dilakukan, pada akhirnya hanya penyesalan yang ada. Hal ini terjadi karena kurangnya pertimbangan.

Alangkah baiknya memang berpikir dengan matang terlebih dahulu sebelum kita bertindak. Jangan sampai tindakan tindakan yang dilakukan menjadi bumerang.

Kemudian berbicara soal hemat, sudah sepantasnya untuk berhermat, mengurangi hal hal yang tidak penting dn berguna. Jangan sampai kita membeli sesuatu hanya karena nafsu saja.

Hemat ini bukan berarti pelit, tidak jarang juga malah orang yang boros kikir. Namun ada juga orang yang hemat, rajin memberi. Pada intinya hemat itu mengurangi hal hal yang tidak perlu, jika tidak butuh ya tidak dibeli saja.

#3. Koro iamat talie, jema iamat cerake

Maksud dari pepatah gayo di atas ialah kerbau dipengang talinya, orang dipegang ucapannya.

Dari sini kita belajar bahwa kejujuran memiliki nilai yang sangat tinggi dan berharga.

Hari ini sebuah kepercayaan begitu mahal harganya, bagaimana tidak, terlalu banyak orang hati ini yang tidak jujur, termasuk para pejabat kita yang ucapannya tidak lagi bisa dipegang.

Semoga peribahasa ini menjadi pengingat untuk kita, agar menjadi pribadi yang senantiasa jujur dalam keadaan apapun.

#4. I kampung bepantik genuku, i belang bepedang perise

“Di kampung bertancap lutut, dilapangan bersenjatakan perisai”, meskipun sudah diartikan ke dalam Bahasa Indonesia masih cukup membingungkan ya.

Setelah mencari beberapa referensi, akhirnya menemukan maksud dari peribahasa ini.

Kurang lebih suatu tantangan untuk mempertahan diri, bahkan jika perlu melakukan perlawanan dengan bersenjata. Hal ini perlu dilakukan apabila harga diri terusik, mempertahankan kepercayaan yang diyakini.

#5. Uren ipayungi, gelep isuluhi

Jika hujan diberi payung, jik gelap maka diberi lampu. Makna tersirat dari sini ialah tentang mengayomi dan memberli perlindungan kepada orangan lain.

Misal melindungi dan mengasihi anak yatim yang tidak mampu, memperlakukan mereka dengan baik.

Bisa juga pemerintah yang mengayomi masyarakat, ataupun orang tua yang mengasih anak-anaknya.

#6. Gelep gere tinantin terang, uren gere tinantin sidang

Gelap tidak perlu ditunggu terang, hujan tidak perlu ditunggu berhenti. Hal ini berkaitan erat dengan bagaimana menyelesaikan permasalahan atau persoalan yang ada dengan cepat tanpa menunggu apapun.

Permasalahan yang sifatnya urgent harus segera diselesaikan secepat mungkin tanpa menunggu apapun.

Menunggu hanya akan membuat semuanya lebih rumit dan tidak kondusif, maka untuk itu haruslah segera diambil tindakan secepatnya.

Contoh dari pepatah gayo ini misal ada adak gadis yang dibawa pergi oleh seseorang, tentu harus segera diselesaikan urusannya, sebab berhubungan dengan martabat.

#7. Alihle kin langkahe, dodoho kin rebahe

Lenggangnya menjadikan langkahnya, condongnya menjadikan rebahnya. Maksud dari peribahasa ini adalah sesuatu perbuatan yang disesuaikan dengan siatuasi dan kondisi.

Bisa juga ini diartikan sebagai toleransi, jangan sampai sesuatu menimbulkan perpecahan dan yang tidak diinginkan.

Maka salah satu solusinya ialah menselaraskan perbuatan kita dengan kondisi dan situasi yang ada.

#8. Kona ni akang ari bekase, kona ni kukur ari linge

Tertangkap kijang dari bekasnya, tertangkap balam dari bunyinya. Perbuatan atau perilaku seseorang sebenarnya dapat dikenali dengan mudah dari jejak atau masa lalunya.

Sebagai contoh seorang maling dapat kita temukan pelakunya dengan cara melihat gerak geriknya, atau dari sidik jarinya.

Penutup

Dari kumpulan pepatah gayo di atas kita dapat mengambil beberapa kesimpulan berikut;

  1. Suku gayo memiliki peribahasa yang digunakan sebagai nasehat.
  2. Berisi seputar pembelajaran moralitas.

Demikian yang bisa guratgarut sajikan, semoga tulisan ini mendatangkan manfaat untuk kita semua.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com