Rumah Adat Sulawesi Selatan

  • 6 min read
  • Jul 18, 2022
rumah adat sulawesi selatan

guratgarut.com – Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan tradisi yang sangat kaya. Salah satunya ialah provinsi Sulawesi Selatan.

Provinsi dengan ibukota Makassar dengan luas wilayah hampir separuhnya hutan ini memiliki berbagai suku diantaranya.

  1. Bugis
  2. Mandar
  3. Toraja
  4. Duri
  5. Dll

Dari keberagaman suku yang dimiliki Sulawesi Selatan. Tercipta berbagai macam budaya seperti baju adat, tarian, bahasa, hingga rumah adat yang berbeda pada setiap sukunya.

Dengan gaya arsitektur yang khas dari beragam rumah adat Sulawesi Selatan, dalam artikel ini kita akan membahas tentang rumah adat dan jenis-jenis rumah adat yang terdapat di Sulawesi Selatan.

Baca Juga:
~ Keunikan Rumah Adat Papua
~ Megahnya Rumah Adat Aceh

Mengenal Rumah Adat Sulawesi Selatan

rumah adat sulawesi selatan
Sumber: brithdaytoday.pw

Pada umumnya rumah adat Sulawesi Selatan memiliki bentuk rumah panggung yang mempunyai tinggi kurang lebih sekitar 3 meter dari permukaan tanah.

Hal ini barangkali cukup mirip dengan rumah di Sulawesi pada umumnya, terutama dengan rumah tradisional Sulawesi Barat.

Setiap rumah memiliki tiang penyangga yang tertata rapi dan memiliki bentuk segi empat.

Ruangan adalah hal pembeda dari setiap jenis rumah adat yang ada di provinsi ini, ada yang mempunyai dua sampai tiga ruangan, ada juga yang mempunyai banyak ruangan.

Ruangan pada setiap rumah adat ini memiliki arti dan fungsi yang berbeda, dan juga memiliki filosofi tersendiri didalamnya.

Ada yang harus dibuat malam hari, ada yang harus menghadap matahari tenggelam, ada juga yang harus menghadap kiblat.

Jenis-Jenis Rumah Adat Sulawesi Selatan

rumah adat sulawesi selatan
Sumber: arcadiadesain.com

Setiap jenis rumah adat Sulawesi Selatan memiliki keunikan tersendiri. Seperti kalangan yang menempatinya entah itu bangsawan, kerajaan, atau rakyat biasa.

Sedikitnya ada lima buah jenis rumah adat yang ada di Sulawesi Selatan, diantaranya :

1. Rumah Adat Suku Makassar

rumah adat suku makassar
Sumber: daengcelebes.blogspot.com

Balla adalah sebutan lain bagi rumah adat ini. Rumah ini berbentuk rumah panggung yang memiliki tinggi 3 meter di atas tanah.

Rumah ini juga disanga dengan kayu yang berjumlah 5 penyangga ke arah belakang dan 5 penyangga ke arah samping.

Atap rumah adat suku Makassar ini memiliki bentuk pelana yang bersudut lancip yang menghadap ke bawah. Atap ini biasanya terbuat dari nipah, rumbia, bambu, ijuk, dan juga alang-alang.

Balla Lampoa sendiri memiliki arti sebagai rumah kebesaran yang dihuni oleh raja. Pada bagian puncak atap yang berbatasan dengan dinding terdapat bentuk segitiga yang dikenal dengan istilah “timbaksela”.

Untuk kaum bangsawan, susunan timbaksela terdiri dari tiga sampat lima bahkan lebih susunan ke atas.

Timbaksela memiliki simbol tersendiri bagi masyarakat Makassar, ini menandakan derajat kebangsawanan mereka.

Jumlah tangga juga menjadi simbol dari kebangsawanan, pada rumah bangsawan disebut dengan sapanan. Biasanya terdiri dari 3-4 anak tangga dengan pegangan yang disebut “coccorang”.

Sedangkan bagi rumah warga biasa disebut dengan istilah “tukak” yang memiliki jumlah ganjil dan tidak memiliki pegangan.

Rumah ini juga memiliki kolong rumah yang cukup tinggi, sekitar 3 meter dan disangga dengan 5 buah kayu ke arah belakang dan 5 ke arah samping.

1.1 Bagian Bagian Rumah Adat Suku Makassar

Rumah adat Suku Makassar juga terbagi menjadi beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing, diantaranya :

  1. Dego-Dego, Terletak di bagian terluar rumah yang berfungsi seperti teras yang berupa ruangan kecil untuk tempat duduk, dan juga sebagai tempat tamu untuk menunggu pemilik rumah menemuinya.
  2. Paddaserang Dallekang, Bagian ini memiliki fungsi sebagai ruang tamu dan menerima tamu, yang terletak setelah pintu masuk.
  3. Kala Balla, Merupakan bagian tubuh rumah yang terdiri dari beberapa ruangan. Letaknya berada dari pintu masuk hingga bagian belakang.
  4. Paddaserang Tangnga, Ruangan tempat dimana anggota keluarga atau ruang keluarga yang bersifat khusus hanya untuk anggota keluarga saja.
  5. Paddaserang Riboko, Merupakan bagian ruang belakang dan berfungsi sebagai tempat tidur atau kamar bagi para anak perempuan yang masih gadis.
  6. Balla Pallu, Terletak di bagian belakang rumah. Memiliki fungsi sebagai dapur tempat dimana mengolah bahan makanan. Tempat ini juga mempunyai keunikan yaitu ruangan yang posisinya lebih rendah daripada ruangan yang lain.
  7. Pammakakang, Tempat dimana menyimpan barang-barang berharga, bersejarah, dan warisan. Terletak dibawah atap, atau sama dengan loteng.
  8. Siring, Berfungsi sebagai gudang yang terletak di bagian bawah rumah.

2. Rumah Adat Suku Bugis

rumah adat suku bugis
Sumber: panduan wisata.id

Salah satu keunikan rumah adat ini ialah, rumah yang dapat dibongkar pasang dan bahkan bisa langsung dipindahkan ke tempat lain tanpa harus dibongkar.

Hal ini dikarenakan rumah adat Suku Bugis memiliki kerangka rumah yang berbentuk “H” yang terdiri dari tiang dan balok yang dirakit tanpa menggunakan paku atau pasak.

Pada rumah adat ini wajib memiliki tiga unsur penting yang memiliki unsur filosofi tersendiri, yaitu :

  1. Rakkeang, Bagian yang terletak antara penutup atap an langit-langit yang memiliki bentuk berongga yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyimpan pusaka dan bahan makanan.
  2. Alebola atau Watangmpola, Badan rumah yang terletak antara lantai dan langit-langit. Berfungsi sebagai hunian dan melakukan aktifitas. Diantaranya menerima tamu, berkumpul dengan keluarga, memasak, makan, dan menerima tamu.
  3. Awabola, Kolong rumah yang terletak antara lantai dan tanah yang umumnya digunakan untuk memelihara binatang ternak dan menyimpan alat-alat tani.

Ornamen pada rumah adat Bugis memiliki arti sebagai simbol status sosial bagi pemilik rumah.

Rumah adat Suku Bugis juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

2.1 Rumah Saoraja (Sallasa)

Memiliki bentuk persegi panjang dan memiliki ukuran yang cukup luas. Atapnya berbentuk prisma sebagai penutup bubungan yang disebut dengan “timpak laja”, yang dimana susunannya bertingkat-tingkat sesuai dengan status sosial pemilik rumah. Rumah saoraja juga biasanya digunakan oleh kaum bangsawan.

2.2 Rumah Bola

Berbeda dengan rumah saoraja yang dihuni oleh bangsawan, rumah ini dihuni oleh rakyat biasa. Memiliki ukuran yang lebih kecil dengan tangga yang tidak terlalu tinggi.

Rumah ini juga dihiasai dengan berbagai macam ornamen dengan nuansa alam, flora, dan fauna.

3. Rumah Adat Suku Luwuk

rumah adat suku luwuk
Sumber: nesabamedia.com

Rumah adat Suku Luwuk memiliki bentuk persegi empat yang memiliki jendela dan pintu yang ukuranya sama. Memiliki tiga sampai 5 puncak atau bubungan yang berfungsi sebagai penanda pemilik rumah.

Bagian pertama pada rumah ini terdapat ruangan yang luas dimana dulunya digunakan untuk membahas masalah kerajaan dan rakyat.

Dibagian kedua, ada 2 buah kamar yang digunakan oleh datuk dan sang raja. Dan dibagian akhir terdapat 2 buah kamar yang memiliki ukuran lebih kecil.

Rumah Raja Luwu merupakan rumah adat Sulawesi Selatan yang dibangun dengan 88 tiang yang berbahan kayu. Terdapat juga ukiran dan pahatan ornamen pada rumah ini.

Ornamen rumah ini juga sering disebut dengan “bunga prengreng” yang melambangkan filosofi hidup menjalar sulur, yang artinya hidupnya tidak terputus-putus.

Ornamen ini dapat ditemukan pada induk tangga, papan jendela, dan juga tutup bangunan atau anjong.

4. Rumah Adat Suku Mandar

rumah adat suku mandar
Sumber: pewartanusantara.com

Rumah adat Suku Mandar memiliki bentuk yang menyerupai rumah adat lainya yang berupa rumah panggung seperti rumah adat Suku Makassar dan Suku Bugis.

Perbedaanya terletak pada teras atau lego yang lebis luas. Dan juga cenderung memiliki warna lebih gelap dibandingkan dengan rumah adat yang lain.Ada juga yang mempertahankan warna dari kayu yang natural.

5. Rumah Adat Suku Toraja

rumah adat suku toraja
Sumber: travelingyuk.com

Masyrakat Suku Toraja menyebut rumah adatnya “tongkonan”. Rumah adat ini memiliki bentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu dan dilapisi ijuk hitam yang berbentuk melengkung seperti perahu terbalik.

Dibangun berjajar menghadap ke arah utara, dikarenakan masyarakat percaya bahwa mereka akan berkumpul dengan para leluhur dari utara setelah meninggal nanti.

Tongkonan memiliki ciri khas tersendiri pada ukirannya yang berwarna merah, hitam, putih, dan kuning.

Warna merah menajdi simbol kehidupan, hitam simbol kematian, putih simbol kesucian, dan kuning sebagai simbol anugrah.

Rumah adat Suku Toraja memiliki 3 bagian penting, yaitu :

  1. Ratting Banua, bagian atas yang merupakan loteng, yang biasanya digunakan untuk menyimpan pusaka dan benda berharga.
  2. Kale Banua, bagian inti pada rumah yang meliputi “Tengalok” atau bagian utara rumah yang berfungsi menerima tamu. Ada juga tempat tidur anak dan tempat meletakan sesaji. “Sali” atau bagian pusat tempat berkumpul keluarga, ruang makan, dapur dan meletakan mayat. Ruang Sambung atau bagian selatan yang berfungsi sebagai kamar kepala keluarga.
  3. Sulluk Banua, bagian bawah, yaitu kolong rumah yang memiliki fungsi untuk menyimpan alat-alat tani dan memelihara hewan ternak.

Rumah Tongkonan juga dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu diantaranya :

5.1 Tongkonan Layuk

Berfungsi sebagai tempat kekuasaan tertinggi karena sebagai pusat pemerintahan. Tempat dimana membuat dan mengkaji peraturan-peraturan adat.

5.2 Tongkonan Pekanberan (pekaindoran)

Biasanya dimiliki oleh anggota keluarga yang memiliki kedudukan dalam adat Toraja.

5.4 Tongkonan Batu Ariri

Biasanya jenis ini digunakan oleh masyarakat biasa yang tidak memiliki kekuasan dalam adat Suku Toraja. Namun rumah adat ini memiliki fungsi sebagai tempat pembinaan dan persatuan keluarga.

Selain fungsi yang disebutkan di atas, rumah adat Sulawesi Selatan ini juga memiliki ornamen pada rumah adat ini.

Ornamen yang digunakan menunjukan konsep keagamaan yang dikenal dengan istilah “passura” atau penyapain.

Dimana setiap guritan ukiran dan pahatan pada kayunya mengandung nilai magis bagi pemilik rumah.

Terdapat juga susunan tanduk kerbau yang terletak di depan rumah. Yang memiliki arti sebagai simbol status sosial, kekayaan, dan juga kemewahan bagi pemilik rumah.

Rumah adat Suku Toraja juga bukan terbatas sebagai hunian saja melainkan tempat dimana pusat berlangsungnya kehidupan sosial bagi Suku Toraja.

Baca Juga: Rumah Adat Betawi

Kesimpulan

Rumah adat atau tradisional yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan sangat beragam, setidaknya terdapat 5 rumah adat. Jumlah tersebut sesuai dengan suku yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan.

Masing-masing dari rumah adat memiliki ragam dan keunikan yang luar biasa, baik dari segi arsitektur, bentuk, filosofi hingga proses pembuatannya. Dari tulisan di atas kita dapat simpulkan sebagai berikut.

Nama Rumah AdatRumah Adat Suku Makassar Rumah Adat Suku Bugis Rumah Adat Suku Luwuk Rumah Adat Suku Mandar Rumah Adat Suku Toraja
ProvinsiSulawesi Selatan

Nah itu informasi yang dapat saya sampaikan, semoga tulisan ini menjadi informasi yang bermanfaat.

Jangan lewatkan informasi menarik lain, salah taunya ilah ragam rumah adat Batak.

Apabila kalian memiliki pertanyaan, silahkan sampaikan di kolom komentar!!

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Copyright 2020 - guratgarut.com